AMBIVALENSI TEKNOLOGI MEDIA KOMUNIKASI

By On Friday, November 14th, 2014 Categories : Bikers Pintar

Sebelum kita membahas ikhwai teknologi komunikasi, sebaiknya kita berbicara dahulu mengenai teknologi itu sendiri. Jika kita simak pengertian teknologi atau dalam bahasa Inggris “technology” dari kamus, ternyata bahwa secara harfiah berasal dari bahasa Yunani “technologia” yang berarti perlakuan sistematis (systematic treatment) dan secara maknawi berasal dari istilah “techno” yang berarti teknik, seni, atau keterampilan, dan “logos” yang berarti “ilmu”. Jadi makna dari teknologi itu adalah ilmu tentang seni atau keterampilan.

M.T. Zen menjelaskan bahwa teknologi mencakup sains atau ilmu pengetahuan dan engineering atau teknik. Jadi, pada dasarnya sangat berlebihan, jika kita membicarakan ilmu dan teknologi, karena perkataan teknologi itu sendiri telah mengandung ilmu di dalamnya. Hal itu semakin lama semakin menjadi biasa, sehingga menjadi apa yang disebut common parlance untuk merangkaikan sains dan teknologi; sedangkan teknologi di sini diartikan sebagai applied science, yaitu penerapan sains bagi kesejahteraan manusia.

Sains itu bersifat bebas nilai, objektif, dan netral. Teknologi sebaliknya sekali pun pada dasarnya netral, dalam situasi tertentu dapat tidak netral lagi, karena mengandung potensi merusak dan potensi kekuasaan. Di sinilah letak perbedaan besar antara sains dan teknologi.

Sains dan teknologi saling membutuhkan, karena sains tanpa teknologi bagaikan pohon tak berbuah, sedangkan teknologi tanpa sains bagaikan pohon tidak berakar (science whithout techology has no fruit, technology whithout science has no root). (Zen, 1981 : 10). Sejauh teknologi itu ditujukan untuk kesejahteraan umat manusia, tidak menimbulkan masalah. Tidak terhitung jumlah produk teknologi yang menyebabkan manusia memperoleh kemudahan, kecepatan, dan kenyamanan. Bandingkan kehidupan abad sekarang dan abad sebelumnya. Untuk pergi ke suatu tempat berapa lama waktu yang dibutuhkan dahulu? Yang dahulu dibutuhkan waktu berbulan-bulan, kini dengan pesawat terbang hanya diperlukan hitungan hari, bahkan jam. Dengan radio telefoni, kini seseorang di Jakarta dapat bercakap-cakap langsung dengan anggota keluarga, kawan atau relasi di Amerika.

Betapa nyamannya kita istirahat di rumah, sambil tidur-tiduran di sofa di bawah lampu listrik yang terang benderang, dalam kesejukan air- con, seraya menonton programa televisi yang beraneka ragam karena antena parabola; kalau menginginkan makanan di luar rumah tinggal menelepon saja atau pergi sendiri dengan mobil yang senantiasa siap. Memang untuk itulah semula teknologi diciptakan: untuk kesejahteraan dan kenyamanan. Tetapi kenyataan menunjukkan bahwa teknologi tidak selalu untuk hal-hal yang positif, kadang-kadang, bahkan acapkali dimanfaatkan untuk hal-hal yang negatif.

Tadi dikatakan bahwa teknologi mengandung potensi merusak dan potensi kekuasaan. Oleh karena teknologi dikuasai penguasa maka potensi merusak bisa ditunjukkan segera dan tanpa ampun. Contoh : penghancuran sebuah negara oleh bom atom seperti yang dijatuhkan di Hirosima dan Nagasaki, pengrusakan negara Irak oleh rudal-rudal yang dahsyat.

Pengrusakan oleh teknologi adakalanya tidak secara fisik, tidak jarang untuk memenangkan kekuasaan politik atau kebudayaan atau ekonomi. Suasana itu terjadi, jika yang dikuasai adalah teknologi komunikasi. Baiklah kita tinjau pengaruh revolusi fisika yang diungkapkan tadi terhadap revolusi komunikasi yang menurut Everett Rogers dalam bukunya “Communication Technology” terdiri dari empat era sebagai berikut:

—           Era komunikasi tulisan (the writing era of communication)

Era ini dimulai tahun 4000 sebelum Masehi pada waktu mana bangsa Sumeria menggunakan tablet dari tanah liat, bangsa Cina menemukan tulisan untuk percetakan buku dan bangsa Korea menemukan alat dari logaryyang menggantikan huruf-huruf dari tanah.

—           Era j2fercetakan (the printing era of communication)

/Era ini dimulai dengan ditemukannya alat percetakan oleh Gmenberg pada tahun 1456 ketika untuk pertama kali mencetak Kitab Injil. Kemudian pada tahun 1833 dimulainya sirkulasi media massa “the New York Syn” sebagai “penny press newspaper”. Pada tahun 1839 dimulai fotografi dengan metode praktis dalam surat kabar.

—           Era telekomunikasi (telecommunication era)

Dalam era ini antara lain tercatat Samuel Morse yang pada tahun 1844 untuk pertama kali mengirim pesan secara telegrafis; pada tahun 1876 Alexander Graham Bell untuk pertama kali mengirimkan pesan secara telefonis; pada tahun 1895 Guglielmo Marconi mengirimkan pesan melalui radio. Setahun sebelumnya film bioskop untuk pertama kali dipertunjukkan kepada umum, pada tahun 1920 dimulainya, radio siaran, sedangkan televisi didemonstrasikan mulai tahun 1933.

—           Era komunikasi interaktif (Interactive communication)

Komputer yang dinamakan “main frame computer”, “ENIAC” ditemukan di Universitas Pennsylvania pada tahun 1946, sedang transistor dan video pita masing-masing ditemukan pada tahun 1947 dan 1956. Pada tahun 1971 ditemukan mikroprosesor, pada tahun 1976 sistem teleks dan pada tahun 1979 sistem videoteks yang kesemuanya merupakan produk teknologi elektronik menyempurnakan radio dan televisi yang telah ditemukan dekade-dekade sebelumnya. (Rogers, 1986 : 25).

– Dengan teknologi di bidang komunikasi massa seperti satelit komunikasi dan antena parabola, maka globalisasi informasi dan komunikasi seperti sekarang semakin kuat dampaknya. Siapa yang menguasai teknologi yang canggih itu, maka dia akan menanamkan pengaruhnya di negara-negara lain.

Dalam hal itulah letak ambivalensinya media massa; apakah bermanfaat ataukah merugikan masyarakat suatu negara atau masyarakat dunia bergantung pada manusia itu sendiri; sebaliknya ketahanan nasional suatu bangsa untuk tidak dapat dipengaruhi oleh bangsa lain melalui’ media massa seperti dikatakan tadi juga bergantung pada manusianya.

AMBIVALENSI TEKNOLOGI MEDIA KOMUNIKASI | ADP | 4.5