MENGENAL ALBERT EINSTEIN (1879-1955)

By On Wednesday, February 26th, 2014 Categories : Bikers Pintar

Fisikawan Ame­rika Serikat kelahiran Jerman yang pada jamantiya menjadi tokoh intelektual paling kreatif. Selama 15 tahun „ ia mengemukakan serangkaian teori yang me­maparkan persamaan anta­ra massa dan energi, serta membongkar cara berpikir manusia tentang ruang, waktu, dan gravitasi. Teori relativitas dan gravitasinya merupakan perkembangan lebih lanjut dari teori fisi­ka Newton, juga membawa perubahan radikal dalam ilmu pengetahuan dan fil­safat. Pada tahun 1921 ia menerima Hadiah Nobel Fisika untuk keberhasilan- nya menyusun hukum fotolistrik dan karyanya di bi­dang fisika teoretis. Walaupun merupakan ilmuwan besar, Einstein tetap seorang humanis sejati.

Albert Einstein lahir di Ulm, Jerman. Setahun se­telah kelahirannya, keluarganya pindah ke Muenchen. Pendidikan dasar formalnya tidak mulus. Minat be­sarnya dalam matematika dan ilmu pengetahuan alam terutama merupakan pengaruh dari kedua pamannya. Einstein juga mahir memainkan biola, bidang yang semula ditekuni atas desakan ibunya. Pada usia 15 ta­hun Einstein pergi ke Milano, tempat bermukim ke­luarganya setelah usaha sang ayah mundur. Ketika itu ia meninggalkan bangku sekolah dengan nilai buruk untuk sejarah, geografi, dan bahasa. Ia memulai lagi pendidikannya di Akademi Politeknik Federal yang terkenal di Zurich, Swis. Program yang diambilnya adalah fisika dan matematika yang ditekuninya sela­ma empat tahun. Setelah menyandang gelar sarjana di tahun 1900, Einstein sempat menjadi guru mate­matika lalu bekerja sebagai pengawas di sebuah kan­tor paten di Bern. Pada tahun 1903 ia menikah. Sete­lah berputera dua orang, ia bercerai pada tahun 1919. Tak lama berselang ia menikah lagi dengan seorang janda berputeri dua.

Ilmuwan. Di awal tahun 1905 Einstein meraih ge­lar doktor dari Universitas Zurich berkat tesisnya, “Ketentuan Baru Tentang Dimensi Molekuler”, yang dimuat dalam majalah bulanan fisika Annalen der Physik yang sangat terkenal di Jerman. Dalam maja­lah yang sama, melalui tulisan LJeber die von der mo- lekularkinetischen Theorie der Waerme geforderte Be- wegung von in ruhenden Fluessigkeiten suspendierten Teilchen, Einstein menyajikan penjelasan teoretis ten­tang gerakan Brown, yakni gerakan tak teratur dari partikel-partikel mikroskopis yang tersuspensi dalam cairan atau gas yang tak bergerak. Dengan tulisan ini Einstein menegaskan teori atom untuk materi. Pan­dangannya tentang cahaya termuat dalam artikel Ueber einen die Erzeugung und Verwandlung des Lichtes betreffenden heuristischen Gesichtspunkt, yakni bahwa cahaya terdiri atas kuanta tertentu (yang ke­mudian disebut photon). Cahaya, menurut Einstein, tidak hanya bergerak seperti gelombang tetapi juga memperlihatkan sifat-sifat tertentu yang merupakan sifat khas partikel. Dengan dalil ini Einstein sama sekali mengubah teori tentang cahaya, sekaligus me­nyajikan penjelasan tentang efek fotolistrik (pelepas­an elektron dari beberapa jenis benda padat bila benda padat tersebut tertimpa sinar yang sangat te­rang).

Einstein menyajikan teori relativitas khususnya di- dalam Zur Elektrodynamik bewegter Koerper (Elek­trodinamika Benda yang Bergerak). Menurut Einstein, dalam teori ini, jika kecepatan cahaya konstan dan jika semua hukum alam juga konstan, baik waktu maupun gerak akan menjadi relatif bagi seorang peng­amat. Secara matematis teori relativitas khusus ini akan menghasilkan persamaan E = mc2 (energi sa­ma dengan massa dikalikan kecepatan cahaya pang­kat dua).

Pada tahun 1914 Einstein beserta keluarganya pin­dah ke Berlin, tempat ia menghabiskan waktunya un­tuk menyempurnakan teori relativitas umumnya. Pada tahun 1916 ia menulis Die (Jrundlagen der allge- meinen Relativitaetstheorie (Dasar Teori Relativitas Umum) juga dalam majalah Annalen der Physik. Inti tulisan itu adalah bahwa gravitasi bukanlah suatu daya seperti yang dilontarkan Newton, melainkan suatu bi­dang melengkung dalam kesatuan ruang dan waktu yang tercipta karena adanya massa. Einstein berpen­dapat bahwa pernyataan itu bisa dibuktikan atau di­gugurkan dengan mengukur pembelokan cahaya bin­tang pada saat bergeraknya mendekati matahari. Ia sekaligus berhasil menjelaskan mengapa semua bin­tang yang berada dalam medan gravitasi kuat meman­carkan cahaya lebih dekat ke bagian spektrum ber­warna merah daripada yang berada dalam medan gra­vitasi lemah. Teori relativitas umum ini terbukti be­nar pada tanggal 29 Mei 1919, ketika terjadi ger­hana matahari di atas Pulau Principe, Semenanjung Guinea.

Einstein menerima Hadiah Nobel Fisika pada ta­hun 1921, untuk keberhasilannya menyusun hukum fotolistrik dan karyanya di bidang fisika teoretis. Ka­rena mengundang kontroversi, teori relativitas keti­ka itu tidak disebut-sebut. Walaupun selalu sibuk, hampir sepanjang tahun 1920-an Einstein tidak ber­geming sedikit pun dari risetnya yang baru untuk me­nemukan hubungan matematis antara elektromagne- tisme dan gravitasi. Ia berpendapat bahwa hubungan matematis itu merupakan langkah awal menuju dite­mukannya hukum-hukum umum yang mengatur ting­kah laku segala sesuatu yang ada di alam semesta, dari elektron sampai planet. Einstein ingin menghubung­kan segala hakikat energi dan materi dalam satu ru­mus saja, yang kelak disebut teori medan terpadu. Sampai meninggalnya, ia tidak mampu menyusun teori itu.

Sang Humanis. Perang Dunia I, dengan berbagai akibat buruknya, memprihatinkan Einstein. Perang bagi Einstein hanya akan memporakporandakan ke­manusiaan tanpa kenal ampun. Einstein pun menja­di seorang penganjur perdamaian; ia menentang pe­perangan, dan itu berarti juga menentang militeris­me. Ia menyebarkan berbagai tulisannya kepada kaum pencinta damai di Berlin, bahkan di seluruh daratan Eropa. Walaupun demikian, Einstein-lah yang men­desak Presiden Amerika Serikat Roosevelt untuk se­gera melakukan riset pemanfaatan energi nuklir da­lam pembuatan bom atom. Sikap yang seakan-akan bertentangan dengan sifat cinta damainya ini disebab­kan oleh kekhawatirannya bahwa Jerman akan lebih dahulu membuat bom serupa. Maka lahirlah “Proyek Manhattan”.

Di beberapa negara Eropa, Einstein sibuk meng­ajar dan menulis berbagai artikel. Walaupun mem­punyai nama besar, ia tetap hidup dalam kesederha­naan dan sangat mencintai biolanya. Ia menghabis­kan waktunya antara tahun 1921 dan 1924 untuk me­ngunjungi berbagai negara di Eropa, Asia, Timur Tengah, dan Amerika Selatan. Melalui perjalanan ini Einstein meresapi berbagai sendi kehidupan moral, antara lain dari kebudayaan Hindu, Jepang, dan Ya­hudi. Selain itu, perang membuat Einstein membenci para politikus dan negarawan. Dalam kekecewaannya, Einstein pernah menyampaikan pendapatnya kepada Sigmund Freud, psikiater Austria kenamaan, bahwa manusia pasti memiliki sifat bawaan untuk memben­ci dan saling menghancurkan. Kepada Rabindrauath Tagore, mistikus Hindu, Einstein menyatakan berba­gai pendapeknya tentang kebenaran utama. Kebenar­an, menurut Tagore, hanya dapat terwujud melalui

peran manusia dan manusia itu sendiri, sedangkan me­nurut Einstein kebenaran ilmiahlah yang harus diang­gap sebagai kebenaran teruji karena terlepas dari fak­tor manusiawi. Walaupun demikian, Einstein tetap menolak ateisme. Ia pernah berkata bahwa alam se­mesta bukanlah sesuatu yang terjadi secara kebetulan, melainkan berada di bawah keteraturan dan hukum absolut.

Einstein menanggalkan kewarganegaraan Jerman dan meninggalkan negeri ini tidak lama setelah Hitler iangkat menjadi kanselir (perdana menteri) pada ta­li un 1933. Ia bergabung dalam sekolah matematika institut Studi Lanjutan yang baru didirikan di Prin­ceton, New Jersey, Amerika Serikat. Pada tahun 1940 ia resmi menjadi warga negara Amerika Serikat, te­tapi tetap menganggap dirinya sebagai seorang Eropa. Hari-hari tuanya diisi dengan bermain biola atau ber­perahu di danau dekat tempat tinggalnya. Einstein ter­paksa meninggalkan kesukaannya mengisap pipa dan melakukan diet ketat akibat kambuhnya penyakit pe­rut yang sudah kronis. Hingga akhir hayatnya Ein­stein tetap memperjuangkan kebenaran dan keadilan melalui tulisan-tulisannya.

MENGENAL ALBERT EINSTEIN (1879-1955) | ADP | 4.5