ARTI KESATUAN DALAM TATA HIJAU

By On Saturday, October 17th, 2015 Categories : Bikers Pintar

Dalam pemilihan tanaman pada tata hijau, selain harus mempertimbangkan karakter fisik tanaman dan fungsi dari kelompok tanaman yang ingin ditampilkan, prinsip kesatuan juga merupakan hal pokok yang harus dikuasai (Nelson, 1979). Hal ini karena melalui penerapan prinsip kesatuan, pemilihan tanaman yang sesuai dengan fungsi yang ingin ditampilkan dalam tata hijau akan lebih diarahkan pada suatu deretan kriteria, sehingga dapat dihasilkan suatu rancangan tata hijau yang utuh. Dengan demikian, apabila seseorang telah mennuasai prinsip tersebut, berarti telah memiliki pedoman di dalam mewujudkan suatu tata hijau yang berkualitas baik secara visual maupun fungsional.
Kesatuan daiam tata hijau merupakan kombinasi yang harmonis dari berbagai macam elemen-elemen yang dapat menghadirkan fungsi yang ingin diciptakan oleh masingmasing unit penanaman menjadi suatu kesatuan komposisi. Perwujudan dari kesatuan komposisi ini akan terjadi apabila masingmasing unit penanaman tata hijau saling mendukung satu sama lain (Austin, 1982). Kesatuan dari tiap unit penanaman dan antar unit penanaman dalam tata hijau ini dapat dicapai melalui kombinasi yang baik dari enam unsur yang saling tekait satu sama lain, yaitu kesederhanaan, keanekaragaman, penekanan, keseimbangan, rangkaian dan skala.
Sebagai unsur pertama, kesederhanaan merupakan suatu perpaduan yang halus atau sederhana dari elemen-elemen lansekap untuk menciptakan daya tarik, di samping tentunya memenuhi fungsi yang diinginkan. Kesederhanaan dapat diwujudkan melalui pengulangan dengan menggunakan bentuk, tekstur atau warna tanaman. Pengulangan tanaman yang dilakukan dengan tekstur atau warna yang sama, tapi jenis berbeda dapat memperkuat kesederhanaan. Me-lalui pengulangan mata pengamat akan terdorong untuk bergerak menikmatinya. Menurut Eckbo (1978) suatu pengulangan bentuk, warna dan tekstur tanaman yang sama dari unit penanaman ke unit lainnya dapat menciptakan suatu kesatuan rancangan dalam suatu komposisi total.
Dalam usaha agar penerapan untuk kesederhanaan dapat terimbangi dan terkontrol suatu tata hijau perlu diterapkan unsur kedua dari prinsip kesatuan yaitu keanekaragaman. Penerapan unsur ini dilakukan untuk menciptakan daya tarik dan mencegah suasana monoton yang mungkin terjadi. Untuk itu, agar kombinasi yang baik antara kedua unsur tersebut terwujud, suatu keseimbangan antara keduanya perlu mendapatkan perhatian yang seksama.
Selain itu, dalam suatu tata hijau juga diperlukan adanya penekanan pada unit-unit tertentu yang digunakan sebagai titik pandang (Point of Interest) dari keseluruhan rancangan penanaman. Penekanan dapat terwujud apabila dalam satu unit dari tata hijau dapat menyita perhatian pengamat lebih lama dari keadaan sekelilingnya (Iwan Ismaun, 1987). Oleh sebab itu, penekanan dalam suatu tata hijau akan berhasil apabila jumlah keanekaragaman dapat terkontrol.
Untuk mewujudkan keterkaitan dari unit penanaman yang ditetapkan sebagai titik pandang dengan unit-unit penanaman lainnya perlu dibentuk suatu rangkaian yang berkesinambungan yang menyatukan. Bentukan rangkaian tersebut dapat diciptakan dengan penggunaan bentuk, tekstur dan warna maupun kombinasi dari masingmasing karakter dan warna maupun kombinasi dari masing-masing karakter fisik tadi. Maksudnya semua perubahan baik dalam hal bentuk, tekstur maupun warna harus dimanfaatkan dalam pembentukan suatu rangkaian yang berkesinambungan (Simonds, 1983). Perlu diingat bahwa jika terlalu banyak keanekaragaman dalam penerapan kombinasi di atas, maka kesan suatu rangkaian yang berkesinambungan bisa hilang. Sebagai unsur pembentuk kesatuan dalam tata hijau, suatu rangkaian yang baik, dapat menjadi irama dalam suatu rancangan penanaman yang dapat menuntun mata pengamat untuk mengikuti secara perlahan dari satu unit penanaman ke unit penanaman yang lain, hingga pada suatu unit yang telah ditetapkan sebagai pusat pandangan.
Sebagai salah satu unsur terkait dalam prinsip kesatuan, keseimbangan tidak hanya harus terwujud secara visual tapi juga harus dapat dfrasakan. Pada keseimbangan, komposisi tata hijau yang tercipta mengesankan bobot yang sama antara masing-masing sisi dari unit penanaman. Suatu keseimbangan dapat terjadi secara simetris, di mana salah satu sisi dari suatu pusat pandangan adalah cerminan sisi lainnya. Selain itu, ke-seimbangan dapat pula terbentuk secara asimetris, di mana kese-imbangan yang tercipta tidak melalui penggunaan materi yang sama tapi lebih pada bobot yang sama (Hackett, 1979). Hal tersebut di atas dapat diwujudkan melalui penerapan kombinasi unsur tanaman dengan mempertimbangkan perpaduan karakter fisik tanaman. Dengan demikian, tata hijau yang tercipta dapat menghindari terjadinya suatu unit yang secara tercipta dapat menghindari tejadinya suatu unit yang secara visual lebih dominan dibandingkan unit lainnya, yang dapat menyebabkan unit lainnya menjadi hilang dalam komposisi tersebut.Kelima unsur yang telah diuraikan di atas, tidak akan mempunyai arti apabila perancang tidak mempertimbangkan ckala sebagai unsur terakhir yang berperan dalam mewujudkan kesatuan tata hijau. Dalam penerapannya, dikenal dua jenis skala yaitu skala absolut dan skala relatif. Skala absolut digunakan pada gambar-gambar rencana untuk memperoleh ukuran yang pasti sebagai wakil dari ukuran yang sebenarnya di lapangan. Sedangkan* skala relatif digunakan dalam menghubungkan satu unit penanaman dengan unit penanaman yang lain dengan menggunakan perasaan dalam menetapkan ukuran, dalam hal ini manusia cenderung untuk membandingkannya dengan dirinya (Ingels, 1978). Suatu tata hijau yang baik dari suatu rancangan ruang luar, selain harus menerapkan skala relatif, biasanya juga menggunakan skala absolut dalam memudahkan pengungkapan wujud tata hijau pada suatu gambar rencana.
Gambar dari suatu rancangan penanaman harus merupakan cerminan dari keberadaan komposisi tanaman yang telah memiliki 75-100 % ukuran dewasa’yang’akan digunakan pada suatu tata hijau dalam ukuran skala tertentu. Tindakan tersebut agar gambaran asli keseluruhan tata hijau dari setiap unit rancangan penanaman dan keterkaitan di antaranya dapat terlihat secara utuh, sebelum benar-benar dilaksanakan di lapangan. Ini dimaksudkan agar wujud tata hijau yang ingin ditampilkan dapat diinformasikan kepada orang lain, sehingga apabila kesatuan rancangan penanaman yang diharapkan belum terwujud dapat segera diketahui dan diperbaiki sebeium pelaksanaan di lapangan. Untuk itu, gambar rencana tersebut biasanya dilengkapi dengan gambar-gambar pendukung lainnya seperti tampak dan sketsa untuk memperjelas penginformasian gagasan pada orang lain. Dengan demikian penghematan biaya dalam mewujudkan suatu tata hijau yang berkualitas baik secara visual maupun fungsional dapat dilakukan. Pada gambar 3 disajikan suatu contoh penerapan prinsip kesatuan dalam tata hijau secara utuh pada sebuah taman mungil.

ARTI KESATUAN DALAM TATA HIJAU | ADP | 4.5