PENGERTIAN SOCIAL EXCHANGE THEORY (TEORI PERTUKARAN SOSIAL) ADALAH
Dielaborasi ilmu sosial.
Pengertian social exchange theory (teori pertukaran sosial) adalah Teori ini berkaitan dengan interaksi timbal balik yang melibatkan kelompok dan orang yang bertukar item nilai sosial dan simbolis yang menguntungkan mereka. Teori ini pada awalnya dikembangkan dari kajian sosiologi awal terhadap sumber solidaritas sosial; teori ini juga dielaborasi ilmu sosial Anglo-Amerika sebagai dasar untuk meneliti diferensiasi kekuasaan di dalam relasi sosial. Dalam mengulas sosiologi Perancis pada 1800-an, Durkheim (1900) menghubungkan kemunculan disiplin ini di abad ke-19 dengan krisis setelah kekalahan Perancis dalam Perang Franco-Prusia tahun 1870. Hal ini menyebabkan para sosiolog mencari solusi untuk tatanan sosial, “bangunan sistem [negara] imperial yang baru saja ambruk” (hlm. 12). Dalam dekade pertama abad ke-20, Durkheim dan murid-muridnya mengembangkan cakupan riset mereka ke masyarakat non-industri, yang dikenal para ilmuwan melalui imperialisme. Mereka menggunakan meyakini bahwa prinsip yang diperoleh dari pengetahuan tentang bagaimana masyarakat sederhana bisa utuh akan bisa menjelaskan problem yang lebih kompleks di Barat (Durkheim, 1912; Durkheim dan Mauss, 1903). Dari penelitian ini perspektif pertukaran sosial muncul sebagai dasar teori solidaritas sosial. (Lihat juga DURKHEIM scHooL)
Solidaritas sosial. Pengertian social exchange theory (teori pertukaran sosial) adalah
Dengan menggunakan data etnografi dari berbagai masyarakat Barat, termasuk dokumentasi Malinowski (1922) terhadap pertukaran Kula di Kepulauan Trobriand, Mauss (1925) menyisir bukti-bukti tradisi tukar-menukar hadiah yang membuatnya bisa “menyimpulkan sifat moral dari beberapa problem yang kita hadapi di masa krisis ekonomi sekarang” (hlm. 2). Dengan mengikuti jejak yang serupa, Levi-Strauss (1949) menemukan hubungan antara praktik pertukaran dan solidaritas sosial dalam studi komparatifnya mengenai aturan kekerabatan dan perkawinan: pertukaran langsung (atau terbatas), di mana dua pihak saling memberi dan menerima menghasilkan solidaritas mekanis; sedangkan pertukaran tak langsung (atau umum), yang melibatkan jaringan beberapa pertukaran, pihak-pihak yang tidak memberi kepada pihak yang memberi mereka (misalnya , mempromosikan solidaritas organik (lihat Ekeh, 1974, hlm. 37-77). Dalam studi-studi ini, keunikan individual amatlah penting; adalah kelompok, bukan individu, yang menjalin kemitraan pertukaran.Dengan menolak subordinasi kebutuhan individu ke dalam kebutuhan masyarakat dalam teori Levi-Strauss (Homans dan Scheneider, 1955), Homans (1961) meluncurkan teori pertukaran individualistis di mana interaksi dibatasi pada resiprositas langsung. Versi teori pertukaran sosial ini menegaskan signifikansi dari keunikan individu dengan menggunakan konsep-konsep utama dalam bidang ekonomi dan psikologi, seperti imbalan, biaya, hukuman, profit dan investasi, dan juga stimulus dan respons serta permintaan dan penawaran. Teori Homans menjadi titik tolak bagi perkembangan teori pertukaran sosial di AS. Sementara Blau (1964) mengembangkan aspek ekonominya, memperbarui pendapat hubungan makrostrukturalnya (meskipun dia belakangan meragukan validitas generalisasi ini, lihat Blau, 1987), sudut pandang psikologisnya dikembangkan oleh kaum behaviouris yang menghubungkannya dengan psikologi Skinnerian (Burgess dan Bushell, 1969; Chadwick-Jones, 1976). Teori pertukaran sosial di AS terutama diaplikasikan dalam interpretasi atas Powy.R. Meski hal ini sudah dikaji Homans dalam penelitiannya tentang perbedaan status di dalam interaksi sosial, namun yang dominan dalam diskusi subjek ini di AS adalah penjelasan Blau mengenai kekuasaan, dan perluasan esai seminal Emerson tentang hubungan kekuasaan-ketergantungan dengan situasi pertukaran (lihat Cook, 1987). Pengertian social exchange theory (teori pertukaran sosial) adalah Pendapat utama mereka adalah bahwa kekuasaan dan dependensi berasal dari hubungan pertukaran. Pemberi yang lebih banyak mendapatkan kompensasi berupa kekuasaan dan pemberi yang lebih sedikit akan menjadi tergantung. Pandangan tentang kekuasaan ini diserang oleh para sosiolog politik (seperti Birnbaum, 1976) dan filsuf politik (seperti Lively, 1976) yang berpendapat bahwa kekuasaan punya basis dalam nilai kemasyarakatan clan tidak bisa diderivasi langsung dari situasi pertukaran sosial. Kelenturan teori pertukaran sosial membuatnya bisa dipakai dalam menginterpretasikan berbagai macam bentuk hubungan sosial lainnya. Berikut ini adalah dua penggunaan yang patut dikemukakan. Pilihan rasional berarti tindakan yang dimotivasi oleh tujuan personal dalam aktvitas ekonomi yang membatasi aktor untuk membuat pilihan berdasarkan sarana terbatas. Sejak awal, cabang teori pertukaran sosial Anglo-Amerika telah menggunakan argumen pilihan rasional, yang dipinjam dari ilmu ekonomi dan teori permainan, untuk mengkonseptualisasikan perilaku pertukaran sosial di masyarakat Barat dan non-Barat (Heath, 1976; Sahlins, 1965; lihat juga RATIONAL (;HOICE THEORY). :Meski mencerminkan dominasi penalaran ekonomi di AS, reduksi kehidupan sosial ke motivasi ekonomi semacam itu berbeda tajam dengan konsep pertukaran sosial esktra-ekonomi di dalam sosiologi Prancis. Partner pertukaran sosial membuat penilaian berdasarkan kontribusinya ke, dan manfaat dari, kelompok di mana mereka berpartisipasi. Mereka juga membandingkan biaya dan manfaat dalam berinteraksi dengan pihak lain (lihat Thibaut dan Kelley, 1959). Atribut-atribut ini membuat JUSTICE menjadi unit-ide sentral dalam teori pertukaran sosial. Pertimbangan keadilan dalam pertukaran sosial mungkin didasarkan pada dua varian utama yang ditunjukkan oleh Barry (1989): keadilan sebagai imparsialitas, yang menekankan pada distribusi manfaat berdasarkan kebaikan umum dan karenanya mengurangi status privilese, dan keadilan sebagai keuntungan bersama, menekankan pembagian manfaat di antara partner pertukaran. Pengertian social exchange theory (teori pertukaran sosial) adalah Akan tetapi, dengan mengikuti rumusan awal Homans (1961, hlm. 71-5), teoretisi pertukaran sosial secara konservatif memandang status sebagai kriteria utama dari keadilan. Teori pertukaran sosial mungkin juga membantu menjelaskan keadilan warga negara yang didefinisikan sebagai pertukaran hak dengan kewajiban dalam hubungan individu dengan negara (Marshall, 1950). Seperti ditunjukkan dalam esai Gouldner (1960) mengenai kedekatan resiprositas, signifikansi perspektif pertukaran sosial berasal dari dorongan dasar manusia untuk memberi dan menerima di dalam interaksi sosial, di mana perilaku yang saling bertentangan cenderung menggoyahkan hubungan sosial. Asumsi ini dianut luas oleh ilmu sosial dan ilmu perilaku, menjadikan teori pertukaran sosial menarik bagi banyak disiplin (Gergen et al., 1980). Varian Perancis dan Anglo-Amerika juga membantu menjelaskan premis yang memisahkan pemikiran sosial dan kolektivits terpisah, yang dominan di Perancis, dengan perspektif individualistis yang dominan di dalam ilmu sosial AngloAmerika.