Pengertian peace movement (gerakan perdamaian) adalah Sesuatu yang dapat disebut sebagai gerakan perdamaian sudah ada di Eropa selama dua abad terakhir, atau bahkan lebih lama lagi. Akan tetapi, berbeda dengan gerakan-gerakan lainnya, gerakan Buruh, misalnya, atau liberalisme, gerakan perdamaian tidak punya memori kolektif (lihat juga COLLECTIV✓ ACTION). Gerakan ini selalu didasarkan pada tenaga sukarelawan dan, dengan perkecualian gerakan Quaker, tidak memiliki institusi permanen. Setiap protes damai punya ide sendiri, metode sendiri dan slogan sendiri. Hanya ada sedikit tradisi gerakan perdamaian yang berkesinambungan.
Kemunculan gerakan perdamaian berbarengan dengan kebangkitan kapitalisme dan penciptaan sistem negara Eropa. Sebagaimana bidang ilmu ekonomi dan ilmu politik menjadi bidang aktivitas yang terpisah, demikian pula pada periode ini konsep perdamaian menjadi dibedakan secara tegas dengan konsep perang. Perang menjadi aktivitas sosial diskret dalam dua hal. Pertama, perang menjadi aktivitas eksternal yang diarahkan untuk melawan negara lain. Ini adalah periode di ketika tentara privat dieliminasi, kekerasan dijauhkan dari ranah domestik, yakni dalam relasi sosial internal, dan angkatan bersenjata diprofesionalkan dan dimonopoli oleh negara. Kedua, perang menjadi aktivitas temporer, sebuah perkecualian, sebuah keadaan abnormal. Den.gan meningkatnya segala macam relasi dan perjanjian, regulasi yang diterima, kongres dan sebagainya, di antara negara-negara Eropa—apa yang dikenal sebagai “undang-unclang puhlik Eropamaka perang semakin berkurang, berganti dengan periode PEACE yang panjang. Berdasarkan pengalaman perdamaian inilah sebuah aktivitas, argumen dan kampanye yang dapat disebut gerakan perdamaian bergabung untuk mewujudkan apa yang diistilahkan Kant sebagai “perdamaian abadi.” Tetapi walau mungkin untuk mengidentifikasi kepentingan bersama dalam upaya mencegah perang pada umumnya, atau perang khusus, istilah “gerakan perdamaian” mencakup spektrum luas opini, tendensi, teori dan bahkan subjek. Secara umum, seseorang bisa membeciakan dua aliran pemikiran perdamaian. Aliran pertama lebih menitikberatkan pada kebijakan pemerintah, mengutamakan kampanye berbagai macam usulan, skema atau aturan yang mesti dijalankan pemerintah untuk mengembangkan mekanisme perdamaian guna mengatur relasi antarnegara. Pendekatan ini berasal dari proyek perdamaian internasional pada akhir abad ke-18 dan awal abad ke-I 9, yang diajukan oleh pernikir seperti Immanuel Kant, Abbe St Pierre, Emeric Cruce atau Jeremy Bentham, dan sebagainya, yang membayangkan perluasan masyarakat sipil dan aturan hukum ke arena internasional. Pembentukan Liga Bangsa-bangsa setelah Perang Dunia I dan Persatuan Bangsa-bangsa setelah Perang Dunia lI banyak berutang budi pada proposal tersebut. Sepan)ang abad ke-20, aliran pemikiran perdamaian ini semakin fokus pada perlucutan senjata. Perkembangan kekuatan destruktif yang (hampir) tak terbatas, sebagai akibat dari penerapan sains dan teknologi untuk tujuan militer, menjadi fokus perhatian dari kalangan penentang perang dan perlombaan senjata. Perkembangan riset perdamaian setelah Perang Dunia lI semakin besar dicurahkan untuk mempelajari persenjataan dan metode pembatasannya. Aliran kedua dari pemikiran gerakan perdamaian lebih berkonsentrasi pada apa yang dinamakan kultur damai, yakni gagasan bahwa, betapa pun ambisius dan hebatnya proyek perdamaian internasional, proyek ini tidak akan dapat diimplementasikan kecuali manusia, sebagai individu dan bewan sosial, menjadi lebih berorientasi pada perdamaian. Dari perspektif ini, penciptaan perdamaian, entah itu di dalam negara atau di tingkat internasional, bukan merupakanl«msekuensi dari pembentukan beberapa macam otoritas governmental atau intergovernmental yang bertanggung jawah untuk menjaga perdamaian dan keamanan; tetapi lebih merupakan hasiI dari huhungan nilai individual dan huhungan sosial individual. Pada awal abad ke-19, gerakan perdamaian sering kali sama dengan gerakan perdagangan bebas. Ada pendapat umuni yang menyatakan bahwa eliminasi sisa-sisa feodalisme, kelas ksatria, juga akan mengeliminasi perang. Perjalanan, perdagangan dan demokrasi akan menghilangkan sebab-sebab kesalahpahaman internasional. Akan tetapi, kemunculan nasionalisme dan militerisme di akhir abad ke-19 menimbulkan pertanyaan terhadap asumsi ini. Penulis antimiliter sosialis, seperti Rosa Luxemburg atau Karl Liehknecht, mengaitkan perang dan perlombaan senjata dengan perseteruan kapitalis dan dorongan untuk mencari pasar dan sumber bahan haku. Kemenangan kelas buruh diharapkan akan menciptakan perdamaian.”Apakah Anda tahu apa itu proletar?” tanya sosialis Perancis jean Jaures pada 1912. Jawaban dia adalah “Massa manusia yang secara kolektif mencintai perdamaian dan menolak perang.” Kemunculan gerakan damai perempuan di abad ke-20 memunculkan elemen lain dari aliran pemikiran gerakan perdamaian ini: gagasan bahwa sebab-sebab perang adalah pada divisi gender dalam masyarakat modem dan, khususnya, dapat dihubungkan dengan kekerasan rumah tangga, yakni kekerasan di dalam keluarga. Gerakan perdamaian baru yang muncul di Eropa Barat dan Amerika Utara, jepang dan Australia, selama era 1980-an memiliki skala yang amat besar dan bersi: fat transnasional. (Walaupun perlu dicatat bahwa gerakan perdamaian selalu bersifat internasional; kongres Eropa diadakan secara reguler di pertengahan ah.“I ke- I 9). Sekitar 5 juta orang memprotes penciptaan senjata nuklir generasi baru di Eropa pada musim gugur 1981 dan kemudian pada 1983. Gerakan perdamaian yang berkembang di Eropa Timur juga memainkan peran penting dalam revolusi damai tahun 1989 yang menjatuhkan rezim komunis dan menandai berakhirnya perang dingin.
Akan tetapi, gerakan perdamaian di Barat sangat berbeda dengan gerakan perdamaian di Timur. Di Barat terutama adalah gerakan perlucutan senjata, gerakan antinuklir. Ini termasuk dalam aliran pemikiran perdamaian pertama dan terutama berkaitan dengan kebijakan di level internasional. Mungkin dapat dikatakan bahwa, selama periode pascaperang, pemisahan antara perang dan perdamaian menjadi makin kentara. Pengertian peace movement (gerakan perdamaian) adalah Masyarakat Barat semakin kurang militer, dan terjadi pelemahan patriotisme, disiplin atau pendidikan militer. Perang menjadi sesuatu yang jarang dan abstrak—sebagian lantaran perang di Eropa sulit terjadi, dan sebagian karena perang di Dunia Ketiga, yang konkret dan selalu terjadi, menjadi tontonan di televisi. Aktivis perdamaian Barat memprotes realitas eksternal, yang tidak secara langsung relevan dengan kehidupan sehari-hari. Ini bukan berarti bahwa tidak ada perhatian pada pengembangan budaya damai, tetapi perkembangan ini berada di bawah tajuk antinuklir. Yang juga penting adalah peran wanita yang mendirikan perkemahan di luar pangkalan peluru kendali di Greenham Common, yang merupakan pelopor bentuk protes gaya baru. Sebaliknya, gerakan di Eropa Timur, seperti gerakan Swords into Ploughshares di Jerman Timur, Freedom and Peace di Polandia, kelompok Dialogue di Hungaria dan Independent Peace Association di Cekoslowakia, lebih memerhatikan isu-isu dalam negeri—militerisme dalam masyarakat (pendidikan militer-patriotik, wajib militer, mainan perang-perangan), nonkekerasan dan hubungan antara perdamaian dan demokrasi. Bagi mereka, perhatian terhadap nuklir adalah sesuatu yang abstrak; mereka lebih baik mati ketimbang hidup di bawah kekuasaan totalitarianisme, yang mereka anggap tidak bisa dipisahkan dari perang dan militerisme. Mereka mengkritik gerakan perdamaian Barat karena dipandang lebih memerhatikan gejala seperti persenjataan, ketimbang pada penyebabnya. Dalam pengertian ini, gerakan di Eropa Timur dapat dikatakan menemukan kembali tradisi gerakan perdamaian abad ke-19. Pada akhir 1980-an, dialog antara pihak-pihak gerakan perdamaian di Timur dan Barat melahirkan pendekatan bersama. Pengertian peace movement (gerakan perdamaian) adalah Di satu pihak gerakan perdamaian Barat lebih menekankan pada “cMtente from below,” pada dialog antara gerakan-gerakan warga di Timur dan Barat dan menekankan perlunya menclukung gerakan demokrasi sebagai salah satu cara untuk mengakhiri Perang Dingin dan memulai proses perlucutan senjata. Di lain pihak, gerakan Timur dan sebagian gerakan demokrasi di Timur, terutama Cabang 77 di Cekoslowakia, tertarik dengan pendekatan alternatif untuk keamanan Eropa, konsep “keamanan bersama” dan proposal untuk memperkuat Conference on Security and Cooperation di Eropa, yang dikenal sebagai proses Helsinki. Ini disebabkan proyek perdamaian Eropa dari jenis ini mengandung kerangka di mana upaya untuk mengubah masyarakat dan memperjuangkan demokrasi dapat dilindungi dari serangan militer. Setelah Perang Dingin, energi perdamaian makin menipis. Tetapi walaupun konfrontasi Barat-Timur berakhir dan proses perlucutan senjata dimulai, perdamaian abadi belumlah tercipta bahkan di Eropa. Kebangkitan nasionalisme, populisme dan fundamentalisme, perang teluk 1991, dan konflik di Yugoslavia menghadirkan era yang penuh pergolakan. Dapatkah kita berharap penyatuan ide-ide perdamaian dapat memberikan basis konseptual untuk protes di masa depan? Atau apakah ide 1980-an akan dilupakan?