MENGENAL ABDUL KADIR – Pelatih dan pemain sepak bola senior yang terkenal di tahun 1970-an di Indonesia. Ia mulai kariernya sebagai pelatih sejak tahun 1985 di Klub Galatama, melatih Kramayudha Tiga Berlian. Ia berhasil mengantar klub itu menjadi runner up (1986), dan menduduki urutan ketiga (1985) dalam perebutan Piala Liga.
Kadir mengantar klub Yanita Utama (Bogor) menjadi juara dua kali (1983/1984, dan 1984/1985). Pada tahun 1989 ia bergabung dengan dua pelatih lain, M. Basri dan Iswadi Idris, dalam menyusun tim sepak bola Indonesia untuk kejuaraan sepak bola dunia di Italia (1990). Ketiga pelatih ini kemudian dikenal dengan “Trio Basiska”. Namun trio ini gagal karena dalam pertandingan penyisihan di grup IV Asia tim Pra Piala Dunia Indonesia asuhan mereka kalah. Setelah kegagalan ini trio tersebut diberi kepercayaan mempersiapkan tim sepak bola Indonesia untuk SEA Games Kuala Lumpur (1989).
Abdul Kadir lahir di Bali. Ia besar di Surabaya. Kebolehannya bermain bola tampak sejak ia duduk di bangku SLTP. Ia tergabung dalam klub Assyaabab di Surabaya. Baru setahun duduk di SLTA ia menerima panggilan dari PSSI untuk memperkuat tim nasional PSSI ke Asian Games Bangkok (1966). Tetapi karena bertubuh pendek dan baru berusia 17 tahun, Kadir tidak disertakan ke Bangkok.
Abdul Kadir kemudian menyelesaikan SLTA di sekolah khusus olahragawan di Ragunan, Jakarta. Ia memperoleh ijazah S-l untuk melatih sepak bola pada tahun 1985.
Pada tahun 1965 Kadir terpilih untuk memperkuat tim nasional ke Kejuaraan Junior Asia. Saat itu Indonesia hanya berada di urutan ke-4. Karena gaya bermainnya gesit sedangkan tubuhnya kecil, ia sering dijuluki “si kancil” oleh banyak pengamat bola.