PENGERTIAN PERILAKU MENENTUKAN SIKAP

By On Tuesday, May 5th, 2015 Categories : Bikers Pintar

Karena pembentukan sikap yang paling efektif adalah melalui pengalaman sendiri, maka para pakar berusaha mengetahui sampai seberapa jauh perilaku dapat mempengaruhi terbentuknya sikap. Jika di atas telahdiuraikanbagaimana sikap dapatberpengaruhpada perilaku (dapat memprakirakan perilaku), diharapkan juga perilaku dapat membentuk sikap, karena perilaku adalah pengalaman yang paling langsung pada diri seseorang. Contoh dalam kehidupan sehari-hari adalah pemain-pemain film atau sandiwara yang dalam kehidupan pribadinya bersikap dan berperilaku tidak jauh dari peran-peran yang sering dibawakannya. Atau, prajurit-prajurit ABRI yang setelah melalui pendidikan militer dan pengalaman bertahun-tahun di dunia militer akhirnya bersikap sebagai seorang militer.

Dalam hubungan ini Zimbardo (1971) pernah mengadakan eksperimen yang kemudian menjadi sangat terkenal di Universitas Stanford. Ia membangun sebuah model bangunan penjara. Sekelompok sukarelawan mahasiswa diminta’ untuk menjadi peserta dari eksperimen ini. Kelompok itu dibagi dua secara acak. Bagian yang pertama diberi peran narapidana dan bagian kedua diberi peran sebagai petugas penjaga penjara. Dalam waktu singkat kedua kelompok itu menjalankan perannya masing-masing. Yang menjadi penjaga keras dan kejam terhadap narapidana dan narapidana mencoba memberontak atau bersikap acuh tak acuh. Bahkan, mahasiswa yang paling lembut pun dapat berubah sikap menjadi keras jika ia berperan sebagai penjaga.

Dalam kehidupan sehari-hari di Indonesia, terapan dari eksperimen Zimbardo ini mudah terlihat pada orang-orang desa yang menjadi hansip atau pada orang-orang dari kalangan bawah yang menjadi satpam. Dalam baju seragam hansip atau satpam, mereka dapat menjadi galak, karena menyesuaikan sikap dengan baju seragam mereka.

Pengaruh perilaku pada sikap juga terjadi karena apa yang dikatakan atau diperbuat oleh seseorang cenderung dipercayai oleh orang itu sendiri (saying is believing). Higgins & Rholes (1978) mengadakan eksperimen dengan sejumlah mahasiswa yang diminta untuk membaca sebuah uraian tentang kepribadian seseorang. Kemudian, dikatakan bahwa uraian kepribadian tersebut adalah dari seseorang yang menyukai atau tidak menyukai balikannya. Orang yang berniat menonton bioskop bisa tidak jadi menonton karena hari hujan, tidak ada kendaraan, dan letak bioskop agak jauh dari rumah. Karena itu, Ajzen dalam tulisan-tulisannya yang kemudian (1988 dan 1991) menambahkan satu faktor lagi dalam bagan Reasoned Actiontersebut, yaitu persepsi kendala perilaku (perceived behavior control).

Secara teknis teori ini memang meningkatkan peramalan perilaku dari pengukuran sikap. Akan tetapi, kritik terhadap teori ini adalah bahwa peramalan itu hanya dapat diterapkan dalam conteks dan waktu yang sangat khusus. Jadi, hasil pengukuran terhadap sikap untuk menonton bioskop hari ini dengan pacar, misalnya, tidak dapat diterapkan pada perilaku menonton bioskop hari ini dengan teman, atau menonton besok dengan pacar atau menonton besok dengan teman. Untuk setiap perilaku diperlukan pengukuran tersendiri, yang dianggap tidak efisien untuk meramalkan perilaku secara umum (apakah Anda suka menonton bioskop?).

Kritik lain adalah bahwa perilaku-perilaku yang dapat diukur hanyalah perilaku-perilaku yang betul-betul tergantung pada niat saja. Jadi, teori ini menyingkirkan perilaku-perilaku yang menuntut keterampilan atau keahlian (misalnya, mengecat jendela, mengarang, atau berjualan), perilaku yang ada hubungan dengan kebiasaan (habit) (seperti bangun pagi dan memakai sabuk pengaman) dan perilaku yang menjadi tradisi atau sudah diatur oleh masyarakat (misalnya, mengemudi di sebelah kiri, libur di hari Minggu, memegang kepala orang, dan salat Idul Fitri).

 

Incoming search terms:

  • Tidak menentukan sikap
  • apakah sikap yang menentukan perilaku atau perilaku yang menentukan sikap
  • menentukan sikap
PENGERTIAN PERILAKU MENENTUKAN SIKAP | ADP | 4.5