MENGENAL JENIS KELELAWAR – Satu-satunya anggota Mamalia yang bisa terbang. Karena itu, sering kali kelelawar dianggap sebagai bangsa burung. Berbeda dengan sayap burung yang tersusun oleh bulu-bulu, sayap kelelawar berupa selaput kulit yang membentang antara anggota tubuh depan dan belakang, serta meluas sampai ekor. Tulang telapak dan jari anggota tubuh depan memanjang, sehingga berfungsi sebagai kerangka sayap.
Dalam dunia ilmu pengetahuan, kelelawar yang termasuk bangsa Chiroptera ini menduduki urutan kedua sesudah bangsa Rodentia (1.400 jenis), yaitu sebanyak 800 – 850 jenis. Bangsa Chiroptera mempunyai 16 suku, separonya terdapat di Indonesia, yang beranggotakan sekitar 180 – 200 jenis. Bangsa ini dibagi menjadi dua anak bangsa, yaitu Megachiroptera dan Microchiroptera. Megachiroptera, yang hanya mempunyai satu suku, yaitu Pteropodidae, bercirikan tubuh berukuran besar, orientasi benda-benda dengan bantuan mata yang relatif besar, kecuali kelelawar gua yang menggunakan ekolokasi, jari nomor dua sayap bercakar, kecuali Eonycteris, Dobsonia, dan Neopte- ryx, telinga tidak bercuping, tonjolan geraham tumpul, memakan tumbuhan dan kebanyakan buah-buahan. Microchiroptera yang memiliki 15 suku bercirikan jari nomor dua sayapnya selalu tidak bercakar, orientasi benda-bendanya menggunakan ekolokasi dengan suara ultrasonik (di atas 20 kilohertz), telinga bercuping, tonjolan geraham umumnya runcing, dan makan beraneka makanan, tetapi kebanyakan makan serangga. Makanannya beraneka macam, karena ada anggota Microchiroptera yang makan darah seperti halnya vampir (suku Desmodontidae), makan nektar dan serbuk sari seperti anggota Phyllostomatidae, makan ikan seperti anggota Noctilionidae, dan ada pula yang makan kelelawar lain seperti anggota Megadermati- dae, serta makan katak. Di Indonesia, anggota Microchiroptera yang ada adalah pemakan serangga. Jadi kita tidak perlu takut adanya vampir yang makan darah, atau yang berperanan sebagai penular penyakit rabies.
Anggota kelelawar yang terkecil ialah kelelawar pemakan serangga Craseonycteris thonglangyai. Binatang yang berbobot 2 gram ini hanya dijumpai di Thailand, dan saat ini dianggap sebagai mamalia terkecil di dunia. Anggota yang terbesar ialah kalong Samoa, Pteropus samoensis yang berbobot lebih dari 1,5 kilogram dan hanya dijumpai di Pulau Samoa dan pulau-pulau sekitarnya.
Kemampuan penggunaan radar atau ekolokasi untuk mengenal benda-benda pada kelelawar beraneka, baik mengenai besarnya frekuensi suara yang dihasilkan maupun sumbernya. Pada prinsipnya, sumber suara dihasilkan oleh tenggorokan. Sumber suara kampret ladam (Rhinolophidae) berasal dari tenggorokan dan dikeluarkan lewat hidung. Pada daerah sekitar hidung terdapat daun hidung yang berfungsi memusatkan suara ke arah sasaran ketika kelelawar ini mengejar mangsa. Pada jenis kampret lainnya, suara dikeluarkan lewat mulutnya. Dalam prinsip ekolokasi, jika suara yang dikeluarkan menabrak benda, akan dipantulkan kembali sebagai gema, yang diterima telinga dan diteruskan ke otak untuk dianalisis. Dengan cara demikian, kelelawar mengetahui secara pasti jarak dan letak sasarannya. Mangsa ditangkap langsung dengan mulutnya, kadang kala dengan bantuan sayapnya.
Perilaku makan kelelawar beraneka. Pada kelelawar pemakan buah, kelelawar tidak makan buah di pohon induk, melainkan memetik buah dengan mulutnya, dan membawanya ke pohon atau tempat lain yang dirasa aman, untuk dimakan di sana. Kadang kala jarak dari pohon induk sampai tempat makan dapat mencapai 200 meter. Tetapi kelelawar pemakan buah yang besar, seperti kalong, memakan buahnya di pohon induk. Bagian yang dimakan hanyalah cairan h bagian yang larut dalam cairan pada daging buah saja yang ditelan, sisanya disepah. Cara makannya dengan mengisap-isap dan mengunyah-kunyah daei^ buah. Kelelawar memakan buah sambil bergantung dengan kepala di bawah, sedangkan buahnya di gang sayap. Dengan demikian, sepahan dan biji yang dimakan dibuang di bawah tempat kelelaw bergantung; kadang kala buah terjatuh ketika dibavT terbang menuju tempat aman untuk makan. Karena itu, kelelawar berperanan sebagai pemencar biji Pada kelelawar pemakan serangga, ada yang memakan serangga terbang dan ada yang memakan serangga tidak terbang. Sambil terbang, kelelawar pemakan serangga terbang menangkap mangsa dengan mulut sedangkan pemakan serangga tidak terbang menane’ kap mangsa dengan merayap di tanah atau pohon tem* pat serangga berada. Kelelawar pemakan darah* misalnya vampir, menggigit mangsanya, lalu menge- luarkan ludah yang mengandung zat antikoagulan” untuk kemudian menjilat-jilat darah yang keluar. Karena tajamnya gigi, mangsa yang digigit tidak merasa sakit. Pada kelelawar pemakan ikan, mangsa ditang, kap dengan kakinya yang bercakar, baru kemudian digigit dan dimakannya.
Dalam sehari kelelawar makan sebanyak berat tubuhnya. Karena kapasitas perutnya sekitar seperempat bobot tubuhnya, maka sekurang-kurangnya kelelawar makan empat kali per hari. Kelelawar mencari makan pada malam hari. Kebanyakan kelelawar hidup berkelompok sampai jumlahnya mencapai ratusan ribu ekor. Pada umumnya, kelompok kelelawar ini mempunyai tempat tertentu untuk beristirahat dan mengasuh anaknya, seperti di gua, lubang pohon, tajuk pohon palma dan kelapa, langit-langit gedung atau rumah, lubang bambu, dan di antara daun-daun pisang kering, serta pohon besar.
Karena perilaku makannya, kelelawar mempunyai peranan yang penting dalam kesejahteraan manusia, yaitu dalam mengendalikan hama serangga secara hayati; membantu penyerbukan bunga tertentu seperti bakau, petai, durian, agave, dan lain-lain; dan memencarkan biji-bijian tumbuhan hutan tropika.
Beberapa jenis kelelawar pemakan serangga yang tinggal di daerah subtropika melakukan migrasi, yaitu ^rpindah tempat untuk mencari makanan dari tempat vang sedang mengalami musim dingin ke tempat yang mengalami musim panas. Kelelawar lain yang tidak bermigrasi mengembangkan mekanisme yang disebut hibernasi (memperlambat metabolisme tubuh, sehingga hewan berada dalam keadaan seperti tidur) untuk ^enghemat energi. Pada saat hibernasi, energi diambil dari persediaan lemak yang ada untuk sekadar mempertahankan berjalannya fungsi organ tubuh agar kehidupan tetap dipertahankan. Di kalangan kelelawar pemakan buah, yang tinggal di daerah subtropika nun, tidak dikenal mekanisme hibernasi.
Perilaku kembang biak kelelawar unik, terutama pada kelelawar pemakan serangga. Di kalangan kelelawar ini dikenal istilah penundaan fertilisasi (pembuahan). Peristiwa ini hanya dijumpai di daerah subtropika. Masa berahi berlangsung pada musim gugur -musim semi. Pada waktu itulah perkawinan terjadi. Namun saat berahi pada jenis-jenis kelelawar pemakan serangga tertentu tidak dibarengi dengan ovulasi sang betina. Sperma terkumpul dalam suatu bangunan yang disebut tabung fallopius yang merupakan bagian dari saluran telur. Baru pada awal musim panas berikutnya ovulasi terjadi, sel telur dilepas dari indung telur dan bertemu dengan sperma sehingga terjadi fertilisasi. Ada juga saat berahi yang diikuti ovulasi sang betina sehingga terjadi fertilisasi. Tetapi pada musim dingin kelelawar mengalami hibernasi yang diikuti oleh terhambatnya pertumbuhan janin. Baru pada musim panas berikutnya pertumbuhan embrio menjadi normal kembali dan dilahirkan. Lama bunting kelelawar pemakan serangga ditaksir berkisar 54 – 73 hari. Jumlah anak biasanya hanya seekor. Di kalangan kelelawar pemakan serangga ada jenis yang mengumpulkan bayi-bayi pada suatu tempat yang dapat disebut panti asuhan. Induk-induk secara bergiliran menyusui anak masing-masing. Tetapi ada pula jenis kelelawar pemakan serangga yang induk-induknya menyusui anak kelelawar secara komunal, tidak peduli itu bayi siapa. Ada pula jenis yang menggendong bayinya ke mana-mana. Anak kelelawar pemakan serangga disapih pada umur 1 – 2 bulan. Pada kelelawar pemakan buah yang besar seperti kalong, anak disapih pada umur 4-5 bulan. Umur kelelawar pemakan serangga menakjubkan. Berdasarkan studi populasi dengan menggunakan cincin sebagai pengenal, umur kelelawar ditaksir berkisar antara 16-24 tahun.