MENGENAL PATTIMURA (1783 – 1817)

By On Tuesday, October 21st, 2014 Categories : Bikers Pintar

MENGENAL PATTIMURA (1783 – 1817) – Nama aslinya Thomas Matulessy, adalah tokoh pahlawan yang memimpin gerakan melawan Belanda di Ambon pada tahun 1817. Ia lahir tahun 1783 di Haria. Ayahnya bernama Frans Matulessy dan ibunya, Fransina Silahoy. Dalam catatan sejarah ia tidak menikah dan tidak mempunyai keturunan. Fisiknya yang baik merupakan salah satu faktor diterimanya ia menjadi tentara. Ketika Inggris yang menduduki Maluku (1791-1803 dan 1810-1817) mengeluarkan pengumuman memanggil para pemuda untuk masuk tentara Inggris, Thomas dan kawan- kawannya mendaftarkan diri. Ia bersama rekan-rekan lainnya masuk korps Ambon dalam dinas ketentaraan Inggris. Berkat ketekunan, kecakapan dan keterampilannya, Thomas cepat naik pangkat, dari sersan menjadi sersan mayor. Alam Ambon yang terkenal ganas telah menempa dirinya menjadi seorang yang berwatak keras dan pemberani. Sikap seperti ini menjadi berguna baginya, karena ternyata di kemudian hari ia dapat memimpin rakyat dan menjadi panglima tertinggi yang memimpin peperangan melawan Belanda pada tahun 1817.

Sewaktu Inggris menduduki Maluku, Inggris mem-perkenalkan kebijakan sosial ekonomi yang liberal terhadap rakyat Maluku. Di antaranya, mengurangi monopoli hasil perkebunan, menghapuskan pajak yang terlalu membebani rakyat, menghapuskan kerja rodi, serta memberikan kebebasan berdagang dan berlayar. Tindakan-tindakan ini mendapat tanggapan yang positif dari rakyat Maluku.

Tetapi pemerintahan Inggris itu berakhir dengan kembalinya kekuasaan Belanda atas Maluku pada tanggal 25 Maret 1817. Berbeda dengan Inggris, Belanda menerapkan peraturan-peraturan yang sangat memberatkan rakyat Maluku. Tindakan aparat pemerintahan Belanda yang sewenang-wenang terhadap rakyat telah meresmikan dan menimbulkan rasa benci rakyat. Keresahan ini bertambah besar ketika muncul desas-desus yang menyatakan bahwa orang-orang Maluku akan dipaksa menjadi serdadu dan dikirim ke Batavia untuk memperkuat tentara Belanda melawan orang-orang yang menentang kekuasaan Belanda. Hal inilah yang merupakan faktor pendorong timbulnya perlawanan rakyat yang dipimpin oleh Pattimura.

Dalam upaya menghadapi gelam, di mana-mana diadakan rapat, seperti di neaen fial dan hutan Sasawane, untuk menyusun kekuatan melawan Be-landa. Akhirnya dalam suatu rapat diputuskan bahwa Thomas Matulessy dipilih sebagai panglima perlawanan menentang Belanda. Rapat umum tanggal 7 Mei 1817 di Baileu, negeri Haria, mempertegas pengukuhan Thomas sebagai “Kapitan Besar”. Sejak saat itu ia memakai nama Pattimura, mewarisi gelar moyangnya.

Seminggu kemudian, 14 Mei 1817, diadakan rapat raksasa di Bukit Umekuhuil untuk memulai serangan umum terhadap Belanda. Ketika rapat berlangsung, Pattimura sedang berada di Porto sehingga ia belum tahu bahwa dirinya diangkat menjadi pemimpin perlawanan rakyat. Namun Pattimura r nerima keputusan tersebut dengan rasa tanggung jawab yang tinggi.

Pattimura, yang telah bergelar panglima perang, pada 16 Mei 1817 pagi hari berangkat ke Saparua untuk mengadakan serangan kilat ke benteng pertahanan Belanda Duurstede. Residen Van den Berg menampakkan diri di pagar benteng. Merasa bentengnya telah dikepung pasukan Pattimura, Residen Van den Berg melambaikan sapu tangan putih tanda menyerah. Akan tetapi salah seorang pasukan Pattimura menyr butnya dengan tembakan senapan. Tertembaknya Van den Berg makin membangkitkan se-mangat perlawanan rakyat untuk menghancurkan isi benteng itu. Akhirnya hampir semua penghuni benteng terbunuh; Van den Berg yang masih hidup sekali lagi ditembak sehingga mati. Pada hari itu juga, benteng Duurstede jatuh ke tangan rakyat Maluku.

Sementara itu pemerintah Belanda di Maluku yang mengetahui kejadian itu dengan cepat mengirimkan pasukan berkekuatan 300 – 500 orang. Pasukan menuju benteng Duurstede dengan beijalan kaki dan kemudian menggunakan rem- baya-rembaya. Selama perjalanan mereka mengalami kesulitan mencari bahan makanan karena rakyat tidak bersedia menjual sesuatu kepada pasukan Beetjes. Pada tanggal 20 Mei 1817 pagi mereka tiba di depan pelabuhan Saparua, disambut oleh tembakan-tembakan dari pasukan Pattimura. Dalam pertempuran itu, Beetjes tertembak kepalanya sehingga tewas dan pasukannya kalah.

Kekalahan ini mengobarkan perlawanan rakyat Maluku Perlawanan tidak hanya berkobar di Pulau Saparua, tetapi juga di pulau-pulau lainnya seperti Seram, Ambon, Hitu dan daerah lainnya di Maluku. Berakhirnya Perlawanan. Untuk mengakhiri perla-wanan Pattimura yang gigih itu, Belanda kemudian meminta bantuan pasukan dari penguasa-penguasa daerah sekitarnya yang pro-Belanda, seperti Kerajaan dan Tidore. Pada bulan Oktober 1817, Belanda mendapat bantuan sebanyak 18 buah kora-kora dan 1.500 prajurit dari kedua kerajaan itu. Selain itu, Belanda meminta bantuan pasukan pribumi yang pro- Belanda dari Jawa. Dengan demikian kekuatan militer Belanda menjadi sangat besar.

Sebelum melancarkan penyerangan untuk memadamkan perlawanan yang dipimpin oleh Pattimura, pemerintah Belanda mengumumkan pemberian hadiah 1.000 gulden kepada siapa saja yang dapat menangkap Pattimura dan 500 gulden kepada yang dapat menyerahkan pemimpin-pemimpin perlawanan lainnya. Akan tetapi hal ini tidak mendapat tanggapan dari rakyat.

Akhirnya dengan persenjataan yang lengkap dan jumlah pasukan” yang ^besar, pasukan Belanda yang dipimpin Mayor C.F. Meyer berhasil mendesak Pattimura. Daerah-daerah yang semula dikuasai pasukan Pattimura, seperti Asilu, Uring dan Hila, dapat dikuasai kembali oleh Belanda. Porto yang sebelumnya dikuasai pasukan Pattimura, pada tanggal 8 November 1817 jatuh ke tangan Belanda.

Pertempuran di Maluku berakhir dengan tertangkapnya Pattimura dan sejumlah pimpinan perlawanan lainnya seperti Anthony Ribok, Philip Latumahina dan Said Perintah pada tanggal 13 November 1817. Pada 16 Desember 1817 pagi Pattimura dan kawan- kawannya menjalani hukuman gantung. Mayat Pattimura dimasukkan dalam kerangkeng besi dan dipertontonkan kepada rakyat. Namun, meskipun Pattimura telah tiada, perlawanan di daerah-daerah di Maluku masih berlangsung, walaupun tidak sebesar perlawanan Pattimura.

Incoming search terms:

  • bagaimana cara belanda mengakhiri perlawanan yang dilakukan pattimura
  • Pattimura memimpin perlawanan rakyat di daerah
  • pengertian pattimura
  • cara belanda mengakhiri perlawanan yang dilakukan pattimura
  • Bagaimana cara belanda mengakhiri perlawanan yang dilakukan patimura
  • cara belanda mengakhiri perlawanan pattimura
  • Cara belanda mengakhiri perlawanan yang dilakukan patimura
  • Arti kata pattimura
MENGENAL PATTIMURA (1783 – 1817) | ADP | 4.5