Pengertian youth culture (kultur kaum muda) adalah Kultur kaum muda, yang dianggap berbeda dengan kultur dominan, merujuk pada simbol, keyakinan dan perilaku unik orang muda di dalam masyarakat. Istilah ini memiliki dua penggunaan. Pertama, ia merepresentasikan nilai dan norma populasi muda pada umumnya di dalam masyarakat; dan kedua, ia mencakup cita-cita dan praktik subkelompok kaum muda, seperti kelompok subkultural atau kontra-budaya (lihat COUNTERCULTURE). Diskusi dan studi kultur kaum muda menghasilkan literatur yang agak terpisah yang membahas kaum remaja (remaja awal dan pertengahan) dan tahap masa muda (remaja akhir dan dewasa awal) dan dukungan relatif yang diberikan oleh kaum muda kepada tipe aktivitas bersama kawan tertentu.
Tren historis seperti modernisasi, industrialisasi, urbanisasi, kebangkitan kelas menengah dan perluasan pendidikan publik telah menimbulkan segregasi berdasarkan usia dan stratifikasi kaum muda, yang pada gilirannya mempromosikan perkembangan kultur kaum muda (Mitterauer, 1992). Formasi kultur kaum muda diawali di Eropa abad ke- 19 dengan pemujaan dan romantisasi terhadap masa muda oleh para filsuf, penulis, seniman dan “pejuang kebebasan masa muda” yang aktif pada Era Revolusi (Gillis, 1974). Kultur kaum muda kemudian terbentuk di seluruh dunia—terkadang berpisah dari, dan terkadang bergandengan dengan, perubahan politik (lihat YOUTH MOVEMENT). Di paruh kedua abad 20, kemajuan teknologi, komunikasi yang cepat, komersialisasi dan berakhirnya Perang Dingin memfasilitasi penyebaran aktivitas kaum muda di seluruh dunia. Entah itu dilakukan secara spontan oleh kaum muda atau didorong oleh kekuatan pasar atau negara, kultur kaum muda berperan signifikan dalam pembentukan identitas orang muda dan perkembangan moral dan dianggap sebagai sumber inovasi masyarakat dan perubahan (Wallace dan Kovacheva, 1996). Kultur muda yang lebih luas—terkadang disebut kultur “umum,” “massa,” atau “pop”—tidak merepresentasikan perpisahan tegas dengan masyarakat dewasa namun berputar di sekitar adopsi mode, fashion, hiburan dan gaya hidup oleh kaum muda. Misalnya, pada 1920-an (“Roaring `20s, “Jazz Age”) dan 1960-an (“Age of Aquarius,” “Postmaterialism”) adalah periode luar biasa ketika orang muda menciptakan sendiri gaya berpakaian, bahasa, musik, ekspresi seni, praktik seksual dan komunitas. Pertimbangan penting untuk mengidentifikasi kultur kaum muda mencakup sejauh mana orang muda mendukung dan mengekspresikan nilai dan norma bersama. Sejak 1980-an, banyak fokus diarahkan pada penyebaran global kultur kaum muda Barat dan dampak media massa dan konsumerisme terhadap sikap dan perilaku generasi muda. Orientasi nonkonvensional atau antagonistik terhadap masyarakat dewasa direfleksikan dalam subkultur atau kontrabudaya oleh sejumlah kecil orang muda (Brake, 1985). Subkultur orang muda menerima ciri tertentu dari sistem nilai dominan tetapi juga mengekspresikan perasaan dan keyakinan yang khas kelompok mereka. Contohnya antara lain seniman dan penulis avant-garde, remaja pemberontak, gang, klub olahraga dan kultur narkoba. dikatakan bahwa gaya hidup kaum muda dan kultur alternatif adalah konsep yang lebih berguna bagi periset ketimbang konsep subkultur kaum muda (Miles, 2000). Kontra budaya kaum muda lebih bersifat menentang, antisosial dan konfrontasional ketimbang subkultur dan merepresentasikan tantangan terhadap otoritas dan kultur utama. Kontra budaya kaum muda mungkin bersifat ekspresif dan terkadang kasar (pemujaan, hippies, skinhead, punk), atau mungkin berpartisipasi dalam aktivitas politik pemberontakan seperti kelompok ideologis-utopian radikal dan pembangkang politik yang agresif (anarkis, nihilis dan pemuda sayap kanan serta aktivis hak hewan dan lingkungan).
Memahami kultur muda (entah itu massa, subkultural, alternatif atau kontrabudaya) membutuhkan kajian sosiohistoris dan psikologis. Dari perspektif sosiohistoris, Marxis, fungsional-struktural, teori konflik generasi dan interaksionis simbolis telah dipakai untuk menerangkan kebangkitan kultur kaum muda ini. Secara bersama-sama, teori-teori itu menunjukkan bahwa kultur kaum muda kemungkinan akan terbentuk ketika ukuran kelompok kaum muda relatif besar; ketika masyarakat mengalami perubahan cepat, pluralistik dan punya problem dalam mengintegrasikan kaum muda ke dalam institusi utama; dan ketika anggota generasi muda tumbuh di dalam kondisi yang berbeda dengan generasi orang tua mereka dan mengekspresikan ketidakpuasannya terhadap masyarakat konvensional dengan menciptakan nilai dan gaya hidup sendiri. Pengertian youth culture (kultur kaum muda) adalah Konflik kelas dan status, problem keluarga, gender, etnis, pengangguran, segregasi usia, dan alienasi sebagian disebabkan oleh bangkitnya subkultur dan kontra-budaya generasi muda ini. Dari perspektif psikologi, penjelasan tentang kultur kaum muda didasarkan pada teori psikodinamik, teori perkembangan, teori kognitif, teori kepribadian, teori behaviouris dan teori psikologis. Orang-orang muda yang mendukung beberapa bentuk kultur kaum muda mungkin dimotivasi oleh kebutuhan masa muda (pembentukan identitas, determinasi diri, eksperimentasi psikososial, afiliasi dan ikatan teman sebaya); pembawaan personalitas (keinginan untuk memutus ikatan konvensional, terlibat dalam perilaku berisiko tinggi, kontrol impuls yang lemah, konflik emosional); dan pemrosesan kognitif (atrbusi, gestalt dan keikutsertaan bergabung dengan kelompok yang mendukung nilai dan tujuannya). Model peran serta kesenangan dan imbalan dari berpartisipasi dalam kultur kaum muda juga menjelaskan keinginan dan dukungan kaum muda pada gaya hidup masa muda yang menyimpang. Kesimpulan yang diambil dalam kajian kultur kaum muda mungkin sebagian dipengaruhi oleh prosedur riset yang dipakai. Misalnya, survei besar (nasional, lintas-nasional, global) menunjukkan bahwa kebanyakan kaum muda tidak teralienasi dari keluarga atau masyarakatnya dan menganut nilai-nilai dan norma utama, sedangkan studi observasi dan wawancara terhadap individu-individu muda dan kelompok pemuda spesifik kemungkinan akan menghasilkan kesimpulan bahwa kaum muda cenderung tidak puas, berperilaku nonkonformis, teralienasi dan menuntut perubahan sosial (Braungart dan Braungart, 1998). Dibutuhkan riset terhadap berbagai macam kultur kaum muda, konteks di mana kaum muda merumuskan sikap dan perilaku kulturalnya, dan efek jangka panjang dari kultur kaum muda terhadap masyarakat dan perkembangan di masa dewasa. Penelitian empiris terhadap kultur kaum muda mungkin lebih baik dengan menggunakan banyak strategi riset: menggunakan metodologi kuantitatif dan kualitatif; mencakup analisis historis, masyarakat, kelompok dan individu; dan menggunakan desain komparatif (lintas-kultural, historis, antarkelompok dan intrakelompok). Beberapa ilmuwan sosial menginterpretasikan pembentukan kultur kaum muda sebagai tanda-tanda “kegagalan sosialisasi orang dewasa.” Pengertian youth culture (kultur kaum muda) adalah Yang lainnya berpendapat bahwa berbagai bentuk kultur muda ini menunjukkan ketidakpuasan generasi muda terhadap status quo dan keinginan untuk menciptakan dunia yang lebih baik (atau setidaknya lebih berbeda) bagi generasi mereka. Apa pun interpretasinya, ada kesepakatan bahwa kultur kaum muda merepresentasikan kekuatan perubahan serta dipengaruhi dan sekaligus memengaruhi masyarakat modern.