Pengertian affluent society (masyarakat makmur) adalah Masyarakat yang memiliki cukup kekayaan untuk menjamin kepuasan kebutuhan dasar mayoritas warga yang dilayani secara privat (seperti makanan dan pakaian) yang menyebabkan individu menggunakan kelebihan pendapatannya untuk memenuhi keinginannya yang sesaat dan tidak pernah terpuaskan, namun di sisi lain tidak disediakan cukup pendanaan untuk kebutuhan yang dilayani secara publik (seperti perawatan kesehatan dan pendidikan).
Istilah ini dipopulerkan oleh Kenneth Galbrait dalam bukunya yang berjudul Affluent Society, pertama terbit tahun 1958. Buku ini adalah kritik tajam atas pola alokasi sumber daya yang terjadi di Amerika Serikat (dan, pada tingkat tertentu, di beberapa perekonomian Eropa Barat). Kritik ini memuat tiga klaim. Pertarna, peningkatan kapasitas produktif dan efisiensi telah menimbulkan perekonomian yang mampu menyediakan kemakmuran besar kepada mayoritas masyarakat. Seperti dilihat Galbraith, di dalam masyarakat AS saat itu, banyak barang “melimpah secara komparatif” (comparatively abundant), sebuah poin yang dia ilustrasikan dengan menunjuk pada fakta bahwa lebih banyak orang yang meninggal setiap tahun karena terlalu banyak makan ketimbang karena makan terlalu sedikit. Kedua, dia menyatakan bahwa kebijaksanaan ekonomi konvensional tidak memerhatikan perkembangan ini, dan terus menggunakan asumsi anakronistik sebelumnya, yakni kenaikan produksi setiap tahun adalah sesuatu yang diinginkan. Yang secara khusus kurang diperhatikan adalah produksi barang yang terus bertambah ini lebih diprioritaskan kepada sektor swasta, yang melahirkan situasi di mana “kemakmuran privat” diimbangi oleh “kemelaratan publik.” Menurut Galbraith, “ciri utama dari masyarakat makmur adalah perbedaan besar dan komprehensif antara perhatian dan dorongan yang berlebihan pada produksi barang privat dan pembatasan ketat atas hal-hal yang muncul dari sektor publik”. Ketiga, dan terakhir, diperlukan stimulasi keinginan artifisial melalui iklan dan penyediaan kredit yang berlebihan dalam rangka mempertahankan tingkat permintaan yang tinggi, sehingga tidak ada I.tgi kebutuhan pokok yang bisa dipenuhi memadai.
Istilah yang diperkenalkan Galbraith ini masih sering kita temui, dan bahkan telah menjadi penggunaan populer. Tetapi, kritik terhadap pemikiran ekonomi konvensional biasanya secara keliru menggunakan istilah ini. Demikian pula, kontras antara kemakmuran privat dan kemiskinan publik juga kerap disalahartikan. Situasi perekonomian yang sulit pada era 1980-an juga diletakkan dalam istilah ini yang dipakai secara lebih ironis ketimbang yang dimaksudkan oleh Galbraith. Karena itu, inti maknanya yang masih tersisa adalah kesan bahwa warga dari masyarakat semacam itu mengalami keadaan kelimpahan yang menyebar luas dengan konsekuensi sumber daya ekonomi akan lebih banyak dipakai untuk memenuhi keinginan trivial yang kurang bermanfaat ketimbang untuk memenuhi kebutuhan pokok yang lebih penting. Klaim Galbraith telah banyak dikritik. Tesis ketiganya dikecam sengit karena dia meremehkan pilihan konsumen, tidak membedakan antara pengkondisian kultural umum terhadap kebutuhan dengan pengaruh spesifik dari produsen, dan ia juga mengabaikan bukti empiris dari efekefek advertising (Hayek, 1967; Riesman, 1980). Kontras antara kemakmuran privat dan kemiskinan publik yang dikemukakannya juga banyak dikritik, sebagian karena, menurut kritik itu, pendekatannya mengandung kesalahan pernahaman atas utilitas marginal barang yang terus menurun dan terlalu meremehkan peran pemerintah (Rothbard, 1970). Walau demikian, bahkan kritik yang paling tajam sekalipun mengakui bahwa adalah tepat jika kita mendeskripsikan Amerika Utara dan Eropa Barat modern sebagai masyarakat makmur (Friedman, 1977, h. 13). Karenanya, tesis utama Galbraith dapat dikatakan telah diterima luas dan banyak memengaruhi pemikiran ekonomi dan sosial modern. Dalam hal ini penting untuk dicatat bahwa pandangannya tentang hakikat dari usaha untuk terus-menerus meningkatkan produksi, dan kecamannya terhadap pandangan konvensional yang menyatakan bahwa nilai-nilai pasar harus lebih diutamakan, jelas telah membantu kemunculan kritik lingkungan dan anti-pertumbuhan di dalam masyarakat modern.