NEO-KANTIANISME

By On Thursday, March 23rd, 2023 Categories : Bikers Pintar

NEO-KANTIANISME

Neo-Kantianisme adalah aliran filsalat idealisme yang muncul di Jerman dalam paruh kedua abad ke-19, dengan slogan “Kembali kepada Kant” (Otto Liebmann, F. I.ange). Aliran ini juga tersebar di Perancis (Ch. B. Renouvier, O. Hamelin), Italia (C. Cantoni) dan Rusia (Vvedensky, Chelpanov, dan apa yang disebut “Marxisme Legal”). Neo-Kantianisme menghasilkan kembali serta mengembangkan unsur-unsur idealis, metaflsis dan dialektis. Benda-dalam- dirinya-sendiri (Thing-in-itself) dibuang atau ditafsir dengan cara idealis-subyektif.

Iklim gerakan ini disimbolkan oleh slogan “Kembali kepada Kant”, yang dicetuskan tahun 1965 oleh Otto Liebmann. Bagi kebanyakan mereka yang menjawab slogan itu, slogan itu berarti “kembali ke metafisika” setelah ekses-ekses idealisme dan romantisme abad ke-19. Terdapat filsuf-filsuf neo-Kantian di semua bagian Jerman. Tetapi karakteristik suatu pendekatan kepada Kant, suatu mazhab filsafat Kantian dengan jurnalnya sendiri, berkembang hanya dalam sedikit kasus.

Sebelum aliran-aliran itu terdapat filsuf-filsuf terkemuka, seper Liebmann, yang menghimbau kembali kepada Kant. Eduard Zelli menghimbau secara khusus kembali ke epistemologi yang berar kembali kepada Kant. Helmholtz mengedepankan bahwa fisafi Kant, berbeda dengan filsafat-filsafat Romantik, merangsang pe kembangan ilmu-ilmu. Liebmann menegaskan bahwa perhatia Kant kepada rincian pengalaman adalah esensial, sekalipun ia be keyakinan bahwa konsep Kant, “benda dalam dirinya”, sebaikni dibuang. Aloys Riehl berkeyakinan bahwa adalah konsisten dengs filsafat Kant jika menolak metafisika, walupun ia percaya “benda dalam-dirinya” merupakan segi yang tak tercabutkan dari fils fat mana pun yang adekuat. Dan Wilhelm Wundt, semula 9 orang fisiolog, merupakan contoh orang yang berpandangan bahv cara di mana Kantianisme konsisten dengan ilmu-ilmu khusi) dengan mengembangkan suatu filsafat Neo-Kantian yang agak lengkap.

Mazhab Neo-Kantianisme Marburg bercirikan pendekatan epi temologi pada filsafat sehubungan dengan analisis ilmu-ilmu seca luas. Epistemologi dan filsafat ilmu pengetahuan merupakan min utama. Jurnalnya: Philosophische Arbeitein (Karya Filsafat). Di anta kaum Neo-Kantian Marburg ada Friedrich Langr. yang mema dang materialisme sebagai doktrin terilmiah centang realitas; Ht man Cohen, yang membuang konsep Ix-nda dalam-dirinya” dia menjadikan pemikiran kelompok ilmiah sebagai unsur penen realitas ilmiah Paul Natorp, yang memperluas analisis Cohen I dalam psikologi seraya menggunakan kesatuan kesadaran sebab suatu premis; Cassirer, yang meneruskan pengembangan anali: itu, dengan menerapkannya pada semua bentuk simbolik, termasi mitos dan agama; dan Stammler, yang menerapkan pendekat; Marburg pada Filsafat Hukum.

Mazhab Goettingen mulai dengan penghargaan kembali kar Jacob Friedrich Fries, seorang Kantian yang menafsirkan Kant secara psikologis dan bukan secara transendental. Bahkan, mazh ini dikenal juga dengan nama Mazhab Neo-Frisian. Di anta anggota-anggota mazhab ini ada Leonard Nelson, yang berusa membuktikan bahwa pendektan psikologis pada Kant dapat me cegah psikologisme dengan pembenaran rasional prinsip-prins: yang ditemukan melalui analisis-analisis psikologi; dan Rudolf Otto, yang menerapkan pendekatan ini pada fenomen religius.

Mazhab Neo-Kantianisme Heidelberg (juga bernama Mazhab Baden, atau Mazhab Jerman Barat Daya) menamakan jurnalnya Logos. Mazhab ini bercirikan pendekatan aksiologis pada filsafat. Nilai, biasanya nilai absolut, diangkat sebagai kunci epistemologi. Interpretasi ini dirintis oleh Wilhelm Windelband, dikembangkan oleh Heinrich Rickert, dibelokkan ke arah penambahan pentingnya logika dalam analisis oleh Jonas Cohn. Biarpun mengajar di Leipzig, Johannes Volket merefleksikan tesis Heidelberg dalam karyanya. Muensterbcrg, yang semula mengajar di Freiburg dan kemudian di Harvard, mengetengahkan tesis nilai absolut, seraya mempertahankannya dalam kerangka kehendak absolut Fichte. Di Universitas Halle, Hans Vaihinger memprakarsai dua jurnal yang diabdikan kepada filsafat Kant: Kantstudien, yang terbuka bagi semua jenis Neo-Kantianisme, dan Annalen der Pbilosophie und Philosophischer, yang diabdikan kepada filsafat kritisnya sendiri, yang dinamakan Positivisme Idealistik atau Fiksionalisme.

Walaupun bukan merupakan suatu mazhab dalam arti yang sebenarnya, sejumlah pengikut Neo-Kantian membawa analisis itu ke dalam bidang sejarah dan masyarakat. Dengan mengangkat premis-premis dari Windelband dan Rickert, Dilthey di Berlin mengabdikan dirinya untuk memperluas analisis Kant kepada ilmu-ilmu sejarah. Max Weber, yang berkaitan dengan Heidelberg maupun juga Berlin, memperluas analisis ini kepada penelitian kemasyarakatan, dengan memperkenalkan konsep “Tipe-tipe Ideal”. Edward Spranger, yang ada hubungan dengan Berlin dan Tue- bingen, menugaskan dirinya untuk melengkapi dan mensistematisir karya Dilthey; dalam proses itu, ia mengembangkan suatu pen-dekatan tipologis yang mirip dengan pendekatan Weber. Kari Mannheim, yang pernah ada kontak dengan Heidelberg, dengan mengerjakan problem ideologi, menggunakan beberapa dari unsur yang sama dalam sosiologinya sendiri. Troeltsch mengikuti Dilthey, yang menemukan lewat sejarah suatu tipe otonomi bagi iman Kristen. Dan Ritschl, dengan memadukan Kant dengan Schleier- macher, menemukan otonomi iman dengan memisahkannua secara tegas dari ilmu-ilmu.

Kelompok yang kurang kompak lainnya agak lebih cenderui kepada orientasi metafisis daripada kebanyakan kaum Kantia Max Wundt adalah bapak rohani kelompok ini. Paulsen dipeng ruhi oleh Max Wundt, dan Erich Adickes oleh Paulsen maupi Wundt. George Simmel, dengan menekankan pentingnya hidi kreatif, mempunyai persamaan dengan kelompok ini.

Selain kelompok-kelompok di atas, terdapat gerakan-gerak; neo-Kantian di kebanyakan negara di Eropa, walau tanpa organis; sebagaimana mazhab-mazhab yang di Jerman. Di Perancis, Lacheli mengembangkan ajaran realisme spiritual, yang sudah mulai di premis-premis Kant; dan Renouvier mengelaborasi personalisr voluntaristik atas dasar-dasar ini. Di Inggris, Edward Caird menu dalam semangat Kant, tetapi tertarik pada idealisme Hegel.

 

Incoming search terms:

  • Neo kantianisme
NEO-KANTIANISME | ADP | 4.5