BEBERAPA ANGGAPAN DASAR MENGENAI KEBUDAYAAN

By On Friday, October 31st, 2014 Categories : Bikers Pintar

Kebudayaan dapat disesuaikan. Kenyataan bahwa banyak kebudayaan bertahan dan malah berkembang menunjukkan bahwa kebiasaan-kebiasaan yang dikembangkan oleh suatu masyarakat, disesuaikan dengan kebutuhan-kebutuhan tertentu dari lingkungannya. Ini tidak mengherankan, karena kalau sifat-sifat budaya tidak disesuaikan kepada beberapa keadaan tertentu, kemungkinan masyarakat untuk bertahan akan berkurang. Tiap-tiap adat yang meningkatkan ketahanan suatu masyarakat dalam lingkungan tertentu merupakan adat yang dapat disesuaikan. Pada umumnya, kebudayaan dikatakan bersifat adaptif, karena kebudayaan itu melengkapi manusia dengan cara-cara penyesuaian diri pada kebutuhan- kebutuhan fisiologis dari badan mereka sendiri, dan penyesuaian pada lingkungan yang bersifat fisik-geografis, maupun pada lingkungan sosialnya. Banyak cara berlaku yang wajar dalam hubungan tertentu yang bagi seorang pengamat memberi kesan janggal, akan difahami jika dipandang dari sudut hubungan masyarakat dengan lingkungannya. Misalnya, kita akan heran karena adanya pantangan pergaulan seksual bagi kaum ibu dalam masyarakat tertentu sesudah melahirkan anak sampai anaknya berumur dua tahun dan disapih. Tetapi di daerah-daerah tropis, di mana sering berlaku pantangan seperti itu, itu mungkin merupakan suatu cara menyesuaikan diri pada lingkungan fisik. Tanpa larangan seperti itu, sang ibu mungkin lekas hamil lagi, dan tidak dapat lagi menyusui anaknya. Tanpa susu ibu, si anak mungkin meninggal, karena dihinggapi penyakit kwashiorkor, suatu penyakit berat yang disebabkan oleh kekurangan protein yang umum berjangkit di daerah tropis. Pantangan itu akan menolong anak itu untuk hidup lebih lama.12

Sebagaimana kebudayaan merupakan suatu penyesuaian pada lingkungan fisik dan kebutuhan-kebutuhan biologis, kebudayaan juga merupakan suatu penyesuaian pada lingkungan sosial. Misalnya, tidak diketahui pasti apa sebabnya suku Indian Hopi membangun pemukiman di puncak-puncak mesa (pegunungan-pegunungan bentuk meja); mereka tentu mempunyai alasan- alasan yang kuat untuk itu, karena banyak sekali kesulitan-kesulitan praktis dalam memilih tempat seperti itu — umpamanya kesulitan jauhnya mengangkut air ke pemukiman itu. Mungkin juga orang-orang Hopi memilih membangun kampungnya di puncak-puncak mesa, demi maksud-maksud pertahanan mereka, ketika kelompok Indian yang berbahasa Athapaskan (suku-suku pemburu Navajo dan Apache) berpindah ke daerah orang-orang Hopi. Dengan lain perkataan, suku Indian Hopi mungkin menyesuaikan kebiasaan hidup berkenaan dengan tekanan-tekanan sosial.

Kebiasaan yang ada dalam masyarakat tertentu merupakan penyesuaian masyarakat itu terhadap lingkungannya; tetapi cara penyesuaian yang satu itu bukanlah mewakili semua cara penyesuaian yang mungkin diadakan. Masyarakat manusia yang berlainan mungkin saja memilih cara-cara penyesuaian yang berbeda terhadap keadaan yang sama. Demikianlah di Amerika Selatan, yang merupakan daerah kadar protein rendah juga, tidak ada pantang pergaulan seksual selama masa lama sesudah melahirkan, tetapi pengguguran kandungan merupakan perbuatan biasa. Hal ini mungkin saja mempunyai fungsi yang sama dengan menjarangkan kelahiran dan dengan demikian mencegah penyapihan bayi terlalu cepat.

Demikian juga, suku Indian Hopi yang dengan mendadak dihadapi oleh suku-suku Navajo dan Apache yang bermusuhan dan bersifat ekspansionis, tentu mesti bertindak untuk melindungi diri. Tetapi, daripada membangun pemukiman mereka di puncak-puncak mesa yang mudah dipertahankan (seperti yang telah dicatat) mereka dapat mengembangkan beberapa kesatuan latihan militer untuk pertahanan. Alasan mengapa suatu masyarakat mengembangkan suatu jawaban tertentu terhadap suatu masalah dan bukan memberi jawaban lain yang sebenarnya dapat dipilihnya, memerlukan penjelasan. Tetapi hal lain harus kita ingat juga, yaitu suatu masyarakat tidak harus menyesuaikan diri pada keadaannya yang khusus. Walaupun pada umumnya orang memang mengubah tingkah laku sejalan dengan apa yang menurut perkiraan mereka akan berguna bagi mereka, hal itu tidak selalu terjadi. Lagipula, apa yang dikira orang sebagai berguna, tidak selamanya dapat dicapai sebagai penyesuaian. Malahan ada masyarakat yang dengan pengembangan unsur budaya tertentu melakukan penyesuaian yang salah artinya, kebiasaan- kebiasaan itu mengurangi ketahanan masyarakat yang menggunakannya atau mempertahankannya. Kita telah mengatakan, bahwa di Irian ada suku-suku bersahaja tertentu yang menganggap kaum wanita sebagai individu yang pada hakekatnya kotor dan berbahaya dan hubungan fisik dengan mereka hendaknya dibatasi. Andaikata suatu suku semacam itu memutuskan untuk menerima homo seksualitas sebagai pola seksual yang dibiasakan, jelaslah dapat diramalkan, bahwa masyarakat dengan kebiasaan seperti itu tidak akan hidup lama. Dan memang ada bukti yang mengungkapkan bahwa beberapa masyarakat di jaman lampau telah punah karena memakai kebiasaan-kebiasaan yang merugikan.13

Masih ada unsur budaya yang lain seperti mode pakaian dan peraturan sopan santun yang mungkin bersifat “netral” dipandang dari sudut adaptasi. Artinya, hal itu mungkin tidak mempunyai hubungan langsung dengan kebutuhan- kebutuhan biologis atau dengan keadaan lingkungan. Unsur-unsur lain lagi, mungkin merupakan peninggalan dari masa lalu; mungkin unsur itu mempunyai nilai adaptasi di jaman lampau, tetapi nilai tersebut tidak berlaku lagi. Umpamanya, kancing-kancing dan lengan baju jas lelaki, yang tidak terjahit di ujungnya; pernah mempunyai maksud tertentu agar lengan baju dikancing lebih ketat pada pergelangan tangan. Namun, walaupun mode menghendaki agar lengan baju jas pria harus longgar di pergelangan tangan, kancing-kancing dan pinggir yang terbelah tetap bertahan, pada waktu-waktu tertentu.

Incoming search terms:

  • kebudayaan dapat disesuaikan
BEBERAPA ANGGAPAN DASAR MENGENAI KEBUDAYAAN | ADP | 4.5