CIRI-CIRI PROSES SOSIAL

By On Tuesday, November 18th, 2014 Categories : Bikers Pintar
  1. Bentuk interaksi macam ini disebut suatu “proses” karena terdiri dari serentetan kegiatan yang sambung-menyambung dan berakhir pada suatu ujung yang merupakan hasil dari “peijalanan” itu. Istilah “proses” dipinjam dari dunia industri yang menggunakan mesin produksi dalam menghasilkan produk tertentu yang siap pakai, misalnya pembuatan sebuah mobil, atau rokok kretek. Baik pembuatan mobil maupun rokok melewati suatu proses panjang dan bertahap sebelum bahan mentah yang diolah itu menjadi ba- rang jadi. Dalam proses sosial yang mengalami pemrosesan ialah nilai-nilai sosial seperti telah dikatakan di muka. Sejumlah proses sosial dasariah disebut kooperasi, akomodasi, asimilasi, konflik, oposisi dan persaingan.
  2. Proses sosial mengandungunsur dinamika, artinya di dalam proses tersebut terdapat berbagai keadaan nilai sosial yang sedang diproses, mulai dari nilai yang belum sempurna sampai situasi yanglebih mantap, atau sebaliknya. Misalnya, nilai kesatuan bangsa Indonesia tidak akan terwujud secara lengkap, mulus hanya dengan satu usaha bersama dari semua golongan dan suku yang berada di Nusantara. Untuk memperoleh hasil kesatuan yang memuaskan, diperlukan berkali-kali kerja sama yang bertahap dan bertingkat, misalnya dari Pelita yang satu ke Pelita yang lain. Kalau tidak demikian, yang terjadi adalah sebaliknya: kesatuan yang relatif terbentuk akan retak-retak dan proses kehancuran mulai terjadi.
  3. Proses sosial mengikuti pola tingkah laku tersendiri. Orang yang terlibat dalam proses sosial (misalnya bersaing) tidak mengikuti pola sopan santun yang dituntut kedudukan dan peranan. Seluruh tindak langkahnya berpedoman pada asas “urusan adalah urusan”. Kepentingan pribadi atau kelompok harus dimenangkan. Tata krama atau pola sopan santun kekerabatan atau kedudukan harus dikesampingkan. Contoh, dua orang kakak dan adik, dalam pergaulan biasa terikat oleh tata sopan santun yang berlaku bagi saudara muda terhadap saudara tua. Tetapi, apabila mereka bersepakat mengadakan perlombaan lari cepat, mereka mengikuti pola tersendiri yang berlaku dalam perlombaan, meninggalkan semua etiket yang berlaku dalam ikatan persaudaraan.
  4. Interaksi yang disebut proses sosial tidak mengenal waktu dan tempat tertentu. Ia dapat muncul di setiap waktu pada setiap sektor kegiatan manusia. Ia bisa menunggangi kegiatan bersama, mendorong dan meningkatkan kegiatan bersama, tetapi juga bisa memotong kegiatan bersama yang sedang beijalan sehingga berantakan, dan terjadi konflik sosial. Proses sosial yang menyusup di segala bidang kehidupan membawa akibat baik maupun buruk. Misalnya, sebuah keluarga yang semula hidup rukun damai, pada suatu ketika pecah akibat adanya percekcokan antara suami dan istri.
  5. Fenomena proses sosial berada di bawah kontrol sosial yang ketat. Pengawasan sosial ini perlu dilakukan oleh masyarakat (negara) karena jika di luar kontrol proses sosial dapat menimbulkan kerugian bagi pihak-pihak yang ada dalam proses sosial, sering juga pihak lain yang ada di luarnya. Misalnya, yayasan-yayasan sosial yang merupakan bentuk keija sama diwajibkan untuk mendaftarkan diri kepada instansi pemerintah, agar kegiatannya dapat dikontrol. Contoh lain, pelaksanaan pertandingan sepak bola, atau pertandingan tinju (sebagai bentuk persaingan sosial) dikontrol oleh masyarakat penonton, bukan hanya untuk mencari hiburan, tetapi juga untuk mengawasi jalannya permainan. Jika proses sosial itu berupa konflik antarsuku atau antargolongan, aparatur negara akan turun tangan dan bertindak sebagai unsur kontrol sosial yang resmi.
  6. Fenomena proses sosial bersifat universal, dapat terjadi di mana- mana, dan merupakan bagian dari kebudayaan manusia. Maka, dalam setiap masyarakat dari setiap bangsa terdapat proses sosial dalam bentuk keija sama, akomodasi, asimilasi, persaingan, oposisi dan konflik sosial. Namun tidak semua masyarakat (bangsa) memberikan apresiasi yang sama. Suatu bentuk proses sosial yang dipandang tinggi oleh suatu bangsa dapat dipandang kurang penting oleh masyarakat (bangsa) lain. Masyarakat Amerika Serikat memandang penting unsur persaingan bebas di segala bidang kehidupan. Persaingan dilihat sebagai kekuatan yang mendorong kemajuan, karena berkat adanya persaingan terciptalah nilai-nilai yang terbaik. Sebaliknya masyarakat Indonesia tidak mementingkan unsur persaingan maupun oposisi sebagai tenaga pendorongkemaju- an, melainkan lebih menitikberatkan unsur kerja sama atau gotong-royong. Untuk mengetahui mengapa terjadi perbedaan diametral ini, kita harus melihat perbedaan orientasi nilai sosio-budaya, juga perbedaan kejiwaan sosial bangsa yang satu dengan yang lain.

Demikianlah berdasarkan ciri-ciri di atas, seorang peneliti yang bermaksud mengadakan penelitian sosial mengenai interaksi sosial dapat menentukan lebih dahulu apakah dia mau meneliti bentuk relasi Hosial biasa, atau bentuk hubungan yang disebut proses sosial.

Incoming search terms:

  • ciri ciri proses sosial
  • ciri proses sosial
  • ciri-ciri proses sosial
  • Sebutkan ciri ciri proses sosial
CIRI-CIRI PROSES SOSIAL | ADP | 4.5