KESIAPAN MASYARAKAT MERUBAH LINGKUNGAN PEMUKIMAN

By On Wednesday, June 24th, 2015 Categories : Bikers Pintar

Kali Semarang mempunyai panjang 6.7 km. Di sebelah kanan dan kiri diapit jalan inspeksi yang lebarnya 5 sampai dengan 15 meter. Jalan tersebut dibangun untuk : perawatan struktur sungai agar kualitas sungai selalu terkontrol, untuk memudahkan keluar masuknya alat-alat berat (untuk perawatan) seperti, claim shell, mesin cakram, maupun back hoe loader, dan juga untuk memperlancar arus lalu lintas kota (jalan pintas). Menurut perhitungan Bina Marga, setiap hari jumlah kendaraan yang melalui jalan inspeksi sama dengan di jalan kelas satu.

Pembangunan jalan inspeksi itu sendiri merupakan bagian dari proyek normalisasi kali Semarang. Membahas masalah jalan inspeksi kali Semarang, tak luput pula membicarakan t’jjuan keseluruhan proyek DRIP urban V Pendanaran Semarang. Sasaran yang ingin dicapai dari proyek itu tak lain untuk mengurangi banjir tahunan di tengah kota Semarang bagian bawah, yang disebabkan hujan maupun proses air laut yang naik ke daratan melalui muara dan saluran primer maupun sekunder. Di samping itu untuk meningkatkan efektivitas dan kemampuan saluran-saluran sekunder, tersier, serta drainase yang kurang memadai, yang jika pada musim penghujan tidak mampu menampung air. Kondisi semacam itu diperburuk lagi dengan padatnya perkembangan penduduk dan meningkatnya fasilitas yang dibutuhkan. Sebagai contoh tanah yang dulu dijadikan tempat penampungan air, kini telah berubah menjadi bangunan dan jalan raya. Akibatnya air hujan yang seharusnya meresap ke dalam tanah akhirnya mengalir di atas permukaan tanah yang menyebabkan banjir. Dampak banjir di kota Semarang sangat kompleks, terutama jika dikaitkan dengan kesehatan masyarakat dan sanitasi lingkungan, sehingga mengganggu kesehatan. Kurang lebih ada 2000 kepala keluarga (KK) yang tanah dan rumahnya terkena pro-yek normalisasi Kali Semarang. Sebagian besar mereka dipindahkan ke tanah pemukiman pengganti (pemukti) yang disediakan oleh proyek Karang Roto Kecamatan Genuk seluas kurang lebih 8 hektar. Yang bermukim di sepanjang bantaran adalah mereka yang sebagian rumahnya tergusur proyek, atau masih layak dihuni dan dikembangkan. Kelompok yang terakhir tersebut justru akan dijadikan sasaran penelitian ini.

Dengan drainase baru (kali yang telah dinormalisir) dan jalan inspeksi, maka masyarakat di sepanjang kali Semarang dituntut untuk merubah arah rumahnya menjadi menghadap kali dan jalan inspeksi tersebut. Hasil penelitianSasmokoko (1990) ditemukan bahwa partisipasi masyarakat di sepanjang V bantaran Kali Semarang. Masalah ini memang derungan yang rendah. Yang sekarang tampak menjadi masalah auaiah penataan pemukiman yang tergusur (terpotong) sebagian. Kesan penataan belum sesuai dengan yang direncanakan. Banyak kondisi rumah yang masih belum menyesuaikan diri dengan jalan inspeksi, sehingga kesannya rumah tersebut masih belum tertata % kembali. Penelitian ini menitikberatkan kesiapan masyarakat merubah lingkungan pemukiman di sepanjang bantaran Kali Semarang tersebut.

Dengan memperhatikan masalah yang telah dikemukakan di atas, kiranya banyak yang dapat ditarik dan dikenali sebagai faktorfaktor pembentuk kesiapan masyarakat, antara lain sebagai berikut : Pertama, dari hasil pengamatan sekilas, kesan penataan pemukiman di sepanjang kali Semarang belum terpola dengan baik. Dengan demikian apakah memang benar masyarakat di sepanjang bantaran tersebut siap menata lingkungannya, dan sekaligus merubah menjadi tempat yang sehat ?. Kedua, dengan memperhatikan keragaman dan heterogenitas penghuni di sepanjang bantaran kali Semarang, akan membawa konsekuensi terhadap beragamnya kemauan. Apabila kesiapan masyarakat diasumsikan dibentuk oleh kelompok masyarakat dengan didasarkan tingkat pendidikan dan jenis pekerjaannya, maka kelompok masyarakat manakah yang kesiapannya baik?. Ketiga, pemerintah daerah telah mencoba menata pemukiman sepanjang bantaran (yang tidak tergusur) melalui perencanaan yang terpadu dengan membangun fisik normalisasi kali tersebut. Tetapi apabila dilihat secara sekilas ternyata kesan penataan lingkungan pemukiman tersebut belum terpola dengfn baik. Kenyataan tersebut kemudian ditarik suatu asumsi bahwa masyarakat mempunyai kehendak sendiri dalam menentukan pola penataan pemukiman. Dengan demikian bagaimana kehendak masyarakat tersebut ? Dan Keempat, kesan buruk dalam hal penataan lingkungan pemukiman tersebut dimungkinkan terjadi mis-komunikasi, mis-persepsi, dll, yang pada dasarnya merupakan gambaran hubungan antara aspirasi pemerintah daerah dengan masyarakat. Dengan demikian dapatlah dikaji bagaimana hubungan antara keinginan masyarakat dengan pemerjntah daerah tersebut?.

Untuk lebih jelasnya, masalah-masalah yang akan dikaji dirumuskan sebagai berikut: Pertama, bagaimana pengaruh usia, tingkat pendidikan, jenis pekerjaan, dan keinginan masyarakat terhadap kesiapannya?. Kedua, bagaimana perbedaan kesiapan jika dilihat dari tingkat pendidikan dan jenis pekerjaan. Tujuannya adalah ingin mendapatkan data empirik tentang pengaruh usia, tingkat pendidikan, jenis pekerjaan, dan keinginan masyarakat terhadap kesiapannya. Dan juga bagaimana perbedaan kesiapannya jika dilihat dari tingkat pendidikan dan jenis pekerjaan. Hasil penelitian diharapkan bermanfaat dalam memberikan sumbangan materi pengambilan keputusan. Sumbangan tersebut berupa bukti empirik tentang kesiapan masyarakat dalam menata lingkungan pemukiman di sepanjang bantaran kali Semarang. Bagi pemerintah daerah, hasil penelitian ini meru-pakan masukan yang berharga apabila ditinjau dari siap dan tidaknya masyarakat. Berharganya adalah proyek tersebut sejak dini teah memikirkan pola atau treatment yang sesuai untuk lingkungan pemukiman di se-panjang bantaran. Bagi Dinas Sosial, hasil penelitian mempunyai makna strategis, yaitu untuk mengarahkan rekayasa sosial kepada masyarakat yang belum siap baik dilihat dari tingkat pendidikan penghuni maupun jenis pekerjaannya. Demikian juga dapat dijadikan masukan untuk menyesuaikan intensitas pelayanan masyarakat melalui bentuk rekayasa yang dikembangkan.

KESIAPAN MASYARAKAT MERUBAH LINGKUNGAN PEMUKIMAN | ADP | 4.5