MENGENAL JENIS KELABANG

By On Tuesday, April 15th, 2014 Categories : Bikers Pintar

MENGENAL JENIS KELABANG – Suatu jenis binatang darat. Tubuhnya beruas-ruas dan terbagi atas kepala dan badan. Kulit­nya yang berkhitin berfungsi sebagai kerangka luar. Bentuknya gepeng memanjang dan langsing, seperti terhimpit. Setiap ruas badannya dilengkapi sepasang corong hawa dan sepasang kaki yang juga beruas-ruas dengan pangkal kaki berjarak antara yang kanan dan kiri. Tubuhnya mempunyai panjang 1 – 30 sentimeter dan berwarna anekaragam menurut jenisnya, misal­nya kuning cerah, cokelat gelap sampai kehitam-hi­taman, kehijau-hijauan, kelabu, dan kelabu kemerah- merahan. Kadang-kadang kepala dan ruas-ruas ba­dannya memiliki warna berbeda dengan bagian lain.

Pada bagian kepala kelabang terdapat mulut, sepa­sang sungut, dan sepasang kelompok mata samping. Permukaan kepalanya ditumbuhi rambut-rambut ha­lus yang pendek, namun jarang. Mulutnya dilengkapi dengan bibir, alat pengunyah bergerigi, sepasang ra­hang besar atau taring, dan sepasang rahang kecil. Se­benarnya, taring yang terdiri atas tiga ruas ini merupa­kan kaki pada ruas badan pertama yang sudah mengalami perubahan bentuk dan fungsi. Bagian yang mengandung kelenjar bisa ini mempunyai ujung yang keras, tajam, dan berbentuk seperti cakar atau taring. Kelenjar bisanya berbentuk bulat dengan sa­luran bisa yang berlubang di dekat ujung taring. Ta­ring berguna untuk menerkam, menggigit, dan mera­cuni mangsanya. Rahang kecil terletak di depan taring dan terdiri atas tiga ruas. Ruas ketiganya berambut le­bat seperti sikat, sedangkan ujungnya berkuku tegap dengan dua taji di samping pangkal kuku. Sungutnya beruas 17 – 34, dan terletak di ujung depan kepala.

Bentuknya bulat memanjang dan makin mengecil ke ujung. Ruas pertama sampai ketiga atau keenam rata dan mengkilap, sedangkan ruas-ruas lainnya tertutup rambut halus. Sepasang kelompok mata kecil terletak di sebelah belakang sungut, masing-masing terdiri atas empat buah mata samping. Bidang bawah kepala bagian belakang, yang merupakan ruas badan perta­ma, biasanya memiliki dua alur membujur, sedangkan bagian depan dilengkapi sepasang rahang bawah.

Tubuhnya terdiri atas 21 – 23 ruas. Ruas badan per­tama dilengkapi dengan taring, sedangkan yang lain dengan sepasang kaki dan sepasang corong hawa. Pa­da ruas badan terakhirnya terdapat lubang kelamin, dubur, dan sepasang kaki yang lebih panjang daripada kaki-kaki depannya, sehingga tampak seperti ekor yang bercabang. Kaki-kakinya memiliki tujuh ruas dengan ujung berkuku yang di pangkal kuku dileng­kapi dengan dua buah taji samping.

Alat pernapasannya berupa corong hawa atau tra- khea, dengan lubang trakhea yang disebut stigmata pada samping ruas badan, atau dekat tepi ruas badan ke-3, 5, (7), 8, 10, 12, 14, 16, 18, 20, dan (22). Pada ruas badan ke-17 dan ke-22 kadang-kadang tidak ada stigmata. Bentuknya berupa celah, segitiga atau lon­jong, dengan atau tanpa alat penutup. Jantan dan beti­nanya tak terbedakan, kecuali jika yang betina sedang bertelur. Telurnya berjumlah 15-30 butir dan dile­takkan di tempat terlindung yang gelap. Biasanya, telur ini berwarna kekuningan, tembus cahaya, dan bergaris tengah 1 – 2 milimeter. Induknya selalu merawat, melindungi, dan menjaga telurnya, sampai menetas menjadi anak kelabang, dan dapat berjalan. Untuk menjadi dewasa, anak kelabang melakukan be­berapa kali ganti kulit. Masa dewasa dicapai setelah umur 2-3 tahun. Pada tahun berikutnya, kelabang hanya bertukar kulit satu kali setiap tahunnya. Kela­bang dapat mencapai umur lebih dari 10 tahun. Kela­bang memiliki perilaku hidup menyendiri.

Kelabang aktif mencari makan pada malam hari. Makanannya berupa cacing tanah, labah-labah, se­rangga, cicak, anak tikus, anak burung, dll. Kelabang tahan hidup tanpa makan selama beberapa minggu atau-bulan, namun setiap hari binatang ini harus mi­num. Pada siang hari, kelabang bersembunyi di tem­pat yang gelap dan lembap, seperti dalam liang di ta­nah, di bawah tumpukan batuan, kayu, kulit kayu, gorong-gorong selokan, sampah, serasah dan rerun­tuhan bangunan.

Bisa kelabang mengandung racun histolitik atau perusak jaringan tubuh. Bisa ini bersifat asam, sukar larut dalam air, dan berwarna keruh. Sebenarnya, ra­cun ini hanya digunakan untuk membunuh mangsa, namun berbahaya pula bagi manusia. Mangsanya di­terkam dengan taring, lalu digigit sambil diracuni; ka­dang-kadang, mangsa dililit dengan tubuhnya, bila tu­buh mangsanya besar.

Gigitan berbisa kelabang terasa sangat sakit, seper­ti ditusuk-tusuk jarum. Akibat gigitan ini diikuti geja­la bengkak kemerah-merahan pada bekas gigitan dan sekitarnya dengan warna kehitaman pada pusat gigit­an, kelenjar limfa setempat bengkak, demam, meng­gigil, gelisah, sukar tidur, terutama bagi anak-anak dan orang yang alergi terhadap gigitan serangga. Namun, gigitan kelabang tidak menyebabkan kematian pada manusia.

Di seluruh dunia dikenal lebih kurang 250 jenis kelabang, dan sekitar 77 jenis ditemukan di kawasan Asia Tenggara. Karena bentuk tubuhnya hampir sama, jenis-jenis kelabang yang bertubuh kecil biasa­nya dikira sebagai anak kelabang bagi orang awam Umumnya istilah kelabang digunakan untuk jenis ke­labang yang berukuran panjang lebih kurang 10 sen­timeter. Yang berukuran lebih kecil dan sangat lang­sing biasanya dinamakan kelemayar atau wrena, rena (Jawa), leunyai (Sunda), sedangkan yang panjang tu­buhnya sejengkal atau lebih dinamakan lipan.

Kelabang Besar bercirikan panjang tubuh 8-12 sentimeter. Warnanya beraneka ragam, dari keku­ningan sampai kuning kemerahan, kadang-kadang de­ngan tepi belakang ruas-ruas badan berwarna kehija­uan, kuning kehijauan atau hijau gelap; kepala dan ruas badan terakhir berwarna kecokelatan. Permuka­an kepalanya tidak beralur. Sungutnya terdiri atas 17 -23 ruas, biasanya berjumlah 19-20 ruas, dengan ruas pertama sampai keenam atau ketujuh rata atau halus, sedangkan sisanya berambut halus dan pendek. Ruas badan kedua atau ketiga beralur di tengah, dan tepi ruas badan ketiga sampai ke-19 beranekaragam. Ruas badan kedua sampai ke-20 beralur dua buah. Ra­hang bawah bergerigi 4 atau 5 buah. Kaki pertama sampai ke-19 atau ke-20 berkuku dengan sebuah taji. Pangkal kaki juga bertaji 3, 4, atau 5 buah, dan dekat sisi belakangnya terdapat sebuah taji. Kaki terakhir bagian bawah dilengkapi dengan tiga taji berderet, sedangkan pada bagian atas bertaji 4-6 buah yang terbagi dalam dua deretan, dan ujungnya bertaji 3-8 buah, biasanya 4 buah. Penyebarannya dikenal kosmopolitan di daerah tropika, subtropika, dan daerah beriklim sedang. Un­tuk meringankan rasa sakit, bekas gigitan kelabang besar biasa dikompres.

Lipan berukuran panjang tubuh sejengkal atau le­bih, yaitu 20 – 23 sentimeter. Kepalanya dilengkapi dengan lekukan-lekukan kulit tanpa alur tengah. Su­ngutnya beruas 17-20 ruas, biasanya 18-19 ruas, dengan enam ruas pertama rata atau halus, dan lain­nya berambut halus dan pendek. Ruas-ruas badan ke­dua sampai ke-9 beralur tengah lemah. Ruas badan kelima sampai ke-16 berbatas tepi yang tampak jelas. Ruas badan terakhir tampak tanpa alur tengah. War­nanya cokelat kemerahan.

Rahang bawahnya dilengkapi 4-9 buah gerigi. Permukaan dadanya beralur membujur. Sepasang ka­ki, rahang atau taring berfungsi untuk menerkam, menggigit, dan meracuni mangsanya, pi sebelah de­pan taring terdapat rahang kecil dengan ruas terakhir berkuku tegap bertaji 1 – 3 buah pada pangkal kuku, dan berbulu sikat di sampingnya. Ujung kaki-kakinya berkuku dengan dua buah taji, dan di sebelah atasnya terdapat sebuah taji. Kaki terakhir lebih panjang dari­pada kaki-kaki di depannya, ujungnya berkuku de­ngan 1 – 3 buah taji pada pangkal kuku.

Gigitan berbisa lipan pernah dilaporkan dapat ber­akibat kematian. Namun menurut hasil penelitian ter­akhir ternyata bisa lipan tidak akan berakibat kema­tian pada manusia. Gejala-gejala akibat gigitan lipan akan berangsur sembuh dalam beberapa hari. Dosis yang menyebabkan 50 persen kematian bagi mencit putih (berat badan 20 gram) sebesar 1,2 kelenjar bisa lipan yang diberikan dengan suntikan ke dalam otot. larniot dan merpati akan mati selama 8 – 16 jam se­alah disuntik dengan 2,5 kelenjar bisa lipan.

Daerah penyebarannya dikenal kosmopolitan di daerah tropika dan subtropika. Kelemayar bercirikan tubuh pipih memanjang, ke­cil, dan sangat langsing. Ukurannya kira-kira sebesar batang korek api atau lidi, sepanjang 5 – 7,6 sentime­ter. Warnanya cokelat kemerahan. Binatang ini sering ditemukan menjalar di dinding atau tembok rumah. Sebagai ciri yang lebih khas, jika kelemayar diganggu dengan sentuhan atau dijepit, tubuhnya akan menge­luarkan cairan berbau langu dan bercahaya kehijau- hijauan seperti sinar fosfor. Seperti jenis kelabang lainnya, kelemayar memiliki kaki rahang bisa. Namun biasanya binatang ini tidak berbahaya bagi manusia, karena taringnya sangat kecil, sehingga racunnya pun sangat sedikit.

 

Incoming search terms:

  • Jenis kelabang
  • jenis jenis kelabang
  • manfaat kelabang
  • cara membedakan kelabang jantan dan betina
  • Jenis lipan
  • jenis kelabang yang berbahaya
  • leunyai
  • macam macam kelabang
  • jenis jenis lipan
  • kelabang hijau
MENGENAL JENIS KELABANG | ADP | 4.5