BAHASA INGGRIS SEBAGAI MATA KULIAH DASAR

By On Tuesday, August 25th, 2015 Categories : Bikers Pintar

Bahasa Inggris di Indonesia secara formal telah diberikan sejak dari Sekolah Menengah Tingkat Pertama (SMTP) sampai semester II tahun pertama di Perguruan Tinggi. Ini berarti bahwa seorang tamatan Sekolah Menengah Tingkat Atas paling tidak telah mempelajari bahasa Inggris sebanyak 12 semester. Moeliono (1970) menulis bahwa Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia No. 096/1967 tanggal 12 Desember 1967 menegaskan bahwa pengajaran bahasa Inggris di sekolahsekolah pemerintah secara umum bertujuan : 1). Untuk mengembangkan negara, 2). untuk memperluas persahabatan dengan bangsa-bangsa lain, 3). dan untuk melaksanakan kebijakan luar negeri Indonesia. Lebih ianjut dikemukakannya bahwa secara khusus pengajaran bahasa Inggris bertujuan untuk : 1) mengembangkan kemampuan membaca secara efektif, 2) mengembangkan kemampuan memahami bahasa lisan, 3) mengembangkan kemampuan menulis, dan 4) mengembangkan kemampuan berbicara.

Dengan melihat tujuan pengajaran bahasa Inggris di atas maka diharapkan para tamatan sekolah menengah tingkat atas (1) memiliki kemampuan berbahasa Inggris yang memadai untuk terjun ke masyarakat yang memerlukan bahasa Inggris, baik secara nasional maupun internasional dalam rangka menjaga nama baik negara Republik Indonesia. (2) mempunyai kemampuan berbahasa Inggris yang cukup untuk membaca literatus-literatur berbahasa Inggris apabila melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi dan dapat menggunakan bahasa Inggris sebagai sarana komunikasi ilmiah. Tidak dapat diingkari bahwa bahasa Inggris dalam era globalisasi ini sangat semakin terasa penting perannya. Barangkali tidak berlebihan kalau para penulis yang berbahasa ibu Perancis merasa klawatir di negerinya sendiri karena banyak papan nama dan petunjuk-petunjuk lainnya di samping ditulis dalam bahasa Perancis juga diberikan terjemahan bahasa Inggrisnya.

Di Indonesia bahasa Inggris memang merupakan unsur yang sangat menentukan dalam mengembangkan karir seseorang. Hal tersebut dapat di lihat sejak dari pertama kali mengikuti ujian saringan masuk ke dunia kerja, di mana bahasa Inggris merupakan salah satu mata ujiannya. Hal ini tidak terbatas pada lapangan kerja swasta tetapi juga untuk menjadi pegawai negeri. Meskipun pengajaran bahasa Inggris telah diberikan 3 tahun di sekolah menengah tingkat pertama dan 3 tahun di sekolah menengah tingkat atas, namun menurut Takdir Alisyahbana (1990) kemampuan membaca dan menulis dalam bahasa Inggris untuk sebagian besar peserta didik itu sangat tidak memuaskan. Hal ini dapat dibuktikan pada saat mereka melanjutkan pendidikannya ke perguruan tinggi. Ketidakmampuan ini sangat banyak ditentukan oleh tradisi budaya dan sikap hidup dari bangsa Indonesia. Memperhatikan keterangan ini maka kita dapat mengatakan bahwa keberhasilan pengajaran bahasa Inggris tidak hanya tergantung sepenuhnya kepada metode pengajaran, materi pengajaran dan Iainlain sebagainya, tetapi yang lebih penting adalah manusia yang mempelajainya. Dengan perkataan lain dapat dikemukakan bahwa semua unsur yang terkait dalam proses belajar dan mengajar samasama menentukan keberhasila peserta didik. Bahasa Inggris adalah bahasa asing yang pertama diwajibkan untuk diajarkan di SMTP dan SMTA oleh pemerintah Indonesia. Penetapan bahasa Inggris sebagai bahasa asing pertama yang di-ajarkan di SMTP dan SMTA, tentu telah diperhitungkan dengan cermat oleh para pembuat keputusan saat itu. Walaupun pada saat itu pengajar-pengajar di perguruan tinggi sebagian masih orang Belanda atau hasil didikan Belanda.

Penetapan itu seharusnya sangat menguntungkan bagi kita, sebab tidak dapat dipungkiri bahwa keberhasilan pendidikan seseorang diperguruan tinggi sangat banyak ditentukan oleh kemampuan berbahasa Inggrisnya. Fakta memperlihatkan bahwa sebagian besar buku-buku ilmu pengetahuan yang masuk ke Indonesia di tulis dalam bahasa Inggris dan hal ini dapat dibuktikan dengan melihat kepada daftar buku-buku yang ada di perpustakaan perguruan tinggi. Kenyataan ini dengan sendirinya menempatkan bahasa Inggris sebagai alat yang sangat menentukan keberhasilan seseorang dalam mengembangkan bidang ilmu yang mereka tekuni. Justru itu sangatlah beralasan bahwa mata kuliah bahasa Inggris di banyak Fakultas di Indonesia dijadikan sebagai Mata Kuliah Dasar Keahlian (MKDK). Ini berarti bahwa untuk menjadi ilmuan dalam bidang ilmu tertentu maka seseorang paling tidak harus mampu membaca literatur-literatur yang tertulis dalam bahasa Ingris.

Pengajaran bahasa Inggris pada SMTP dan SMTA hasilnya tidak begitu menggembirakan, sehingga hal ini membawa akibat kepada tamataoriya yang melanjutkan ke perguruan tinggi. Barangkali’ tidak berlebihan kalau kita katakan bahwa sebagian besar para mahasiswa dan sarjana kita kemampuan berbahasa Inggris mereka masih pada taraf yang mengecewakan, tidak hanya dikecewakan oleh kekurangmampuan berbicara tetapi juga oleh kekurangmampuan membaca buku teks. Memang banyak faktor penyebab dari keadaan seperti ini, baik faktor internal yang inheren dengan diri mereka maupun faktor eksternal seperti proses belajar mengajar, guru, sarana dan prasarana lainnya. Namun seringkali kesalahan tersebut ditimpakan kepada guru yang terlihat langsung dalam proses belajar mengajar. Ini bisa dipahami karena sebagian besar guru bahasa Inggris sangat menggemari mengajarkan peng: hapalan kaidah-kaidah tata bahasa. Guru lebih banyak mengajarkan bahasa dibanding dengan mengajarkan bagaimana menggunakan bahasa.

Di perguruan tinggi, umpamanya di fakultas ekonomi, bahasa Inggris diberikan di semester satu dan dua di tahun pertama dan bahkan ada yang memberikan sebanyak empat semester yaitu di tahun pertama dan kedua. Pemberian ini dimaksudkan agar mahasiswa di tahun ketiga sudah dapat membaca buku-buku literatur yang tertulis dalam bahasa Inggris. Seperti dikemukakan sebelumnya bahwa sebagian besar bukubuku ilmu pengetahuan yang dijadikan sebagai rujukan tertulis dalam bahasa Inggris, dan hal ini tidak terkecuali bukubuku ekonomi. Kenapa buku-buku yang dijadikan rujukan dalam bidang ekonomi tertulis dalam bahasa Inggris ? Barangkali erat kaitannya dengan kebijakan pembuat keputusan mengenai pendidikan di Indonesia, di mana pemerintah Indonesia cenderung mengirim pengajar di bidang ekonomi untuk melanjutkan studi mereka di Amerika. Sehingga dalam beberapa waktu yang lalu populer istilah “Mafia Barkeley”, sebab pada saat itu pembuatan kebijakan perekonomian di Indonesia banyak ditentukan oleh ekonom-ekonom Indonesia tamatan Universitas Barkeley di California. Orang-orang yang disebut sebagai “Mafia Barkeley” ini adalah dosen Universitas yang paling terkemuka di Indonesia. Mungkin ini merupakan salah satu sebab banyaknya buku-buku rujukan ilmu ekonomi yang beredar di Indonesia tertulis dalam bahasa Inggris. Tidak hanya dalam bidang ekonomi, bidang-bidang lain juga hampir semuanya buku rujukan utamanya tertulis dalam bahasa Inggris. Memang ada yang diterjemahkan atau disadur ke dalam bahasa Indonesia, tetapi kadangkala terjemahan dan saduran itu lebih sukar memahaminya. Hal tersebut disebabkan oleh penerjemah atau penvadur kurang dapat menerjemahkan pikiran-pikiran yang dituangkan oleh penulis tersebut. Satu hal yang sangat penting dan tidak dapat diingkari kebenarannya bahwa bahasa Inggris adalah bahasa ilmu pengetahuan atau bahasa komunikasi ilmiah. Selain itu Brumfit (1992) mengemukakan bahwa dominasi Amerika terhadap perekonomian dunia memperkuat posisi bahasa Inggris sebagai bahasa utama dalam komunikasi internasional. Di samping itu perpustakaan “British Council” merupakan alat yang sangat efektif dalam mendukung pengembangan bahasa Inggris ke seluruh dunia. Di atas telah dikemukakan bahwa sarjana dan mahasiswa di Indonesia memiiiki kemampuan berbahasa Inggris yang mengecewakan. Tentu saja sebagai pendidik kita tidak hanya boleh mengatakan kekurangan saja tetapi kita harus mencarikan jalan keluarnya sehingga mereka mempunyai kemampuan yang memadai. Apabila mereka sudah memiiiki kemampuan bahasa Inggris yang memadai kita dapat berharap bahwa mereka bisa meningkatkan dan mengembangkan bidang ilmu yang mereka tekuni. Mata kuliah apapun yang dipelajari oleh seseorang hanya akan bisa dikuasai dengan baik apabila dia menyadari bahwa hal itu merupakan kebutuhannya. Begitu juga bahasa Inggris, apabila mahasiswa sudah menganggap bahwa bahasa Inggris adalah alat penting untuk meningkatkan kualitas keilmuannya maka dengan sendirinya dia sudah sadar bahwa bahasa Inggris itu adalah kebutuhannya bukan lagi hanya sekadar mata kuliah.

Ada beberapa haL yang dapat dilakukan agar peserta didik dapat menyadari bahwa bahasa Inggris itu adalah suatu kebutuhan dan bukan hanya sekadar sebuah mata kuliah wajib, yang harus diikuti antara lain :

  1. Berikanlah materi pengajaran bahasa Inggris sesuai dengan bidang studi mereka. Umpamanya, apabila memberi contoh kalimat present perfect di fakultas ekonomi hendaknya jangan contoh yang sudah biasa mereka dapatkan di SMTA, seperti ” I have eaten my breakfast” tetapi berikanlah contoh yang ada kaitannya dengan ekonomi, seperti “I have got some interest from my fixed deposit” dan lain sebagainya. Begitu juga kalau memberi bacaan berilah bacaan yang ada kaitannya dengan bidang ekonomi.
  2. Perlu dukungan dari para pengasuh mata kuliah lainnya dengan memberi tugas-tugas terjemahan atau pembuatan ikhtisar dari artikel-artikel bahasa Inggris. Dengan memberi tugas seperti ini diharapkan dapat memacu mahasiswa untuk belajar bahasa Inggris.
  3. Penasehat Akademik henciaknya memberi dorongan dan membuat lebih sadar manasiwa bimbingannya betapa pentingnya bahasa Inggris dalam studi dan di dunia kerja.

Kesadaran seseorang akan manfaat bahasa dalam kehidupannya sangat menentukan keberhasilannya dalam mempelajari bahasa tersebut. Orang yang mengerti apa peran bahasa dalam pengembangan dirinya dengan sendirinya dia akan mempelajarinya dengan sungguh-sungguh. Ini berarti bahwa dia mempelajari bahasa bukan hanya karena keharusan tetapi didorong oleh kesadaran bahwa kemampuan berbahasa merupakan keharusan atau merupakan kebutuhan. Berkaitan dengan kesadaran berbahasa ini Donnal (1992) mendefinisikan bahwa kesadaran berbahasa, terutama bila dikaitkan dengan gerakan pendidikan, tujuannya adalah membuat para peserta didik untuk lebih menyadari akan hakekat bahasa dan peran bahasa dalam kehidupan manusia. Sebagai sebuah isu pendidikan yang makro kata Nicholas (1992) gerakan ini dijadikan sebagai tema umum dalam meningkatkan refleksi sadar peserta didik akan bahasa yang mereka gunakan akan mempertinggi pengembangan kesanggupan manusiawi mereka dengan membuat mereka lebih sadar akan pengaruh dari bahasa itu terhadap mereka dan sebaliknya dapat berlatih melalui bahasa itu. Menurut pandangan ini meningkatnya refleksi sadar terhadap bahasa oleh para peserta didik dan para pendidik membawa kepada peningkatan pemakaian bahasa dan peningkatan pendidikan secara menyeluruh. Jadi pengembangan akan bisa berjalan dengan baik bila kesadaran sudah dimiliki.

BAHASA INGGRIS SEBAGAI MATA KULIAH DASAR | ADP | 4.5