ARTI REKRUITMEN DAN KARIR POLITIK
political recruitment and careers (rekruitmen dan karir politik)
Mempelajari rekruitmen adalah melihat peristiwa-peristiwa politik dengan cermat tentang bagaimana para partisipan atau peserta sampai ke sana, dari mana asal mereka dan dengan jalan apa saja serta gagasan-gagasan, keterampilan-keterampilan dan hubungan-hubungan apa yang mereka peroleh atau mereka buang. Mengetahui kecakapan, sensitivitas, tujuan, dan mandat mereka, orang sebaiknya dapat mengantisipasi dan menafsirkan apa yang mereka katakan dan lakukan. Pada gilirannya, penilaian yang lebih baik bisa dijadikan pertimbangan kunci: kinerja, oleh para elite dan oleh lembaga-lembaga serta sistem yang mereka jalankan.
Di mana-mana rekruitmen politik merupakan suatu proses pertahanan sistem yang dilembagakan secara parsial. Perdagangan politik sebagian besar dipelajari melalui sistem pemagangan (apprenticeship). Perspektif karir setiap generasi dibentuk oleh prioritas-prioritas baru pada keterampilan dan pengetahun yang sesuai untuk memenuhi kebutuhan yang berubah dan oleh contoh-contoh kinerja, baik dan buruk, para pria dan wanita yang mendahului mereka di tangga politik. Tidak aneh untuk diperhatikan bahwa, bahkan pada tahapan awal karier mere ka, para pemimpin masa depan sedang disaring kapasitas mereka, kapasitas yang tidak pernah dimiliki para pendahulu mereka. Pada saat yang sama, para elite secara terus-menerus mencari para penerus yang mempunyai gaya, penilaian, temperamen, dan pandangan seperti mereka.
Para elite berusaha melestarikan-diri.
Para ahli teori klasik, Mosca, Parento, dan Michels, masing-masing mengeksplorasi dan mengkaji implikasi jabatan (incumbency). Elite yang berkuasa tidak dengan sendirinya memadai. Malah sering, jabatan menjadi rem terhadap upaya-upaya untuk memperbaharui rasionalitas fungsi lembaga, karena norma-norma kinerja dan sifat-sifat kepemimpinan cenderung diatur oleh para pemegang jabatan itu sendiri.
Pola-pola jabatan disebut “karier”. Secara subyektif, perspektif karier adalah tempat yang menguntungkan yang terus bergerak dari mana para pria dan wanita dalam politik menilai tugas dan kesempatan mereka, apakah mereka memperlakukan kehidupan publik sebagai suatu panggilan atau mata pencaharian, atau keduanya. Secara obyektif, kehidupan individu melangkah melalui infra struktur komunal dan korporat dalam masyarakat mereka tidak berhenti menjadi tempat pemegangan yang memperlengkapi mereka dengan keterampilan-keterampilan penting dan sikap-sikap tipikal serta sumber-sumber materi dan sponsor-sponsor organisasi yang acapkali perlu sebagai kredensial pada gerbang karier utama berikutnya.
Kesempatan-kesempatan dalam politik hampir tak terhindarkan ditandai dengan unsur-unsur kooptasi. Para aspiran karier politik melintasi ambang batas yang tak bermarka ketika mereka diperhatikan secara serius dalam menangani pekerjaan tertentu oleh mereka yang mengontrol sumber-sumber daya politik yang penting untuk mendapatkannya dan mempertahankannya. Sistem menyaringan di dalam dinding bagi legislator “neo-phyte” (semacam parasit yang tidak merugikan), pejabat atau sebagian fungsionaris partai seringkah merupakan suatu proses pencarian dan melelahkan. Proses perekrutan formal dalam politik apakah dengan pemilihan, pengujian, persponsoran, atau prosedur- prosedur kredensial lainnya jarang memberikan banyak pengaruh antar pribadi; tetapi, pengaruh-pengaruh seperti itu datang ketika seseorang dapat menunjukkan kecakapan tertentu, bisa menggalang pengikut, bisa menyatakan pengetahuan yang dimilikinya, atau sebaiknya mempengaruhi kolega-koleganya.
Schlesinger (1966) telah menekankan nosi struktur kesempatan politik. Dalam politik yang berbeda, rute realistik ke arah kekuasaan yang signifikan bisa diidentifikasikan, dan arus laiu-lintas serta jumlah korban bisa dihitung. Bagi Seligman (1971), bukan jabatan tetapi peranlah yang menentukan struktur kesempatan. Pasokan orang- orang yang memenuhi persyaratan maupun permintaan akan orang-orang untuk menduduki peran-peran politik harus dipertimbangkan. Tidak saja peluang-peluang karena kelahiran seseorang tetapi juga aksesnya kepada pendidikan, kekayaan atau cara-cara mobilitas lainnya yang mempengaruhi persyaratan. Orang-orang yang memenuhi persyaratan untuk setiap peran tertentu adalah mereka dengan sumber daya dan keterampilan yang sesuai yang tersosialisasi, termotivasi dan diakui untuk mengisi peran tersebut.
Karier juga tergantung kepada jenis sponsor yang tersedia dan mekanisme pemberian mandat yang tercakup. Jabatan minor seringkah bisa didapatkan secara gemilang dengan hanya sekedar usaha-usaha tim sementara dan temporer. Tetapi, untuk menopang karier yang signifikan dalam jabatan mengharuskan dukungan organisasional yang terpelihara. Kesempatan-kesempatan karier politik, berbeda dengan peluang-peluang ad-hoc untuk memainkan peran atau bahkan secara singkat memegang pos-pos jabatan formal, cenderung dikontrol oleh partai; pertentangan-pertentangan kecil mungkin membantu seseorang memulai sebuah karier, atau memperpendeknya, tetapi jarang sekali mereka cukup untuk menopang karier.
Secara tipikal, partai-partai politik mengontrol batas-batas yang beresiko-tinggi yang membedakan tokoh lokal dari fungsionaris trans-lokal, karier legislatif dari karier kementerian. Ketika mereka yang mengontrol pekerjaan dan peran yang tersedia pada simpul organisasi tertentu, dalam setting institusional tertentu, atau di wilayah geografis tertentu, telah mempertimbangkan cukup serius para aspiran yang memenuhi persyaratan sehingga perlu untuk menginvestasikan sumber-sumber organisasi dengan mensposori mereka secara formal, para aspiran tersebut mungkin diberikan paling tidak karier menengah dalam orbit yang sama. Namun mendudukan orang yang sama dalam posisi transit menuju orbit karier yang berbeda akan mengundang resiko yang besar sumber-sumber partai lebih sulit untuk diamankan dan dihemat secara hati-hati.
Apabila sejumlah pesaing memperebutkan nominasi partai, pola-pola resiko keuangan, pragmatik, organisasi dan pribadi bagi semua pesaing merupakan pekerjaan lapangan yang harus mereka hadapi. Sebagian kandidat mengubah resiko ini secara signifikan untuk yang lain tetapi bukan untuk mereka sendiri; mereka mungkin memerlukan pembukaan dan pengalaman mereka dan para pendukung mereka mungkin melihat upaya tersebut sebagai penanaman modal jangka panjang bukannya sebagai kekalahan telak.
Menggunakan struktur kesempatan/skema resiko politik menimbulkan pertanyaan-pertanyaan kunci tertentu. Siapakah gerangan sang penjaga-gerbang itu? Kriteria apakah yang mereka gunakan? Praktek pemberian mandat semi-otomatis apa yang mempersempit lapangan? Apakah promosi-diri dianjurkan? Apakah para aspiran kadang-kadang diharuskan mengikuti tugas wajib-militer? Apakah tugas itu dicari demi tugas itu sendiri, atau hanya merupakan batu loncatan, sebagai pengalaman semusim? Kesempatan- kesempatan karier barangkali lebih rapat, lebih menyatu dan lebih tertutup secara presumtif bagi orang-orang luar dibanding yang dinyatakan skema struktur-kesempatan.
Motivasi juga telah banyak dikaji. “Formula pemindahan (displacement-nya Lasswell (1930) (lihat Marvick 1977) sangat memperhatikan dinamika kepribadian: motif-motif pribadi digan¬tikan dengan obyek publik dan dirasionalisasi dalam pengertian tujuan-tujuan publik. Eldersveld (1964) telah menunjukkan pola-pola labil dan kompleks dari motivasi-motivasi aktivis. Wilson (1962) menyatakan bahwa para pemimpin bisa memberikan atau menahan berbagai insentif, dan dengan demikian menyemai jenis-jenis organisasi yang istimewa. Orang-orang yang sependapat mengenai politik mesin adalah akomodasionis dan orang yang berpikiran-sukses (success-minded). Yang agak berbeda adalah sukarelawan amatir, yang partisipasinya bersifat prinsip dan pragmatis.