KARAKTER FISIK TANAMAN DAN NILAI FUNGSIONAL TANAMAN
Dalam tata hijau, unsur yang pertama-tama harus dikenal dan dikuasai adalah tanaman itu sendiri. Berkaitan dengan tanaman, di samping kesesuaian ekologis, karakter fisik tanaman juga merupakan salah satu faktor penting yang harus dipertimbangkan pada pemilihan jenis tanaman yang akan digunakan dalam tata hijau (Booth, 1983). Hal ini karena dari karakter fisik tersebut dapat terlihat penampilan fisik tanaman dan kesan yang akan ditimbulkannya melalui bentuk, tekstur dan warnanya. Dengan demikian, si perancang dapat menggunakannya sesuai dengan tata hijau yang ingin ditampilkan.
Bentuk merupakan karakter fisik tanaman yang paling jelas terlihat. Bentuk tanaman yang dimaksud di sini merupakan bentuk luar (silhuet) dari tanaman yang dipengaruhi oleh pola percabangan dan kebiasaan pertumbuhan tanaman tersebut (Nan Fairbrother, 1974). Selain itu, biasanya suatu bentuk tanaman menyesuaikan diri dengan bentuk lahan asalnya. Hal ini dapat terlihat, di mana bentuk-bentuk vertikal (tiang, kerucut) biasanya merupakan tanaman daerah pegunungan yang merupakan cerminan dari keberaaaan puncak pegunungan dan konfigurasi batu-batuan di daerah tersebut. Begitu pula dengan bentuk tanaman lainnya, di mana bentuk yang mengarah ke bentuk bulat merupakan tanaman yang tumbuh di daerah yang bergelombang dan bentuk yang meng-arah ke bentuk horisontal lazim terdapat pada daerah dataran. Suatu tata hijau yang baik, harus dapat menginformasikan bentuk asli lingkungan dari tanaman tersebut kepada calon pemak^i dan pengamat.
Mengingat suatu tata hijau merupakan hasil dari suatu komposisi sekelompok tanaman, maka bentuk “silhuet” dari sekelompok tanaman yang telah dewasa dari tanaman yang digunakan dalam rancangan juga harus benar-benar dipertimbangkan. Hal ini karena bentuk “silhuet” dari sekelompok tanaman dewasa inilah yang ingin diwujudkan dalam suatu rancangan (lihat Gambar 1).
Bentuk “silhuet” dari sekelom pok tanaman dewasa dalam suatu tata hijau dapat menghasilkan garisgaris indah yang fungsional secara optimal. Menurut Rustam Hakim (1987) fungsi yang dapat tercermin bersamaan dengan keindahan yang terkandung dalam suatu tata hijau adalah sebagai berikut : (lihat Gambar 2).
1. Kontrol Pandangan (Visual Control).
2. Pembatas Fisik (Physical Barriers).
3. Pengendali Iklim (Climate Control).
4. Pencegah Eros: (Erosion Control).
5. Habitat Binatang (Wildlife Habitats).
6. Nilai Estetis (Aesthetic Values). Karakteristik fisik tanaman yang berikut adalah tekstur. Dalam tata hijau, tekstur digambarkan sebagai kasar-halusnya suatu permukaan tanaman yang dapat terbentuk melalui jarak pandang atau jarak penglihatan. Pemilihan penggunaan tekstur dalam suatu tata hijau dapat menimbulkan persepsi pengamat melalui penglihatan visualnya akan kualitas dan kesan menarik yang dimiliki suatu tata hijau.
Menurut Carpenter dan Walker (1975) tekstur tanaman biasanya dapat diklasifikasikan menjadi:
1. Tekstur kasar, dapat digunakan sebagai titik perhatian untuk menarik dan menguasai perhatian atau memperkuat kesan, karena tekstur ini mudah dilihat, jelas tegas dan agresif.
2. Tekstur sedang, dapat digunakan untuk menghubungkan atau mengikat komposisi, karena tekstur ini merupakan bagian tekstur yang terbanyak dipakai dalam komposisi tanaman.
3. Tekstur halus, dapat digunakan dalam suatu komposisi sebagai latar belakang yang netral terhadap tekstur yang lebih agresif, karena tekstur ini memiliki penampakan yang halus dan lembut.
Sebagai salah satu karakter fisik tanaman, warna juga sangat berperan dalam pemilihan tanaman bagi suatu tata hijau. Penggunaan warna pada tatahijau dapat membantu perancang untuk menimbulkan kesan yang ingin ditampilkan melalui efek psikologi yang diciptakannya, karena warna dapat secara langsung mempengaruhi kesan dan suasana ruang luar (Ecksbo, 1978). Untuk penggunaan warna-warna terang dalam suatu tata hijau dapat menimbulkan suasana cerah dan menyenangkan, sedangkan penggunaan warna-warna gelap dapat memberikan kesan suram. Oleh sebab itu, dalam mengkonfirmasikan warna dari sekelompok massa tanaman seorang perancang harus memperhatikan keseimbangan dari penggunaan kedua sifat warna di atas agar dapat dicapai suatu hasil rancangan yang utuh dan menarik.