MENGENAL JENIS KELABANG
MENGENAL JENIS KELABANG – Suatu jenis binatang darat. Tubuhnya beruas-ruas dan terbagi atas kepala dan badan. Kulitnya yang berkhitin berfungsi sebagai kerangka luar. Bentuknya gepeng memanjang dan langsing, seperti terhimpit. Setiap ruas badannya dilengkapi sepasang corong hawa dan sepasang kaki yang juga beruas-ruas dengan pangkal kaki berjarak antara yang kanan dan kiri. Tubuhnya mempunyai panjang 1 – 30 sentimeter dan berwarna anekaragam menurut jenisnya, misalnya kuning cerah, cokelat gelap sampai kehitam-hitaman, kehijau-hijauan, kelabu, dan kelabu kemerah- merahan. Kadang-kadang kepala dan ruas-ruas badannya memiliki warna berbeda dengan bagian lain.
Pada bagian kepala kelabang terdapat mulut, sepasang sungut, dan sepasang kelompok mata samping. Permukaan kepalanya ditumbuhi rambut-rambut halus yang pendek, namun jarang. Mulutnya dilengkapi dengan bibir, alat pengunyah bergerigi, sepasang rahang besar atau taring, dan sepasang rahang kecil. Sebenarnya, taring yang terdiri atas tiga ruas ini merupakan kaki pada ruas badan pertama yang sudah mengalami perubahan bentuk dan fungsi. Bagian yang mengandung kelenjar bisa ini mempunyai ujung yang keras, tajam, dan berbentuk seperti cakar atau taring. Kelenjar bisanya berbentuk bulat dengan saluran bisa yang berlubang di dekat ujung taring. Taring berguna untuk menerkam, menggigit, dan meracuni mangsanya. Rahang kecil terletak di depan taring dan terdiri atas tiga ruas. Ruas ketiganya berambut lebat seperti sikat, sedangkan ujungnya berkuku tegap dengan dua taji di samping pangkal kuku. Sungutnya beruas 17 – 34, dan terletak di ujung depan kepala.
Bentuknya bulat memanjang dan makin mengecil ke ujung. Ruas pertama sampai ketiga atau keenam rata dan mengkilap, sedangkan ruas-ruas lainnya tertutup rambut halus. Sepasang kelompok mata kecil terletak di sebelah belakang sungut, masing-masing terdiri atas empat buah mata samping. Bidang bawah kepala bagian belakang, yang merupakan ruas badan pertama, biasanya memiliki dua alur membujur, sedangkan bagian depan dilengkapi sepasang rahang bawah.
Tubuhnya terdiri atas 21 – 23 ruas. Ruas badan pertama dilengkapi dengan taring, sedangkan yang lain dengan sepasang kaki dan sepasang corong hawa. Pada ruas badan terakhirnya terdapat lubang kelamin, dubur, dan sepasang kaki yang lebih panjang daripada kaki-kaki depannya, sehingga tampak seperti ekor yang bercabang. Kaki-kakinya memiliki tujuh ruas dengan ujung berkuku yang di pangkal kuku dilengkapi dengan dua buah taji samping.
Alat pernapasannya berupa corong hawa atau tra- khea, dengan lubang trakhea yang disebut stigmata pada samping ruas badan, atau dekat tepi ruas badan ke-3, 5, (7), 8, 10, 12, 14, 16, 18, 20, dan (22). Pada ruas badan ke-17 dan ke-22 kadang-kadang tidak ada stigmata. Bentuknya berupa celah, segitiga atau lonjong, dengan atau tanpa alat penutup. Jantan dan betinanya tak terbedakan, kecuali jika yang betina sedang bertelur. Telurnya berjumlah 15-30 butir dan diletakkan di tempat terlindung yang gelap. Biasanya, telur ini berwarna kekuningan, tembus cahaya, dan bergaris tengah 1 – 2 milimeter. Induknya selalu merawat, melindungi, dan menjaga telurnya, sampai menetas menjadi anak kelabang, dan dapat berjalan. Untuk menjadi dewasa, anak kelabang melakukan beberapa kali ganti kulit. Masa dewasa dicapai setelah umur 2-3 tahun. Pada tahun berikutnya, kelabang hanya bertukar kulit satu kali setiap tahunnya. Kelabang dapat mencapai umur lebih dari 10 tahun. Kelabang memiliki perilaku hidup menyendiri.
Kelabang aktif mencari makan pada malam hari. Makanannya berupa cacing tanah, labah-labah, serangga, cicak, anak tikus, anak burung, dll. Kelabang tahan hidup tanpa makan selama beberapa minggu atau-bulan, namun setiap hari binatang ini harus minum. Pada siang hari, kelabang bersembunyi di tempat yang gelap dan lembap, seperti dalam liang di tanah, di bawah tumpukan batuan, kayu, kulit kayu, gorong-gorong selokan, sampah, serasah dan reruntuhan bangunan.
Bisa kelabang mengandung racun histolitik atau perusak jaringan tubuh. Bisa ini bersifat asam, sukar larut dalam air, dan berwarna keruh. Sebenarnya, racun ini hanya digunakan untuk membunuh mangsa, namun berbahaya pula bagi manusia. Mangsanya diterkam dengan taring, lalu digigit sambil diracuni; kadang-kadang, mangsa dililit dengan tubuhnya, bila tubuh mangsanya besar.
Gigitan berbisa kelabang terasa sangat sakit, seperti ditusuk-tusuk jarum. Akibat gigitan ini diikuti gejala bengkak kemerah-merahan pada bekas gigitan dan sekitarnya dengan warna kehitaman pada pusat gigitan, kelenjar limfa setempat bengkak, demam, menggigil, gelisah, sukar tidur, terutama bagi anak-anak dan orang yang alergi terhadap gigitan serangga. Namun, gigitan kelabang tidak menyebabkan kematian pada manusia.
Di seluruh dunia dikenal lebih kurang 250 jenis kelabang, dan sekitar 77 jenis ditemukan di kawasan Asia Tenggara. Karena bentuk tubuhnya hampir sama, jenis-jenis kelabang yang bertubuh kecil biasanya dikira sebagai anak kelabang bagi orang awam Umumnya istilah kelabang digunakan untuk jenis kelabang yang berukuran panjang lebih kurang 10 sentimeter. Yang berukuran lebih kecil dan sangat langsing biasanya dinamakan kelemayar atau wrena, rena (Jawa), leunyai (Sunda), sedangkan yang panjang tubuhnya sejengkal atau lebih dinamakan lipan.
Kelabang Besar bercirikan panjang tubuh 8-12 sentimeter. Warnanya beraneka ragam, dari kekuningan sampai kuning kemerahan, kadang-kadang dengan tepi belakang ruas-ruas badan berwarna kehijauan, kuning kehijauan atau hijau gelap; kepala dan ruas badan terakhir berwarna kecokelatan. Permukaan kepalanya tidak beralur. Sungutnya terdiri atas 17 -23 ruas, biasanya berjumlah 19-20 ruas, dengan ruas pertama sampai keenam atau ketujuh rata atau halus, sedangkan sisanya berambut halus dan pendek. Ruas badan kedua atau ketiga beralur di tengah, dan tepi ruas badan ketiga sampai ke-19 beranekaragam. Ruas badan kedua sampai ke-20 beralur dua buah. Rahang bawah bergerigi 4 atau 5 buah. Kaki pertama sampai ke-19 atau ke-20 berkuku dengan sebuah taji. Pangkal kaki juga bertaji 3, 4, atau 5 buah, dan dekat sisi belakangnya terdapat sebuah taji. Kaki terakhir bagian bawah dilengkapi dengan tiga taji berderet, sedangkan pada bagian atas bertaji 4-6 buah yang terbagi dalam dua deretan, dan ujungnya bertaji 3-8 buah, biasanya 4 buah. Penyebarannya dikenal kosmopolitan di daerah tropika, subtropika, dan daerah beriklim sedang. Untuk meringankan rasa sakit, bekas gigitan kelabang besar biasa dikompres.
Lipan berukuran panjang tubuh sejengkal atau lebih, yaitu 20 – 23 sentimeter. Kepalanya dilengkapi dengan lekukan-lekukan kulit tanpa alur tengah. Sungutnya beruas 17-20 ruas, biasanya 18-19 ruas, dengan enam ruas pertama rata atau halus, dan lainnya berambut halus dan pendek. Ruas-ruas badan kedua sampai ke-9 beralur tengah lemah. Ruas badan kelima sampai ke-16 berbatas tepi yang tampak jelas. Ruas badan terakhir tampak tanpa alur tengah. Warnanya cokelat kemerahan.
Rahang bawahnya dilengkapi 4-9 buah gerigi. Permukaan dadanya beralur membujur. Sepasang kaki, rahang atau taring berfungsi untuk menerkam, menggigit, dan meracuni mangsanya, pi sebelah depan taring terdapat rahang kecil dengan ruas terakhir berkuku tegap bertaji 1 – 3 buah pada pangkal kuku, dan berbulu sikat di sampingnya. Ujung kaki-kakinya berkuku dengan dua buah taji, dan di sebelah atasnya terdapat sebuah taji. Kaki terakhir lebih panjang daripada kaki-kaki di depannya, ujungnya berkuku dengan 1 – 3 buah taji pada pangkal kuku.
Gigitan berbisa lipan pernah dilaporkan dapat berakibat kematian. Namun menurut hasil penelitian terakhir ternyata bisa lipan tidak akan berakibat kematian pada manusia. Gejala-gejala akibat gigitan lipan akan berangsur sembuh dalam beberapa hari. Dosis yang menyebabkan 50 persen kematian bagi mencit putih (berat badan 20 gram) sebesar 1,2 kelenjar bisa lipan yang diberikan dengan suntikan ke dalam otot. larniot dan merpati akan mati selama 8 – 16 jam sealah disuntik dengan 2,5 kelenjar bisa lipan.
Daerah penyebarannya dikenal kosmopolitan di daerah tropika dan subtropika. Kelemayar bercirikan tubuh pipih memanjang, kecil, dan sangat langsing. Ukurannya kira-kira sebesar batang korek api atau lidi, sepanjang 5 – 7,6 sentimeter. Warnanya cokelat kemerahan. Binatang ini sering ditemukan menjalar di dinding atau tembok rumah. Sebagai ciri yang lebih khas, jika kelemayar diganggu dengan sentuhan atau dijepit, tubuhnya akan mengeluarkan cairan berbau langu dan bercahaya kehijau- hijauan seperti sinar fosfor. Seperti jenis kelabang lainnya, kelemayar memiliki kaki rahang bisa. Namun biasanya binatang ini tidak berbahaya bagi manusia, karena taringnya sangat kecil, sehingga racunnya pun sangat sedikit.
Incoming search terms:
- Jenis kelabang
- jenis jenis kelabang
- manfaat kelabang
- cara membedakan kelabang jantan dan betina
- Jenis lipan
- jenis kelabang yang berbahaya
- leunyai
- macam macam kelabang
- jenis jenis lipan
- kelabang hijau