KOMUNIKASI MENURUT PEMIKIRAN WHITNEY R. MUNDT
Berbeda dengan Lanigan, Littlejohn dan Deetz yang pemikirannya telah dipaparkan di muka, Whitney R. Mundt dalam karyanya berjudul “Global Media Philosophies” menegaskan bahwa ia tidak memperhitungkan suatu filsafat sebenarnya (true philosophy) cinta akan kebijaksanaan atau pengetahuan juga tidak untuk menampilkan seperangkat prinsip- prinsip kekuasaan media, melainkan untuk menjelaskan keterpautan pemerintah dengari jurnalistik di mana keseimbangan kekuatan selalu bergeser. Timbul pertanyaan, di mana garis pemisah antara kebebasan dan pengawasan? (Merril, 1991 : 11).
Sehubungan dengan itu Mundt mengemukakan tipologi “Four Theories of the Press” karya Fred Siebert, Theodore Peterson, dan Wilbur Schramm yang dalam buku ini di muka berulangkah disinggung dan dikupas.
Empat teori pers menurut ketiga pakar itu yang kemudian di berbagai negara di dunia menjadi empat sistem media massa, seperti diketahui adalah authoritarian, libertarian, social responsibility, dan Soviet Communist, di mana menurut Mundt hanya dua yang benar-benar teori, yakni authoritarian dan libertarian, sedangkan dua konsep lainnya adalah perkembangan dan modifikasi dari yang dua tadi.
Menurut Mundt, dalam teori authoritarian pers adalah pelayan negara. Peranannya tidak usah dipertanyakan, karena merupakan filsafat kekuasaan mutlak dari pemerintah suatu kerajaan. Sebagai perintisnya adalah Hobbes, Hegel, dan Machiavelli, dengan negara-negara Iran, Paraguay, dan Nigeria sebagai contohnya. Dalam teori libertarian, media tidak bisa tunduk kepada pemerintah, tetapi harus bebas, otonom, bebas untuk menyatakan ideanya tanpa rasa takut diintervensi pemerintah. Perintisnya adalah Locke, Milton, dan Adam Smith, sedangkan negara-negara sebagai contohnya adalah Amerika Serikat, Jepang, dan Jerman Barat. Teori social responsibility seperti disinggung tadi merupakan modifikasi atau perkembangan dari teori libertarian, tetapi berbeda dengan akarnya, fungsi pers adalah sebagai media untuk mendiskusikan konflik. Perbedaan lainnya ialah pers tanggung jawab sosial diawasi oleh opini komunitas, kegiatan konsumen, dan etika profesional. Tentang perintis teori ini Mundt tidak menyebutnya, juga contoh negara yang menganutnya; hanya dikatakan beberapa negara cenderung menganut teori itu, termasuk Amerika Serikat. Mengenai teori Soviet Communist dikatakan oleh Mundt bahwa pers Uni Soviet melayani partai yang sedang berkuasa, dan dimiliki oleh negara. Orang-orang Soviet mengatakan bahwa persnya bebas untuk menyatakan kebenaran, sedangkan pers dengan apa yang dinamakan sistem liberal dikontrol oleh kepentingan bisnis. Tipologi Siebert-Peterson-Schramm itu sangat berpengaruh. Seperti dikatakan oleh pakar komunikasi John Merril, hampir semua artikel dan buku yang membicarakan dasar filsafati jurnalistik mengomentari atau menyinggung tipologi tersebut. Tetapi setelah diterbitkannya buku tersebut pada tahun 1956 beberapa cendekiawan komunikasi massa mengajukan filsafat media global.
Pada tahun 1971 Ralph L. Wenstein menyarankan revisi tipologi empat teori tadi, karena menurut dia model Siebert-Peterson-Schramm itu tidak kenyal (flexible) dan tidak dapat diaplikasikan pada semua sistem pers. Dalam bukunya “Media, Messages, and Men” (Merril & Lowenstein, 1979: 164) ditampilkan apa yang ia namakan two-tiered approach atau “pendekatan dua deretan bertingkat, yang dapat diidentifikasikan sebagai kepemilikan pers (press ownership) dan filsafat pers (press philosophy). Sebagai contoh, media bisa dimiliki secara pribadi yang didukung oleh periklanan dan langganan, atau dimiliki oleh partai politik yang disubsidi oleh dana partai atau anggota partai, atau dimiliki oleh pemerintah dengan dana yang disediakan oleh keuangan negara. Dalam kaitannya dengan filsafat pers, Lowenstein tetap berpegang pada istilah authoritarian dan libertarian beserta pengertiannya dari model Siebert-Peterson-Schramm, tetapi ia memodifikasikan dua istilah lainnya. “Soviet communist” menjadi “social centralist” untuk menggeser nilai- nilai negatif dari istilah asli dan juga untuk memperluasnya. “Social” menunjukkan orienfasi kolektivis dari sistem komunis, dan “centralist” menunjukkan realitas dari sifat sistem pers Marxist yang diarahkan secara sentral. “Social responsibility” menjadi “social-libertarian” untuk menghindarkan kedwiartian istilah dan untuk merefleksikan akar-akar teori ini dalam libertarianisme. Untuk jelasnya di bawah ini adalah tipologi Lowenstein.
Kepemilikan Pers
- Kepemilikan pribadi – Dimiliki oleh perorangan atau lembaga non pemerintah; dibiayai terutama oleh periklanan dan langganan.
- Kepemilikan partai politik – Dimiliki oleh partai politik; disubsidi oleh partai atau anggota partai.
- Kepemilikan pemerintah — Dimiliki oleh pemerintah atau partai pemerintah yang dominan; disubsidi terutama oleh dana pemerintah.