KETERPADUAN MAKNA (KOHERENSI) DAN KETERPADUAN BENTUK (KOHESI)
1. Keterpaduan Makna (Koherensi) Sebuah tulian dapat dianalisis ke dalam unsur-unsur pembentuknya. Misalnya, sebuah buku terdiri dari beberapa bab; bab terdiri dari beberapa alinea, dan alinea terdiri dari beberapa kalimat. Seterusnya, kalimat pun masin dapat dianalisis ke dalam unsur-unsur pembentuk yang lebih kecil, yaitu klausa, frase dan kata. Masing-masing unsur pembentuk merupakan satuan makna. Oleh karena itu, sebuah tulisan dapat dilihat terdiri dari kumpulan makna atau pikiran yang tersusun secara padu. Dengan kata lain, semua pikiran yang terdapat dalam tulisan satu sama lain ada hubungannya dan disusun sedemikian rupa sehingga membentuk satu kesatuan yang terpadu. Selain itu, dengan alat-alat bahasa lainnya, pikiran yang satu dipadu dengan pikiran yang lain dalam rangkaian yang logis sehingga pembaca dapat mengikuti pikiran penulis dengan mudah.
2. Keterpaduan Bentuk (Kohesi) Bagaimanakah caranya untuk menghasilkan keterpaduan makna? Koherensi dapat dihasilkan melalui keterpaduan bentuk (kohesi). Yang dimaksud dengan bentuk di sini, antara lain, kata, frase, klausa, kalimat. Dalam teks berikut akan terlihat bagaimana koherensi’ dapat dicapai melalui bentuk-bent’jk seperti ini.
“Dalam bercakap-cakap, biasa\ya pembicara memakai unsurunsur suprasegmental bahasa seperti tekanan kata, nada, intonasi, dan jedah untuk menyatakan makna yang hendak disampaikan oleh pembicara. Kata “saya” yang diucapkan dengan intonasi turun berbeda maknanya dari kata “saya” yang diucapkan dengan intonasi naik. Di samping itu, postur badan, gerak-gerik tubuh dan
anggota badan, dan ekspresi muka pun digunakan untuk memperjelas atau menekankan yang dimaksud oleh pembicara” (Simatupang, 1990 :1).
Makna yang diwujudkan dengan bentuk intonasi dalam kalimat pertama diulang lagi dalam kalimat kedua dengan bentuk (kata) intonasi. Sebenarnya bentuk diucapkan dengan intonasi (merupakan peng-
ulangan bentuk memakai unsurunsur suprasegmental … intonasi dalam kalimat pertama. Pengulangan kata dan juga pemakaian sinonim kata dalam kalimat pertama dan kedua adalah alat untuk memadukan makna (ide) yang terdapat dalam kedua kalimat.
Makna kalimat ketiga dipadukan dengan makna kalimat pertama (dan juga kedua) melalui bentuk di samping itu… Dalam teks contoh di atas terlihat bagaimana koherensi (keterpaduan makna) dicapai melalui konesi (keterpaduan bentuk). Sebenarnya masih banyak lagi upaya-upaya lain yang dapat dipakai untuk mencapai keterpaduan dalam tulisan.