ARTI POLITIK POPULASI
population policy (politik populasi)
Politik populasi adalah visi terartikulasi tentang tujuan yang ingin dicapai pemerintah dalam hal populasi. Perhatian sistematis oleh pemerintah terhadap populasi sebagai masalah kebijakan publik relatif masih baru. Tak banyak perhatian diberikan oleh para pembuat kebijakan terhadap populasi sebelum 1945, meskipun perhatian kebijakan publik terhadap mortalitas dan migrasi sendiri sudah punya sejarah yang panjang. Meski ilmu demografi mengurusi masalah ketiga elemen perubahan populasi fertilitas, mortalitas dan migrasi arah politik populasi modern biasanya pada masalah fertilitas dan dalam banyak kasus pada produksi fertilitas. Ini karena negara- negara paling miskin di dunia mengalami tingkat pertumbuhan populasi yang tak pernah terjadi sebelumnya dan secara luas diyakini bahwa pesatnya pertumbuhan populasi di negara-negara miskin punya dampak yang serius yang tak diinginkan.
Politik populasi dengan sendirinya diterapkan pada tingkat nasional. Namun demikian, fenomena modern tentang penerapan kebijakan itu amat dipengaruhi oleh opini-opini dan pertimbangan internasional. Bukan sekadar kebetulan bila perhatian pada politik populasi terutama di negara-negara miskin, sejalan dengan periode bantuan internasional untuk upaya-upaya pembangunan di negara-negara tersebut. Periode itu secara kasar dimulai dengan pembentukan Organisasi Pembangunan Ekonomi dan Sosial ada 1961. Jadi, dampak serius mula-mula yang diduga terkait dengan pesatnya pertumbuhan populasi di negara-negara miskin adalah tertahannya pembangunan ekonomi.
Dampak lebih jauh yang mengundang keprihatinan serius adalah degradasi lingkungan, buruknya kesehatan ibu dan anak, gejolak politik dan situasi tidak aman, serta pengabaian hak-hak azasi manusia. Tentu, karena ada keraguan atas keabsahan keprihatinan serius itu berkenaan dengan pembangunan ekonomi, keprihatinan-keprihatinan tambahan ini meningkat maknanya.
Penekanan pengaruh pertimbangan internasional pada penerapan politik populasi nasional merupakan pokok bahasan dari seri konferensi populasi internasional yang disponsori oleh Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) dan diikuti oleh delegasi resmi dari negara-negara anggota PBB. Konferensi Internasional mengenai Kependudukan dan Pembangunan atau International Conference on Population and Development (ICPD), yang diselenggarakan di Kairo pada September 1994, mengajukan kemungkinan bahwa perubahan berskala besar hampir terjadi dalam konteks internasional, di mana politik populasi nasional diberlakukan. Kalau dokumen-dokumen final dari konferensi internasional sebelumnya di Bucharest pada 1974 dan Mexico City pada 1984 lebih banyak terfokus pada sasaran fertilitas, naskah akhir dokumen Kairo mencakup perhatian substansial pada pencapaian, seperti masalah politik populasi, perbaikan kesehatan ibu dan anak dan pendidikan perempuan. Lebih dari itu, perhatian yang dicurahkan dalam naskah 1CPD tersebut pada masalah persamaan gender, keadilan dan pemberdayaan perempuan dan hak-hak reproduksi serta kesehatan dan reproduksi. Pertanyaan-pertanyaan yang dimunculkan dari waktu ke waktu berkisar pada apakah perhatian tambahan ini mencerminkan perubahan dalam tujuan politik, misalnya, dari reduksi fertilitas, katakanlah soal perbaikan kesehatan perempuan, atau apakah masalah-masalah itu dipahami sebagai sarana yang telah diperbaiki menuju hasil yang dicapai dari tujuan yang belum diubah dalam hal reduksi fertilitas. Pertanyaan-pertanyaan semacam itu tampaknya menjadi pokok persoalan dari literatur yang muncul setelah penetapan dokumen final di Kairo pada September 1994.
Sering ada kesenjangan antara politik populasi yang dicanangkan suatu negara dengan penerapannya. Bentuk kelemahan ini tentu saja bukan hanya terjadi pada politik populasi. Di setiap lingkungan dan negara, ambisi bisa melebihi kemampuan. Tapi, dalam bidang politik populasi, bisa saja titik tekan kepentingan internasional yang dipersepsikan secara lokal dalam tingkat fertilitas sebuah negara miskin memberi lebih banyak kontribusi pada kelemahan seperti itu di banding di bidang-bidang lain.