PENGERTIAN PAKU KELING – Suatu jenis paku berbentuk silinder dengan batang pendek yang bagian kepalanya berwujud setengah bulat, persegi empat, trapesium, atau rata. Paku keling berfungsi sebagai alat penyambung bagian-bagian konstruksi, mulai dari konstruksi ringan hingga konstruksi berat. Misalnya konstruksi jembatan rangka batang, bangunan kerangka baja, kerangka pesawat terbang, badan bus, kanvas sepatu, dan sebagainya. Paku keling dibuat dari baja lunak, baja keras, aluminium, tembaga, atau kuningan. Sambungan paku keling termasuk jenis sambungan tetap, yang tidak dapat dibongkar atau dibuka lagi tanpa merusaknya, tidak seperti sambungan mur baut yang dapat dilepas lagi tanpa merusak.
Saat ini dikenal beberapa jenis paku keling. Di antaranya paku keling kepala bulat yang biasa digunakan pada konstruksi jembatan, ketel uap, dan konstruksi lainnya yang membutuhkan kerapatan. Paku keling berkepala trapezium sering digunakan untuk bangunan kapal dan pekerjaan konstruksi yang rapat minyak. Paku keling kepala datar digunakan untuk bangunan yang memerlukan kerapatan dan permukaan rata. Paku keling khusus digunakan untuk sambungan yang dapat dikerjakan hanya dari satu sisi saja. Termasuk di antaranya pen penarik bahan peledak.
Cara pemasangan paku keling untuk menyambung dua bahan konstruksi: masing-masing diberi lubang berdiameter sedikit lebih besar dari diameter batang paku keling. Keduanya kemudian diimpitkan satu sama lain dengan lubang-lubangnya terletak pada satu garis sumbu. Dan paku keling dimasukkan ke dalam kedua lubang yang telah disatukan itu. Kepala paku keling berada pada satu sisi, sedangkan ujung batang paku keling keluar menonjol di sisi lain. Sambil menekan kepala paku keling, ujung paku di sisi lainnya dibentuk menjadi kepala penutup dengan bentuk setengah bulat atau gepeng. Pembentukan kepala penutup ini dilakukan dengan palu (cetakan pembentuk kepala penutup) atau mesin keling khusus.
Pemasangan sambungan paku keling ringan cukup dilakukan dengan palu tangan. Tetapi pemasangan sambungan paku keling berat harus dilakukan dengan mesin keling hidraulis, elektrik, atau pneumatik yang bertekanan kerja 60 sampai 80.000 newton per sentimeter persegi luas penampang.
Paku keling dari baja keras, atau paku keling yang diameter batangnya lebih besar dari delapan milimeter, sebelum dipasang harus dibakar lebih dahulu hingga membara. Dalam keadaan panas, pembentukan kepala penutup lebih mudah dikerjakan. Pada jembatan yang dilalui manusia, geladak kapal, konstruksi pesawat terbang, dan terutama konstruksi yang harus memenuhi syarat aerodinamika, permukaan sambungan paku keling harus dibuat datar.