HUBUNGAN FISIKA MODERN DAN FILSAFAT
Fisika Modern dan Filsafat
Pertanyaan yang sangat istimewa mengenai esensi benda-benda muncul dari apa yang harus dipertanyakan terhadap benda-benda oleh ilmu fisika modern. Karena ilmu fisika modern mengatakan bahwa seluruh dunia kebendaan terbentuk dari 92 (sembilan puluh dua) unsur. Dari sudut pandang fllosofis, sebuah unsur merupakan suatu satuan pokok materi yang tidak dapat dibagi lebih lanjut ke dalam satuan-satuan materi yang secara kualitatif berlainan. Akan tetapi dengan mengatakan ini kita masih belum mengetahui apakah kita telah tiba pada unsur-unsur benda atau tidak. Karena, dalam ciri-ciri partikular unsur-unsur itu unsur-unsur kimiawi memperlihatkan suatu keanekaan hubungan yang memungkinkan penataan sistematis terhadap unsur-unsur itu dalam apa yang disebut periodic table (Tabel Periodik). Bagian terkecil dari suatu unsur yang dapat dibagi tanpa menghilangkan esensinya disebut atom. Dengan mensenyawakan beberapa unsur muncullah persenyawaan kimiawi. Batu bangun pokok dari persenyawaan semacam ini disebut molekul. Beberapa atom bergabung ke dalam molekul karena ciri-ciri kimiawinya. Berbeda dengan persenyawaan ini juga terdapat agregat (kumpulan) yang merupakan paduan lemah dari beberapa benda yang tidak menghasilkan hal yang baru. Pertanyaan mengenai perbedaan antara benda-benda harus didudukkan dalam konteks ini. Perbedaan ini baik numerik maupun spesifik. Perbedaan numerik berarti bahwa terdapat suatu keanekaan benda-benda. Karena itu, kosmos bukan hanya meru-pakan satu benda yang mahabesar, sebagaimana diajarkan monisme.
Perbedaan spesifik (dalam pengertian ilmu alam) diandaikan terdapat di antara zat-zat kimiawi yang berbeda, entah zat-zat itu unsur ataukah persenyawaan. Sebenarnya unsur-unsur dan persenyawaan persenyawaan akhirnya tersusun dari bagian-bagian dasar yang sama: proton, neutron, elektron, dst. Bagian-bagian dasar ini bersama-sama membentuk suatu keseluruhan dengan cara masing-masing (yang hanya berbeda secara aksidental). Tetapi bagian-bagian itu tetap menghasilkan zat-zat yang dapat disebut sama sekali berbeda. Namun, perbedaan antara benda-benda ber- hayat dan benda tidak berhayat adalah hakiki, sedemikian rupa sehingga jurang perbedaan itu tidak dapat dijembatani oleh per-ubahan aksidental mana pun. Pertanyaan lebih lanjut yang telah diajukan oleh ilmu-ilmu alam menyangkut hubungan (identitas atau perbedaan) antara massa dan energi.
Ilmu alam dan filsafat alam bergelut dengan benda-benda yang terjadi dalam alam sebagai hal-hal real. Sedangkan matematika bergumul dengan benda-benda sebagai gambar-gambar abstrak. Karena itu, benda geometris diabstraksikan dari semua ciri ragawi dengan tidak menghilangkan keluasan tiga dimensi (atau lebih). Yang dimaksudkan dengan benda aljabar adalah suatu perangkat yang unsur-unsurnya merupakan suatu keseluruhan ketat sedemikian rupa sehingga semua paduan pelbagai unsur dengan mempergunakan perhitungan-perhitungan pikiran menghasilkan suatu unsur yang termasuk perangkat yang sama (mis. perangkat bilangan-bilangan rasional).