GANGGUAN KESEIMBANGAN EKOSISTEM AKIBAT PENCEMARAN DETERGEN
Masalah pencemaran lingkungan pada akhir-akhir ini di Indonesia telah menjadi pembicaraan yang cukup hangat, lebih-lebih masalah pencemaran air sebagai akibat dari pada peningkatan pembangunan ekonomi yang cukup pesat dibandingkan dengan tahuntahun sebelumnya. Nampaknya gangguan pencemaran dalam era industrialisasi ini telah terdengar di mana-mana. Hal ini dapat kita lihat dari seringnya masyarakat mengadu ke DPR di tingkat pusat maupun daerah karena menjadi korban pencemaran akibat pembuangan limbah industri. Dari beberapa hasil peneiitian ditemukan pula bahwa pencemaran air telah pula melampaui ambang batas toleransi yang telah ditetapkan Pemerintah.
Adanya perkembangan ekonomi yang pesat mengakibatkan pula peningkatan bahanbahan kimia untuk pertanian, transportasi, keperluan rumah tangga dan Iain-Iain. Ini akan diikuti pula oleh peningkatan jumlah limbah yang sefain dapat membahayakan kesehatan masyarakat luas juga memberi pengaruh yang dapat merusak kelestarian kehidupan lingkungan.
Secara alamiah zat-zat organik alam yang berada dalam badan-badan air seperti sungai, danau, perairan pantai dan laut dapat berubah menjadi mineral. Akan tetapi dengan adanya parubahan lingkungan yang terjadi karena kemajuan tehnologi manusia dalam pembangunan, keseimbangan biologis serta kimiawi yang diperlukan untuk pemurnian air secara alamiah dapat terganggu.
Untuk mencegah pencemaran dari badan air, Pemerintah telah mengeluarkan berbagai aturan, antara lain tentang Pengendalian Pencemaran Air. Setiap air buangan yang berasaf dari industri harus diolah terlebih dahulu sebelum sampai ke perairan umum dengan tujuan untuk membersihkan air bu-angan tersebut dari segala pencemaran yang dapat membahayakan kesehatan manusia. Meskipun demikian ada beberapa senyawasenyawa kimia yang tidak dapat dipisahkan atau dihiiangkan, baik melalui proses sedimentasi, koagulasi, filtrasi maupun proses biologis yang biasa dilakukan pada suatu sistem pengolahan air. Senyawa fosfat dan nitrogen merupakan senyawa kimia yang termasuk dalam kategori di atas.
Bahan pembersih detergen yang mengandung senyawa fosfat dan nitrogen yang pada waktu ini telah dikenal secara luas untuk berbagai macam penggunaan dan telah merata digunakan oleh segala lapisan masyarakat, telah menimbulkan suatu persoalan yang sukar diatasi dalam pengawasan terhadap pencemaran air. Penggunaan dari bahan ini diperkirakan akan semakin meningkat dengan meningkatnya kebutuhan akan barang tersebut sebagai efek peningkatan aktivitas manusia dan juga karena sifat-sifat yang dimiliki bahan ini yang secara ekonomis lebih menguntungkan bila dibandingkan dengan sabun biasa, akan tetapi pengetahuan dan pengawasan masyarakat terhadap akibat dari pemakaian detergen hampir tak ada.
Akibat yang dapat terjadi dari pembuangan air bekas pencucian yang mengandung detergen adalah berupa masuknya senyawa fosfat dan nitrogen ke dalam badan-badan air, baik secara langsung maupun perembesannya melalui tanah. “Intake” dari senyawa-senyawa tersebut ke dalam air akan meningkat sesuai dengan peningkatan penggunaan detergen tersebut. Masuknya senyawa fosfat dan nitrogen ke dalam badan air dapat menyebabkan pertumbuhan ganggang air dan kehidupan biologis air lainnya menjadi sangat cepat dan merajalela. Ini merupakan gejala awal terjadinya eutrofikasi/proses penyuburan air dengan nutrien-nutrien mineral, yang berlebihan pada badan air. Efek lanjutan dari proses eutrofikasi yang berlebihan dapat pula menyebabkan terjadinya gangguan keseimbangan ekosistem dalam badan air yang dapat mengakibatkan menurunnya kualitas air.