KEPEKAAN GIGI DAN PENANGGULANGANNYA
Semakin berkembangnya llmu Kedokteran Gigi, pencegaham dimana masyarakat mulai menyadari pentingnya menjaga kesehatan dan kebersihan gigi, maka nampak adanya kecenderungan menurunnya insidensi karies gigi. Sebaliknya terjadi peningkatan prevalensi hypersensitive dentin yang terutama disebabkan oleh cara-cara perawatan gigi yang kurang tepat. Peningkatan kepekaan gigi/hypersensitive dentin merupakan problem yang umum dijumpai pada usia dewasa yang sampai sekarang belum berhasil ditangguiangi dengan sempurna, sehingga merupakan suatu masalah kesehatan gigi yang perlu mendapat perhatian. Menurut penelitian terdapat kurang lebih satu diantara tujuh orang dewasa yang menderita hypersensitive dentin (Muzzin dan Johnson, 1989 ; Addydkk. 1987). Hilangnya lapisan enamel yang melapisi dentin atau terbukanya permukaan akar merupakan faktor etiologi utama dari hypersensitive dentin. Atrisi, abrasi, dan erosi gigi oleh faktor ekstrinsik dapat menyebabkan hilangnya lapisan enamel. Resesi gusi yang disertai hilangnya lapisan sementum dapat menyebabkan terbukanya permukaan dentin pada akar gigi.
Rasa sakit yang menyertai hypersensitive dentin terjadi karena meningkatnya aliran cairan dalam tubula dentin. Cairan ini berfungsi sebagai pengantar rangsang ke reseptor mekanik pada daerah pulpodentin yang akan menghasilkan impuls sakit.
Upaya penanggulangan perlu disertai dengan usaha pencegahan untuk mengurangi terjadinya rekurensi, misalnya dengan menghilangkan semua faktor penyebab atau faktor yang berkaitan, yaitu antara lain dengan memperbaiki cara menggosok gigi agar tidak menimbuikan trauma; mengatur jumlah, frekwensi dan waktu makan dan minum menu yang manis dan asam; menghilangkan semua kebiasaan lain yang dapat menyebabkan terbukanya kembali permukaan dentin.
Cara penanggulangan tergantung pads luas dan beratnya kelainan. Untuk hypersensitive dentin yang bersifat lokal, penanggulangannya secara profesional yaitu dengan pemakaian varnish (contoh : duraphat), bahan tarnbalan adhesif, restorasi sertfkal. Untuk hypersensitive dentin yang bersifat menyeluruh atau meliputi banyak gigi, lebih cocok dengan konrv binasi dengan perawatandi rurnah oleh penderita misal dengan pemakaian pasta gigi yang mengandung fluor. Pada kasus hypersensitive dentin yang berat diperlukan perawatan endodontic