MEKANISME KONSISTENSI
Pendekatan ketiga muncul dari teori konsistensi dan menekankan bahwa inkonsistensi menimbulkan ketegangan psikologik. Andaikan bahwa Anda telah memilih seorang gubernur baru untuk wilayah Anda, dan gubernur tersebut mulai mengadakan beberapa perubahan yang tidak Anda sukai, seperti menaikkan uang kuliah dan mengurangi dana untuk mahasiswa universitas negeri. Anda dihadapkan pada suatu inkonsistensi antara dukungan Anda terhadap gubernur itu dan dukungan gubernur tersebut terhadap hal-hal yang tidak Anda sukai. Menurut teori konsistensi, inkonsistensi akan terasa tidak menyenangkan bagi Anda dan akan menuntun Anda untuk melakukan perubahan. Anda bisa mengubah sikap Anda terhadap uang kuliah dan dana mahasiswa, atau mengubah sikap Anda terhadap gubernur tersebut, namun diperlukan beberapa perubahan untuk memulihkan konsistensi.
Pada umumnya, komunikasi menimbulkan tekanan ke arah perubahan bila terdapat diskrepansi dengan pendapat awal si penerima. Teori konsistensi menyatakan bahwa tekanan dapat dikurangi dengan berbagai cara. Bila penerima mengubah sikapnya, yang mengurangi diskrepansi, maka tekanan ini akan berkurang. Hampir semua penelitian tentang sikap memusatkan diri pada mekanisme untuk memulihkan konsistensi ini. Penekanan pada apa yang disebut alternatif cara pemecahan ini merupakan salah satu sumbangan penting dari model perubahan sikap Cari Hovland dan model konsistensi kognitif, seperti yang akan kita lihat di bawah ini dalam pembahasan tentang alternatif respons terhadap komunikasi.
Incoming search terms:
- teori konsistensi