ARTI DEFINISI PENGERTIAN - Share Science Info
KELEDAI BURIDAN Contoh ilustratif tradisional tentang problem pengambilan keputusan kalau tidak ada alas an untuk lebih menyukai salah sain dari alternatif yang mungkin. Contoh ini ditemukan pertama W dalam Aristoteles, tetapi kini dikaitkan dengan Buridan. Keledii. yang dihadapkan kepada dua bal jerami yang sama-sama diingif kan, menderita kelaparan sampai mati karena, berdasarkan dugaan (ex hypothesi),
Kekeliruan Relevansi adalah contoh ignoratio elenchi (penalaran yang tidak relevan). 8. Argumentum ad Baculum (Argumen dengan tongkat): kekeliruan yang dliakukan bila seseorang menggunakan kekuatan, kekuasaan, atau ancaman guna mendapatkan persetujuan atas kesimpulan yang dibuatnya. Contoh: “Aku gubernur di provinsi ini, dan DPRD mendukungku; kalian harus pergi dari daerah ini.” 9. Argumentum ad Hominem (Argumen tunjuk
A. Kekeliruan Diksi, Kekeliruan ini meliputi: 1. Kekeliruan Amfiboli: kekeliruan yang terjadi bila kalimat kalimat seseorang memungkinkan kata-katanya ditafsir lebi’ dari satu arti. Contoh: “Dalam keadaan bobrok ia sanggah membeli rumah itu dengan harga murah sekali”. Tafsir yang mungkin terhadap kata “bobrok” itu adalah “ia” atau perekonomian orang itu, atau rumah tersebut. 2. Kekeliruan Aksen:
KEKELIRUAN Inggris: fallacy (dari Latin fallacia — penipuan, tipu daya, gerak tipu). Problem validitas (keabsahan) dalam logika mempunyai sisi lainnya dalam pengakuan terhadap tipe-tipe invaliditas (ketidakabsahan). Kekeliruan adalah contoh penalaran yang melanggar persyaratan keabsahan. Ada banyak cara penalaran yang tepat. 1. Suatu kesesatan logis; penalaran yang tidak mengikuti atau melanggar aturan-aturan penyimpulan. 2. Suatu argumen
KEJAHATAN Inggris: evil, dari Anglo-Saxon yfel. Sebagai lawan dan komplemef kebaikan, istilah ini hampir selalu didefinisikan secara negatif. Kejahatan diuraikan baik dari kaca mata filsafat maupun agama. 1 Menurut Zoroastrianisme dan Manichaeisme, kejahatan merupakan kekuatan dalam alam raya ini yang berperang melawai kebaikan. 2. Di pihak Iain, dari sudut pandang Budhisme, kejahatan ber akar pada
KEHIDUPAN MANUSIA Konsep kehidupan manusia tersirat dalam semua pembicaraan filsafat dan agama. Uraian secara tersurat agak jarang. 1. Dalam Hinduisme, kehidupan dibagi ke dalam ashramas (urutar empat tahap), masing-masing dengan kewajiban dan tuntutannya. 2. Pada Kierkegaard dibuat suatu pembagian antara tingkat-tingkat kehidupan: estetik, etis, dan religius. 3. Heidegger mengklaim bahwa Hidup menuju Kematian, yakni hidup
Perasaan Kehendak Bebas 1. Perasaan a) membuat suatu pilihan yang tidak disebabkan, yang tidak dipaksa, atau b) memprakarsai tindakan-tindakan yang tidak disebabkan. 2. Perasaan yang ada dalam keadaan yang sama di mana saya bisa saja melakukan hal lain daripada apa yang pada kenyataannya aku lakukan. 3. Perasaan bahwa saya akan dapat melakukan sesuatu, dapat inengeluarkan
Kehendak bebas sama sekali tidak berkontradiksi dengan prinsip alasan yang mencukupi atau prinsip kausalitas yang sama-sama sahib secara universal. Bentuk parcikular prinsip kausalitas, hukum kausalitas, dibatasi penerapannya pada kegiatan-kegiatan ragawi. Kebaikan tujuan yang sudah dimengerti (dipersepsi) selalu tetap menjadi dasar yang mencukupi bagi setiap tindakan kehendak. Akan tetapi karena kebaikan ini selalu merupakan kebaikan terbatas,
Dasar Kehendak Bebas Dasar terakhir kehendak bebas akan dijumpai dalam hakikat makhluk rohani. Pengetahu rohani ini harus niscaya mengetahui nilai relatif semua kebaikan yang terbatas, yaitu dia harus menyadari bahwa tujuan duniawi tertentu sebagian baik sebagian tidak baik, bahwa cujuan duniawi tertentu dapat menjadi objek pilihan dan tetap tidak secara total memuaskan kehendak, bahwa karenanya
1. Kehendak bebas menjadi lebih jelas apabila kehendak tebas disimak dalam hubungan dengan kegiatan-kegiatan etis. Tanpa kehendak bebas, dan karenanya tanpa kemungkinan untuk menghendaki ini atau itu, jelas manusia tidak lagi dianggap bertanggung jawab atas tindakan-tindakan yang dikehendakinya. Kalau kehendak bebas dilalaikan, martabat moral pribadi semestinya juga ditinggalkan. Ini akan berarti sama dengan mengatakan bahwa