KLASIFILASI JENIS ANGKUTAN UDARA

By On Saturday, July 13th, 2013 Categories : Bikers Pintar

ANGKUTAN UDARA adalah alat transportasi yang digunakan untuk benda lain dari satu tempat ke tempat lain melalui udara. Saat ini ada dua jenis alat angkut udara yang dikenal, yakni pesawat terbang dan helikopter. Pesawat Terbang Pengangkut. Pesawat terbang secara umum dapat digolongkan menjadi lima kelompok besar, yaitu: pesawat terbang transpor komersial, pesawat terbang ringan, pesawat terbang militer, pesawat terbang amfibi, pesawat terbang khusus.

Pesawat Terbang Transpor Komersial adalah pesawat udara pengangkut dengan ukuran besar yang dimiliki oleh perusahaan pencrbangan. Uinumnya, sebagian besar dari kapasitas angkutnya dirancang untuk membawa penumpang dan sisanya untuk mengangkut barang. Tetapi beberapa perusahaan penerbangan mempunyai pesawat yang dirancang khusus untuk mengangkut barang. Pesawat angkut komersial yang palifig modern adalah hasil kerja sama Inggris dan Perancis dengan nama Concorde. Ini adalah pesawat angkut supersonik tercepat, yang dapat membawa lebih dari 100 orang dengan kecepatan 2.494 kilometer per jam. Pesawat ini dapat terbang dari Paris ke New York dalam waktu kurang dari empat jam. Pesawat jenis ini di Indonesia tidak ada, karena pemerintah tidak mengizinkannya lewat ataupun mendarat di daerah teritorial Indonesia. Boeing 747 dapat membawa sekitar 500 penumpang; di dalamnya ada 12 kamar kecil dan enam dapur serta dapat membawa lebih dari 178.000 liter bahan bakar. Pesawat ini dirancang khusus untuk penerbangan jarak jauh. Pesawat dengan bobot 317 ton ini sanggup terbang nonstop sejauh 9.700 kilometer (lebih jauh dari jarak New York ke Tokyo). Dengan empat mesin jetnya, Boeing 747 sanggup terbang pada ketinggian 9.100 sampai 13.700 meter dan dapat bertahan dalam cuaca yang penuh badai. Beberapa pesawat dengan tiga mesin jet dapat mem¬bawa penumpang dengan jumlah sama dengan pesawat empat mesin jet, seperti Boeing 727 dan DC-10. Tetapi pesawat tiga jet ini dirancang untuk penerbangan jarak pendek, dan dapat menggunakan landasan pacu yang lebih pendek. Pesawat jenis ini juga di¬gunakan di Indonesia dan dimiliki oleh perusahaan penerbangan Garuda Indonesian Airways (OIA). Pesawat komersial dengan dua mesin berbaling-baling dapat membawa sampai 100 penumpang dengan kecepatan 640 kilometer per jam; jarak tempuhnya re- latif pendek. Tetapi dengan dua mesin jet, pesawat dapat terbang lebih jauh dan lebih cepat. Sebagai contoh, DC-9 dan Boeing 767 dapat mencapai kecepatan 925 kilometer per jam dengan jarak jelajah 3.200 kilometer; kapasitas maksimumnya hampir se- tingkat dengan pesawat empat mesin jet.

 

Pesawat Terbang Ringan lebih kecil dibanding pesawat komersial. Umumnya pesawat ini bermesin tunggal dengan penggerak baling-baling atau jet. Pesawat yang dapat lepas landas dan mendarat di lapangan terbang kecil ini umumnya milik perorangan, perusahaan-perusahaan, atau yayasan misi. Beberapa dari pesawat ini beratnya tidak lebih dari beberapa ratus kilogram dan hanya mempunyai sebuah ruangan untuk pilot. Tetapi ada juga pesawat semacam ini yang dapat membawa 12 penumpang. Pesawat ringan terbesar yang mempunyai dua tangki bahan bakar dengan mesin jet dapat membawa 19 penumpang. Jenis ini kebanyakan dimiliki oleh perusahaan-perusahaan penerbangan kecil, antara lain Air Taxi Service dan Commuter Airliner, untuk membawa penumpang antar lapangan terbang kecil.

 

Puluhan buah pesawat Boeing 737 sedang dalam tahap penyelesaian di pabriknya, di Everett, Washington, Amerika Serikat. Jenis ini tercatat sebagai pesawat terbang yang paling banyak diprortuksi selama ini. Sampai akhlr 1987, sebanyak t,842 pe sawut telah dipesan dan diproduksi. Pesawat itu dapat mengangkut 108 sampai 146 penumpang.

Pesawat terbang ringan banyak digunakan di pelosok-pelosok yang sulit dicapai, antara lain di pedalaman Kalimantan, pedalaman Irian, dan Sulawesi. Pesawat ringan ini antara lain digunakan untuk mengangkut pos, mengambil foto udara, memeriksa erosi tanah, memadamkan api, dan untuk belajar terbang bagi calon pilot. Pesawat Ultra Ringan (Ultra Light) adalah pesawat terbang ringan khusus, yang banyak digunakan untuk rekreasi dan olahraga. Pesawat dengan satu atau dua tempat duduk ini hanya mempunyai satu mesin, beratnya tidak lebih dari kilogram serta dapat membawa 19 liter bahan bakar. Pesawat ini diizinkan terbang di bawah ketinggian 3.000 meter dengan kecepatan tertinggi 89 kilometer per jam. Di Indonesia penggemar pesawat jenis ini cukup banyak dan makin berkembang, sehingga pernah diadakan Reli Pesawat Ultra Ringan dengan jarak Jakarta-Surabaya pulang-pergi.

 

Pesawat Terbang Militer adalah pesawat terbang yang dipakai khusus untuk angkatan bersenjata. Beberapa pesawat terbang militer dibuat dari pesawat biasa yang dipesan pada pabrik pembuatnya dengan modifikasi khusus. Contohnya, angkatan perang fr Amerika Serikat menggunakan model khusus dari I Boeing 747 untuk mengangkut pasukan dan untuk tanker udara (untuk memasok bahan bakar pesawat f (empur di udara). Angkatan Udara Indonesia memesan modifikasi khusus dari CN-235 dari pabrik pembuatnya, IPTN (Industri Pesawat Terbang Nusantara, dulu Nurtanio), di Bandung. Pesawat ini digunakan untuk mengangkut pasukan dan peralatan- t. peralatan iempur ke daerah-daerah terpencil yang mempunyai landasan pacu pendek.

Ada juga pesawat terbang militer yang dibuat secara khusus, antara lain pesawat pembom, pesawat pemburu, dan pesawat angkut. Misalnya, Lockheed C-5 Galaxy dapat membawa dua kendaraan lapis baja seberat 45 ton atau 350 prajurit. Yang lain adalah pesawat pengintai Lockheed SR-71, yang dapat terbang sampai ketinggian 30.000 meter dengan kecepatan lebih dari 3200 kilometer per jam. Pesawat lain adalah pesawat pemburu F-16.

 

Pesawat Terbang Amfibi adalah pesawat terbang yang dapat mendarat dan lepas landas dari atas air. Pesawat amfibi dapat dibagi menjadi tiga jenis: Floatplane, Flying boat, dan Amphibian. Floatplane dan Flying boat hanya dapat mendarat dan lepas landas dari atas air, sedangkan Amphibian dapat dioperasikan untuk mendarat dan lepas landas dari atas air atau dari landasan pacu. Floatplane dilengkapi dengar pelampung yang besar di bawah sayap. Flying boat mempunyai badan kedap air, yang mengapung di ait seperti lambung kapal pada kapal laut. Amphibian adalah Floatplane atau Flying boaI yang dilengkapi dengan roda-roda pada pelampung atau lambung pesawat. Pilot pesawat terbang dapat menarik roda itu naik atau turun. Pesawat jenis ini antara lain Catalina. HU-16 Albatros, dll.

 

Pesawat Terbang Khusus dirancang untuk keperluan-keperluan khusus. Di negara-negara maju banyak petani menggunakan pesawat ini untuk menyemprotkan insektisida, bibit, dan pupuk. Pesawat udara ini dirancang untuk dapat terbang pelan dan rendah, dan merabawa tangki besar yang penuh cairan kimia. Pesawat amfibi buatan Kanada dirancang khusus untuk memadamkan kebakaran hutan. Pesawat ini dapat mendarat di atas danau.

 

Pengatur Lalu-lintas Udara adalah pengendalian jalan raya udara/penerbangan. Pada setiap bandar udara terdapat suatu tempat untuk mengendalikan dan mengatur lalu-lintas jalan raya penerbangan, yang biasa disebut Menara Pengawas. Di dalam ruangan yang seluruh dindingnya terbuat dari kaca, para pengatur lalu-lintas udara selalu siap siaga. Setiap pesawat yang akan tinggal landas dan mendarat ada dalam pengawasan mereka. Siang malam tempat itu selalu penuh dengan pembicaraan radio antara menara pengawas dan pesawat, pembicaraan antara orang-orang yang tidak pernah saling melihat, tetapi bekerja sama dalam drama abadi lapangan udara. Kesalahan mereka dalam saling tukar informasi merupakan ancaman bagi banyak nyawa di pesawat itu dan pesawat lain. Ruangan itu dilengkapi radar, radio komunikasi, komputer, dan layar peraga. Agar lalu-lintas udara tertib dan lancar, pengaturannya dibagi menjadi tiga bagian, yaitu: (1) pengaturan di darat sampai ke tempat parkir, (2) pengaturan landasan pacu untuk mendarat dan lepas landas, dan (3) Pengaturan selama penerbangan.

Incoming search terms:

  • pesawat kecil berbaling-baling
  • definisi angkutan udara
KLASIFILASI JENIS ANGKUTAN UDARA | ADP | 4.5