DEFINISI HUBUNGAN ORANG TUA DAN ANAK
Salah satu permasalahan yang tidak habis-habisnya dalam pembicaraan dan tidak pernah luntur popularitasnya di dalam kehidupan manusia adalah masalah hubungan orang tua dan anak. Semakin pentingnya p’ersoalan ini dikarenakan timbulnya persoalanpersoalan baru yang terdapat dalam masyarakat. Misalnya : munculnya kenakalan remaja, terjadinya gangguan belajar pada anakanak sekolah, serta gangguan emosi (neurose) yang dihadapkan kepada orang tua. Begitu pula pola hubungan orang tua dan anak berubah dari generasi ke generasi, misalnya pada zaman kakek dan nenek sampai kepada anak-anaknya berbeda dengan anak-anak sekarang. Lebih jelasnya pada zaman dulu sewaktu makan bersama dengan orang tuanya, maka anak-anaknya dilarang berbicara melainkan harus diam dan menikmati makanan tersebut. Dan kalau orang tua menyuruh sesuatu umpamanya memijit badannya, maka si anak walaupun sudah capek, mengantuk, tapi si anak tadi tetap tidak berhenti sebelum orang tuanya menyuruh berhenti (M.A.W. Brouwer, 1979).
Dari penjelasan tersebut, sebagai kesimpulannya bahwa anak-anak pada zaman dahulu mempunyai rasa hormat, dialog, bahkan mempunyai tata nilai dan kebiasaan yang tinggi terhadap orang tua. Bahkan setiap harinya berlangsung dialog dengan penuh keakraban antara orang tua dan anaknya. Begitu pula dalam hal ini posisi si anak selalu tunduk dan patuh kepada ketentuan orang tua masing-masing. Bila dibandingkan pada masa sekarang semakin terlihat baik secara langsung atau tidak pola hubungan orang tua dan anak mulai memudar. Hal seperti ini dapat dilihat dari pola kebiasaan seperti generasi. dahulu, misalnya kebiasaan makan bersama seakanakan tidak lagi menjadi permasalahan penting. Dengan adanya perubahan tersebut terutama kepatuhan anak terhadap orang tua atau bapak, sekarang ini hampir tidak dilaksanakan lagi. Jelasnya dulu makan bersama dtlarang untuk berbicara, tetapi dengan kemajuan dan perubahan zaman seolah-olah kebiasaan lama tadi berubah men-jadi kebiasaan baru, di mana waktu makan bersama dijadikan panggung cerita, si anak sambil makan berceritera tentang apa saja yang mereka alami (M.A.W. Brouwer, 1979).
Berdasarkan penjelasan beberapa contoh tadi, terjadinya perubahan hubungan antara orang tua dan anak tidak lain dikarenakan dorongan terhadap pribadi si anak khususnya dalam memiliki kebiasaan untuk bertindak. Artinya bila dibandingkan tentang kepatuhan terhadap orang tua, anak-anak sekarang jauh berbeda dengan anak-anak pada zaman dahulu, yang menjadikan orang tua mereka sebagai panutan yang paling primer. Atas dasar asumsi tadi perubahan ini terjadi tidak lepas dari faktor kemajuan di berbagai bidang, khususnya di bidang kemajuan alat-alat komunikasi seperti media televisi.