Suatu penyakit yang hanya diderita oleh wanita hamil, dan disebabkan langsung oleh kehamilannya. Istilah eklamsi berasal dari kata Yunani eklampsis yang berarti kilat, sesuai dengan datangnya penyakit ini yang mendadak seolah-olah tanpa didahului tanda-tanda awal. Namun dewasa ini telah diketahui bahwa eklamsi biasanya diawali oleh sekumpulan tanda yang mendahuluinya. Stadium awal eklamsi itu disebut pre-eklamsi, dengan tanda-tanda seperti pada eklamsi tetapi belum disertai kejang- kejang. Tanda-tanda ini hanya diketahui dengan pemeriksaan fisik atau laboratorium, yang pada jaman dahulu belum dikenal.
Tanda dan gejala eklamsi adalah naiknya tekanan darah, terjadinya penimbunan cairan dalam jariftgan tubuh sehingga antara lain timbul pembengkakan pada tungkai dan kaki, terdapatnya protein di dalam air kemih, dan kejang-kejang. Kejang pada eklamsi umumnya didahului oleh nyeri kepala, gangguan penglihatan, mual, dan nyeri di ulu hati. Kejangnya berulang- ulang dan penderita dapat jatuh ke keadaan koma. Komplikasi dari kejang-kejang adalah lidah tergigit, patah tulang, gangguan pernapasan, perdarahan otak, dan terlepasnya uri dari rahim.
Apa sebab seorang wanita hamil menderita penyakit ini sementara yang lainnya tidak, sampai sekarang belum diketahui. Berdasarkan penelitian hanya disimpulkan bahwa penyakit ini lebih sering terjadi pada kehamilan pertama, kehamilan kembar, kehamilan air, dan kehamilan anggur. Makin tua umur kehamilan, makin tinggi frekuensi penyakit. Bila janin mati di dalam kandungan, penyakit akan membaik dengan sendirinya. Faktor predisposisi lain adalah penyakit kencing manis (diabetes mellitus), umur ibu lebih dari 35 tahun, dan kegemukan. Di Indonesia, eklamsi bersama-sama dengan perdarahan dan infeksi setelah melahirkan masih merupakan sebab utama kematian ibu dan juga bayinya.
Karena eklamsi biasanya didahului oleh pre-eklamsi, untuk mencegah timbulnya kematian ibu dan/atau bayi, pre-eklamsi perlu ditemukan secara dini pada setiap wanita hamil. Caranya adalah dengan melakukan pemeriksaan kehamilan secara rutin. Biasanya pre-eklamsi baru timbul paaa triwulan ketiga kehamilan, namun dapat pula terjadi lebih awal, misalnya pada kehamilan anggur. Tanda yang biasanya lebih dahulu timbul adalah naiknya tekanan darah. Penimbunan cairan dalam jaringan tubuh biasanya dapat diketahui dari kenaikan berat badan serta pembengkakan kaki, jari tangan, dan muka. Bengkak ringan di daerah tulang kering pada tungkai bawah sering dijumpai pada kehamilan normal, dan tidak selalu merupakan tanda adanya pre-eklamsi. Kenaikan berat badan setengah kilogram tiap minggu dalam kehamilan dianggap normal; tetapi bila terjadi kenaikan satu kilogram dalam seminggu untuk beberapa kali, patutlah diwaspadai timbulnya pre-eklamsi.
Penyebab utama kematian pada pre-eklamsi dan eklamsi adalah penimbunan cairan di paru-paru, yang disebabkan oleh kegagalan jantung kiri. Penyebab lain adalah perdarahan otak, payah ginjal, dan masuknya isi lambung ke dalam saluran pernapasan. Komplikasi pre-eklamsi lain yang jarang terjadi adalah kebutaan “mencMuk yang disebabkan oleh terlepasnya retina. Namun biasanya dua hari sampai dua bulan setelah persalinan berakhir, retina akan melekat kembali. Sangat jarang ditemukan adanya gangguan penglihatan yang menetap.
Timbulnya pre-eklamsi tidak dapat dicegah. Namun setelah penyakit ini diketahui secara dini, pre-eklamsi yang berat dan eklamsi dapat dicegah. Biasanya penderita hanya perlu beristirahat cukup dan mengurangi garam dalam makanannya. Penderita dengan pre- eklamsi berat dan eklamsi perlu dirawat di rumah sakit. Pada umumnya dipikirkan tindakan yang tepat untuk mengakhiri kehamilan, karena selain harapan hidup janin tidak seberapa besar, juga janin di dalam kandungan ibu dapat menghambat proses penyembuhan ibu.