MEMBANGUN CARA BERPIKIR LURUS DALAM KELUARGA
MEMBANGUN CARA BERPIKIR LURUS DALAM KELUARGA – Berpikir lurus berarti orangtua dan anak dalam keluarga terbiasa berbicara menurut aturan logika dalam hal-hal yang biasa. Tidak perlu orangtua harus mengetahui terlebih dahulu istilah-istilah logika seperti : term, proposisi, kata univok, ekuivok dan analog, silogisme, premis mayor-minor, definisi kata dan definisi real, klasifikasi atau penggolongan. Tanpa diajarkan aturan logika, banyak orang sebenarnya telah berhasil berbicara secara logis. Melalui sekolah, berpikir logis lebih diperhalus.Seorang anak kecil misalnya sudah dapat menggolongkan mainannya yang berwarna merah dalam kotak tersendiri dan mainan yang berwarna putih dalam kotak yang lain. Anak ini telah mulai mengembangkan kemampuannya untuk menggolongkan. Demikian juga kalau ia menyebut nama saudara-saudaranya, diharapkan agar ia mulai dengan menyebut dari yang sulung, yang kedua, yang ketiga dan seterusnya, sampai pada yang terakhir disebut adalah anak yang bungsu. Namun orangtua bisa saja mengacaukan pemekaran logika anak; misalnya sebenarnya pada saat itu anak harus menyebut” saudara nomor tiga, orangtua sudah menyisipkan anak yang kelima.
Orangtua pun dapat mulai mengajarkan anak berpikir Seorang anak sangat menyayangi bonekanya tetapi anak itu juga harus menyayangi orangtuanya. Jelas, sayang terhadap boneka tidak sama dengan sayang terhadap orangtua. Melalui sayang terhadap boneka, anak memekarkan rasa sayang terhadap manusia. Boneka dirangkul, dipeluk tetapi bisa dirobek dan dirusakkan. Orangtua bisa dirangkul, dipeluk tetapi anak tidak boleh memukul orangtua. Orangtua harus dihormati. Kepada anak yang mulai belajar di SD kelas satu misalnya, orangtua dapat bertanya, “Tini, hari ini pelajaran apa saja?” Pertanyaan ini bisa dijawab begitu saja tanpa urutan teratur misalnya matematika (pelajaran ketiga), menggambar (pelajaran pertama) dan bernyanyi (pelajaran kedua). Supaya anak terbiasa berpikir logis, sebaiknya pertanyaan diubah, “Tini, hari ini pelajaran pertama apa?” Dijawab “menggambar”. Lalu, “Pelajaran kedua?” dijawab “bernyanyi”. Dan, “pelajaran ketiga?” dijawab “matematika”. Anak dibantu oleh orangtua untuk berpikir secara lurus.
Anak yang telah terlatih berpikir lurus, diharapkan kelak ia trampil menulis, mengarang, berpidato, berdiskusi dan berdebat. Berpikir lurus mempunyai kaitan erat dengan penggunaan bahasa.