PENGERTIAN DAN STRUKTUR KULIT

By On Tuesday, April 29th, 2014 Categories : Bikers Pintar

PENGERTIAN DAN STRUKTUR KULIT – Salah satu bentuk sistem integumen yang merupakan pembatas anatomik antara tubuh dan ling, kungannya. Pelindung ini mutlak diperlukan bagi makhluk hidup. Pada manusia, kulit merupakan organ tubuh terbesar dengan berat 15 persen dari seluruh be­rat tubuh. Kulit rentan terhadap berbagai rangsangan seperti nyeri, tekanan, rabaan, panas, dan dingin, serta kemudian dapat memberi respons yang sesuai terha­dap rangsangan tersebut. Kulit membantu manusia memantau lingkungannya dan mempertahankan ling­kungan dalamnya.

Kulit mempunyai fungsi-fungsi perlindungan, pengaturan panas, sensor terhadap berbagai rang­sangan, dan sebagai alat sekresi karena kulit dapat mengeluarkan air. Pengeluaran air berupa keringat ini dapat mencapai jumlah 2 liter dalam satu jam, dan berperanan dalam upaya mempertahankan suhu tu­buh.

Kulit merupakan suatu selaput yang canggih dan mengandung berbagai kelenjar, saraf, saluran limfe, dan otot. Jika dilihat dengan mikroskop, maka kulit terdiri atas tiga lapisan yang disebut epidermis, ko- rium (kulit asli), dan jaringan bawah kulit. Epidermis merupakan lapisan paling luar dan paling tipis, tebal­nya kira-kira hanya setebal lembaran kertas biasa. La­pisan tersebut mengandung banyak sel, dan tingkat metabolismenya tinggi. Korium, yang sebagian besar terdiri atas jaringan kolagen, tingkat metabolismenya lebih rendah dan tebalnya 20 sampai 30 kali tebal epi­dermis. Lapisan,ini, yang terletak ui tengah, di bawah, epidermis, dan di atas jaringan bawah kulit yang te­bal, bertindak sebagai peredam tekanan dan isolator panas. Organ-organ yang merupakan bagian dari ku­lit, ialah kelenjar keringat, kelenjar lemak, rambut, dan kuku. Organ-organ tersebut semuanya berasal da­ri epidermis.

Tebal, kelenturan, dan kerapatan kulit berbeda pa­da bagian tubuh yang berlainan. Sifat kulit telah dise­suaikan dengan fungsinya. Kulit kelopak mata misal­nya jauh lebih tipis, lebih lentur, dan lebih rendah kerapatannya daripada kulit telapak tangan atau kaki. Organ-organ kulit juga berbeda pada bagian tubuh yang berlainan. Telapak tangan misalnya mengan­dung kelenjar keringat, tetapi tidak mengandung kelenjar lemak, sedangkan daun telinga mengandung kelenjar lemak, tetapi tidak mengandung kelenjar.

Kulit merupakan organ yang dinamis dan dapat be­reaksi terhadap berbagai rangsangan fisik maupun emosional. Kulit muka dapat menjadi merah karena j-asa malu atau marah, pucat karena rasa takut, dan ba­sah berkeringat karena tegang. Dengan bertambahnya usia, kelenturan dan kerapatan jaringan lemak bawah leulit akan berkurang sehingga kulit menjadi keriput.

Kulit tidak dapat ditembus air karena kulit merupa­kan suatu membran yang lapisan atasnya bermuatan negatif. Jika membran tersebut terganggu, permeabi­litas kulit akan bertambah. Akibatnya, senyawa dari dalam tubuh dapat keluar melalui kelenjar, dan sebaliknya kelenjar juga dapat dilalui senyawa atau organisme dari luar tubuh. Dengan demikian, fungsi epidermis sebagai pelindung menjadi terganggu.

Pada permukaan kulit ditemukan berbagai tanda berupa goresan dan lipatan. Tanda-tanda ini paling je­las terdapat pada permukaan telapak tangan sebagai alur dan sulur yang khas untuk setiap orang, sehingga dapat dipakai untuk identifikasi. Penelitian tentang alur dan sulur tersebut telah berkembang menjadi sua­tu cabang ilmu yang disebut dermatoglifi. Bentuk alur dan sulur ditentukan oleh susunan serat kolagen pada jaringan bawah kulit dan penambatan kulit pada ja­ringan-jaringan yang lebih dalam.

Warna kulit ditentukan oleh pigmen melanin dalam kulit, yang dibuat oleh sel melanosit di bagian bawah lapisan epidermis dan di sekitar folikel rambut, untuk kemudian ditransfer ke lapisan atas kulit. Jumlah sel melanosit pada orang berkulit putih dan berkulit hi­tam tidak berbeda, tetapi aktivitas pembuatan melanin pada sel-sel itulah yang berbeda. Pada orang albino (bule), sel melanin juga terdapat dalam jumlah normal tetapi tidak berfungsi. Melanin melindungi kulit ter­hadap sinar ultraviolet dan berbagai rangsangan ki­mia. Kulit yang mengandung banyak melanin umum­nya kurang sensitif terhadap berbagai rangsangan daripada kulit yang putih. Iklim yang berbeda di ber­bagai wilayah bumi menyebabkan warna kulit dari penduduk asli daerah tersebut berbeda pula. Umum­nya di daerah yang menerima banyak sinar matahari, warna kulit penduduknya lebih gelap daripada warna kulit penduduk di daerah yang sinar mataharinya se­dikit. Dengan demikian, orang yang tinggal di dekat khatulistiwa mempunyai warna kulit yang lebih gelap daripada penghuni daerah yang lebih jauh dari khatu­listiwa. Hal tersebut bersifat alamiah, karena melanin melindungi kulit dari sinar ultraviolet. Sinar ultravio­let dalam jumlah banyak dikatakan dapat menyebab­kan kanker kulit. Risiko untuk mendapat kanker kulit ini bertambah jika kulit yang dipapari berwarna te­rang. Hal tersebut dapat dilihat pada orang kulit putih yang hidup di daerah tropika, seperti kota Darwin di Australia, yang penghuninya sebagian besar orang ku­lit putih. Di Darwin ditemukan frekuensi kanker kulit yang paling tinggi di dunia.

Alasan lain, mengapa orang yang tinggal jauh dari daerah tropika mempunyai kulit lebih putih, ber­hubungan dengan fungsi kulit untuk mengubah provi­tamin D menjadi vitamin D dengan bantuan sinar ma­tahari. Agar sinar matahari yang hanya sedikit di daerah yang jauh dari khatulistiwa dapat dimanfaat­kan sepenuhnya, lapisan pigmen orang yang hidup di daerah tersebut sangat sedikit. Kekurangan vitamin D dapat menyebabkan kelainan bentuk tulang dan dise­but penyakit Inggris atau rakhitis. Di daerah tropika, penyakit tersebut jarang ditemukan karena sinar ma­tahari cukup banyak. Andaikata ditemukan penyakit itu biasanya terjadi pada anak-anak yang kurang men­dapat sinar matahari. Di masa lampau ada kebiasaan menjemur bayi agar ia mendapat cukup sinar mataha­ri. Sekarang penyakit tersebut tentunya dapat dicegah dengan pemberian vitamin D pada bayi dan anak.

Aturan bahwa orang yang hidup di daerah dekat khatulistiwa mempunyai kulit lebih gelap daripada orang yang hidup di daerah jauh dari khatulistiwa mempunyai satu perkecualian, yaitu bangsa Eskimo yang hidup di daerah Kutub Utara namun kulitnya berwarna karena termasuk ras Mongol. Orang Es­kimo, walaupun kulitnya berwarna dan badannya se­lalu dibalut pakaian tebal, tidak kekurangan vitamin D karena mereka mendapat vitamin D dari sumber lain, yaitu dari makanannya. Orang Eskimo banyak makan ikan, hati ikan, minyak ikan, dan hati beruang yang mengandung banyak vitamin D. Satu hati be­ruang sudah mengandung vitamin D cukup untuk me­menuhi kebutuhan satu tahun.

Epidermis mempunyai kemampuan membuat la­pisan tanduk atau keratin, yang mempunyai fungsi penting dalam perlindungan lapisan-lapisan kulit di bawahnya. Keratin merupakan suatu protein yang se­bagian besar tidak larut dalam larutan alkali lemah, asam kuat, pelarut organik, dan air. Keratin yang di— bentuk terdiri atas dua jenis, yaitu keratin lunak yang ditemukan pada semua permukaan kulit, dan keratin keras, yaitu kuku.

Organ kuku terdiri atas lempeng kuku dan jaringan yang terdapat di sekitarnya serta bawahnya. Kuku tumbuh dengan laju pertambahan panjang kira-kira 0,1 milimeter dan tebal 0,5 – 0,75 milimeter setiap ha­ri. Jika kuku dicabut atau tercabut, diperlukan kira-ki­ra 100 hari untuk tumbuhnya kuku baru. Di daerah dengan musim dingin dan panas, pertumbuhan kuku lebih cepat di musim panas. Pada masa kanak-kanak dan tua, pertumbuhan kuku lebih lambat. Rangsangan terus menerus terhadap kuku, seperti menggigit-gigit kuku, atau tekanan emosi yang terus-menerus, me­nyebabkan pertumbuhan kuku lebih cepat. Kuku tumbuh karena pertumbuhan dari bagian matriks, yaitu bagian yang tampak putih seperti bulan sabit pada pangkal kuku. Warna kuku bergantung pada warna ja­ringan di bawahnya, karena kuku sendiri tidak ber­warna.

Rambut merupakan organ khas pada mamalia, dan manusia sebagai salah satu anggota kelompok mama­lia merupakan makhluk yang berambut lebat. Seluruh tubuh manusia ditutupi rambut, hanya di beberapa ba­gian tubuh, rambut tersebut tidak berkembang. Ram­but sebagai pelindung bagi manusia tidak penting la­gi, tetapi penting untuk penampilan sehingga mempunyai nilai kosmetik yang tinggi. Jenis rambut ada dua macam, yaitu rambut halus dan rambut tetap yang kasar. Bentuk rambut dapat dibagi dalam enam kelompok, yaitu rambut kepala, rambut alis dan bulu mata, janggut dan kumis, rambut tubuh, rambut kema­luan, dan rambut ketiak. Berbeda dengan kuku, ram­but tidak tumbuh tertrs-menerus. Siklus pertumbuhan rambut dapat dibagi dalam fase pertumbuhan dan fase istirahat. Pada akhir fase pertumbuhan terjadi peru­bahan pada pangkal rambut, sehingga pertumbuhan rambut berhenti. Fase pertumbuhan rambut kepala bervariasi dari 2-6 tahun. Beberapa orang diketahui mempunyai fase pertumbuhan sangat panjang, yaitu sampai 25 tahun. Jika rambut tumbuh sampai 25 ta­hun, maka panjang rambut dapat mencapai lutut. Fase istirahat hanya singkat dan berlangsung beberapa bu­lan. Pada seorang dewasa sehat, hanya 2-5 persen rambut tetap berada dalam fase istirahat, sebaliknya rambut halus hampir semuanya berada dalam fase is­tirahat. Rambut kepala berjumlah kira-kira 100.000 helai. Fase pertumbuhan rambut lain jauh lebih pen­dek daripada rambut kepala. Rambut tubuh hanya tumbuh kira-kira selama 6 bulan, sedangkan rambut alis dan bulu mata kira-kira 3 bulan.

Incoming search terms:

  • struktur kulit
PENGERTIAN DAN STRUKTUR KULIT | ADP | 4.5