PENGERTIAN SOCIAL MOVEMENT (GERAKAN SOSIAL) ADALAH

By On Wednesday, April 14th, 2021 Categories : Bikers Pintar

Masyarakat industri.

Pengertian social movement (gerakan sosial) adalah Kebanya­kan teoretisi sosial sepakat bahwa mode aksi kolektif ini melibatkan tipe relasi yang secara sosial mengandung konflik. Tipe kla­siknya adalah gerakan buruh yang menan­dai masyarakat industri di abad ke-19 dan awal abad ke-20. Yang lebih baru, pada 1960-an, kebanyakan negara Barat meng­alami gerakan sosial penting, seperti STli­DENT MOVEMENT, gerakan hak-hak sipil, dan gerakan perdamaian, sedangkan di negara Dunia Ketiga, gerakan kemerdekaan nasi­onal hermunculan. Sepanjang 1970-an dan 1980-an gerakan sosial berkembang di se­lurtilt Amerika Utara dan Eropa—gerakan wanita, ekologi, antinuklir dan perdamaian, lain muncul gerakan fundamentalis, yang menekankan kekhususan kultural. Cina, pa – da 1989, merasakan gerakan demokratisasi yang kemudian ditindas; dan di Eropa Timur gerakan rakyat menggulingkan rezim komu­nis. Banyak gerakan sosial menentang struk­tur institusional, cara hidup dan pemikiran, norma dan moral. Dalam kenyataannya, gerakan sosial terkait erat dengan perubah an sosial, dan beberapa ciri masyarakat kon temporer kemungkin.an adalah akihat dari aksi gerakan sosial ini.

Paradigma neo­Marxis.

Dari sudut pandang teoretis gerakan so­sial juga menjadi pusat diskusi ilmiah sosial. Herbert Blumer (1939) menyatakan bahwa perilaku kolektif dan gerakan sosial adalah konsep inti dari teori sosiologis. Alain ‘tk)- uraine kini juga menyatakan hal yang sama. Penggunaan istilah ini sekarang cukup long­gar, bahkan dalam literatur profesional, mungkin akibat dari begitu banyaknya va riasi fenomena empiris di mana gagasan ini bisa diaplikasikan. Apakah semua aneka gerakan yang disebutkan di atas dimasuk­kan dalam konsep yang sama? Menggu­nakan gagasan pada level deskriptif memang lebih nyaman, tetapi penggunaan konseptual yang lebih terbatas lebill direkomendasikan. Seperti kebanyakan gagasan dalam ilmu so­sial, gerakan sosial tidak mendeskripsikan .sebagian dari realitas, namun merupakan elemen dari mode spesifik untuk mengkon­struksi realitas sosial. Paradigrna teoretis dari gerakan sosial mungkin bisa dimasukkan dalarn istilah yang berbeda-beda. Selain paradigma neo­Marxis, pendekatan teoretis yang domi­nan hingga awal 1970-an adalah konsep periIaku kolektif interaksionis dan konsep gerakan sosial mazhab Chicago, serta model struktural-fungsional. Paradigma yang disebut terakhir ini punya banyal< varian dan merupakan perspektif yang paling dia­nut luas pada saat itu. Pada 1970-an teori mobilisasi sumber daya mengemukakan pendekatan neo-utiliarian rasionalis untuk mempelajari gerakan sosial. Teta pi pendek at – an-pendekatan tersebut dik ritik keras oleh pendekatan yang berorientasi hermeneutika yang mencoba mengkonseptualisasikan apa­apa yang baru di dalam gerakan sosial baru. Dan pendekatan sosiologi tindakan menam­bah perspektif teoretis komprehensif untuk studi gerakan sosial. Pengaruh penting dari pendekatan Marxis dan neo-Marxis untuk studi gerakan sosial sudah terkenal, dan di sini hanya akan diba­has singkat (lihat MARXISM; NEW LEFF). Teori Marxis menegaskan bahwa, di masyarakat industri, gerakan sosial dan revolusi ber­asal dari kontradiksi struktural utama an­tara kapital dan buruh. Aktor-aktor utama dalam gerakan sosial—kelas sosial yang saling berseteru—didefinisikan berdasarkan kontradiksi sistemik fundamental ini. Akan tetapi, mereka juga dianggap sebagai aktor historis, dan mereka pasti akan menyadari peran dan takdir sejarah mereka. Karena alasan ini periset sosial bukan hanya perlu mempelajari kondisi objektif tetapi juga ha­rus menjelaskan proses subjektif yang me­munculkan gerakan sosial. Der Streit (konflik) dipahami oleh Simmel (1908) sebagai sebuah proses interaksi. Pada 1920-an, teoretisi SYmBmc INTF.RAGnomsm dari mazhab Chicago mengadopsi pendekat­an serupa untuk mempelajari perilaku kolek­tif dan gerakan sosial. Berdasarkan asumsi bahwa individu dan kelompok orang bertin­dak berdasarkan pemahaman dan ekspek­tasi bersama, mereka berpendapat bahwa gerakan sosial muncul situasi yang tak ter­struktur. Ini adalah situasi di mana hanya ada sedikit pedoman kultural bersama atau pedoman itu berantakan dan harus didefi­nisikan (kembali). Geralcan sosial adalah ekspresi kolektif dari rekonstruksi situasi so­sial tersebut. Gerakan sosial adalah “usaha kolektif untuk menciptakan tatanan kehidu­pan yang baru” (Blumer, 1939). Pendekatan interalcsionis simbolis untuk studi gerakan sosial tidak berhasil mengemhangkan paradigma teoretis yang memadai. Secara keseluruhan, pendekatan ini masih mendapat perhatian, sebah ia di satu sisi menekankan pada aspek sosial-psikologis dari aksi kolektif seperti emosi, perasaan soli­daritas, perilaku ekspresif dan komunikasi; dan di sisi lain ia menempatkan kemunculan gerakan sosial di dalam proses relasi dan in­teraksi sosial yang terus berjalan. Ada tiga varian di dalam model gerakan so­sial struktural-fungsional. Meskipun sangat berbeda dalam pendekatan dasarnya dari logika gerakan sosial yang didasarkan pada interaksi, namun perbedaan itu bagaimana­pun juga tidak sejauh perbedaannya dengan Marxisme dalam mode analisisnya, walau­pun ia mengusulkan visi lcehidupan sosial yang berbeda. Teori masyarakat massa mempostulat­kan individual yang teratomisasi (Kornhau­ser, 1959). Karena tercerabut dari akarnya akibat perubahan sosial yang cepat, urba­nisasi dan hilangnya ilcatan tradisional, ter­isolasi dari relasi kelompok dan kelompok referensi normatif, maka individu di dalam masyarakat massa adalah bebas dan cende­rung berpartisipasi dalam jenis kelompok sosial baru, seperti gerakan sosial. Teori tekanan struktural memandang penyebab utama kemunculan gerakan sosi­al adalah terganggunya keseimbangan dari sistem sosial (Smelser, 1962). Nonkorespon­densi antara nilai-nilai yang dianut dengan praktik masyarakat aktual, tertutupnya fungsi institusional, elemen disfungsional yang mengganggu kelangsungan sistem, semuanya itu merupakan hal-hal yang dapat mengganggu keseimbangan sistem sosial, memicu ketegangan struktural, dan kemu­dian memicu gerakan sosial. Pengertian social movement (gerakan sosial) adalah Teori deprivasi relatif adalah sejenis varian sosial-psikologis dari teori telcanan. Tekanan bukan diakibatkan oleh diskre­pansi struktural, tetapi berasal kondisi pera­saan subjektif: orang merasa relatif gagal menggapai harapannya. Kebutuhan yang terpenuhi tidak sesuai dengan yang diharap­kan. Perbaikan kondisi ekonomi dan politik, yang membesarkan harapan bagi beberapa kelompok, akan mudah memunculkan ge­rakan sosial apabila realitas tampak tidak sesuai dengan harapan. Ketidakpuasan dan frustasi akan bermunculan, menyebabkan terjadinya gerakan sosial. Walaupun fakta bahwa model struk­tural-fungsional mengklaim menyediakan teori kausal mengenai kemunculan gerakan sosial, model itu tidak memberi penjelasan yang tepat tentang bagaimana pergeseran dari isolasi, stres dan frustasi bisa menjadi sebuah bentuk gerakan. Perubahan ini ti­dak mungkin bersifat otomatis.

Mobilisasi sumber daya. Pengertian social movement (gerakan sosial) adalah

Pendekatan neo-utilitarian untuk studi ge­rakan sosial rnuncul pada 1970-an, dan ber­kembang pesat sejak itu. Asumsi dasarnya adalah bahwa gerakan sosial berkembang dari aktivitas organisasional—jika mereka berhasil memobilisasi sumber daya material dan simbolis, seperti uang, waktu dan legiti­masi. Gerakan sosial dijelaskan dalam term kesempatan, strategi, mode komunikasi, dan kompetisi dengan kelompok dan otoritas yang memiliki kepentingan yang saling ber­tentangan. Pemikiran ini menambah bebera­pa bukti untuk memahami bagaimana gera­kan sosial muncul, namun tidak memadai untuk menjelaskan makna dari mobilisasi sosial kolektif. Varian berbeda (Olson, 1965; Obers­chall, 1973; Tilly, 1978) di dalam perspek­tif mobilisasi sumber daya memiliki logika yang sama: mereka berpendapat bahwa gera­kan sosial menggunakan penalaran instru­mental-strategis, kalkulasi biaya-manfaat, dan mengejar tujuan dan kepentingannya secara rasional. Mereka juga sepakat dalam poin penting lainnya: menurut mereka gera­kan sosial bukan kejadian abnormal tetapi bagian dari kehidupan sosial normal, yang dianggap penuh potensi konflik. Karena ala­san ini mereka menolak ide bahwa tekanan atau kekecewaan dapat menjelaskan kemunculan gerakan sosial; sebaliknya, gerakan sosiallah yang memfokuskan stres dan keti­dakpuasan. Apakah gerakan sosial mampu melakukan hal ini nantinya akan bergantung pada kapasitas organisasionalnya. Beberapa teoretisi sosial baru-baru ini meng­gunakan istilah “gerakan sosial baru” untuk menyebut variasi besar dari gerakan protes sosial sepanjang 1970-an dan awal 1980-an di Barat. Secara umum, gerakan-gerakan ini membentuk jaringan kontestasi dan gaya hidup alternatif, tetapi mereka juga mema­suki politik resmi (lihat GREEN MOVEMENT). Apa yang membuat gerakan sosial ini baru? Kebanyakan teoretisi memandangnya dalam term perilaku kolektif konfliktual yang membuka ruang kultural dan sosial baru. Pengertian social movement (gerakan sosial) adalah Gerakan sosial baru dilihat sebagai ins­titusi masyarakat sipil yang dipolitisasi, dan karenanya mendefinisikan ulang batas-batas politik institusional (Claus Offe); sebagai cara baru memahami dunia dan menentang aturan kultural dominan berdasarkan alasan simbolik (Alberto Melucci); sebagai pencip­taan identitas baru yang berisikan tuntutan yang tak bisa dinegosiasikan (Jean L. Co­hen); sebagai ekspresi proses pernbelajaran kolektif revolusioner (Klaus Eder); sebagai artikulasi sosial baru yang mengkristali­sasikan pengalaman dan persoalan baru yang dialami dan dihadapi bersama, sebagai akibat dari disintegrasi umum pengalaman berbasis kelas ekonomi (Ulrich Beck). Arti penting yang diberikan oleh semua rumusan di atas kepada gerakan sosial baru adalah bahwa gerakan sosial itu mendapatkan kesa­daran baru akan kapasitasnya untuk mem­produksi makna baru dan bentuk kehidupan dan tindakan sosial yang baru. Penjelasan sistematis mengenai reflektivitas gerakan sosial ini dapat dijumpai dalam paradigma rasionalitas komunikasi. Proses rasionalisasi komunikasional dalam kehidupan dunia di sini dianggap sebagai ciri menonjol dari modernitas, yang paralel dengan proses ra­sionalisasi sistemik (Habermas, 1981).

PENGERTIAN SOCIAL MOVEMENT (GERAKAN SOSIAL) ADALAH | ADP | 4.5