MENGENAL ANEMIA DEFISIENSI BESI

By On Wednesday, August 26th, 2015 Categories : Bikers Pintar

(Braunwald, Lynch 1984, Shafer 1983, Soeparman 1990, Tyldesley 1981, Wyngaarden 1985). Termasuk anemia mikrositik hipokrom dan merupakan jenis anemia yang paling umum ditemui di negara maju dan terlebih lebih lagi di negara yang sedang berkembang. Terdapat pada semua golongan usia dan golongan sosial ekonomi.

Penyebab Anemia Defisiensi Besi :

  1. Besi dalam makanan kurang.

Besi merupakan salah satu elemen penting dalam metabolisme tubuh, terutama dalam pembentukan sel darah merah (eritropoesis). Pada orang dewasa jarang terjadi defisiensi besi yang disebabkan kekurangan besi dalam makanan, karena tubuh mempunyai persediaan besi. Seorang laki-laki dewasa dapat bertahan kira-kira sepuluh tahun tanpa pemasukan besi sebelum akhirnya timbul anemia. Wanita normal akan kehilangan darah sebesar 50 ml pada setiap kali haid, oleh karenanya wanita lebih sering menjadi anemia dengan diet defisiensi besi.

Tingkatan kekurangan besi:

  1. Deplesi besi (Defisiensi besi prelaten) Cadangan besi di dalam tubuh berkurang / tidak ada, besi di dalam plasma, hemoglobin dan hematokrit normal.
  2. Defisiensi besi tanpa anemia (Defisiensi besi laten)

Cadangan besi dan besi dalam plasma berkurang / tidak ada, hemaglobin normal.

  1. Anemia defisiensi besi

Cadangan besi, besi dalam plasma, hemoglobin kurang dari normal.

  1. Gangguan absorbsi.

Absorbsi besi terutama terjadi di duodenum, dalam bentuk fero dan dalam suasana asam. Gangguan absorbsi biasanya jarang ditemukan. Faktorfaktor yang mempengaruhi absorbsi antara lain faktor endogen, faktor eksogen dan faktor usus.

Faktor endogen akan mengatur jumlah besi yang akan diabsorbsi dan tergantung jumlah cadangan besi di dalam tubuh, aktivitas eritropoesis atau kadar hemaglobin. Faktor eksogen tergantung pada komposisi, sumber, sifat kimia dan cara proses makanan. Sumber hewani lebih mudah diabsorbsi daripada sumber nabati. Vitamin C akan mernpermudah absorbsi karena dapat mereduksi besi dari bentuk feri menjadi bentuk fero yang lebih mudah diabsorbsi. Kalsium, fosfor dan asam fitat dapat menghambat absorbsi karena dengan besi akan membentuk persenyawaan yang tidak larut. Faktor usus berpengaruh karena asam klorida lambung akan mernpermudah absorbsi untuk melepaskan besi dari kompleks feri, sedang sekret pankreas dapat menghambat absorbsi besi. Pada pankreatitis dan sironis hati, absorbsi besi bertambah karena sekresi pankreas berkurang. Malabsorbsi besi juga dapat terjadi pada pasien setelah mengalami gastrektomi parsial atau total.

  1. Perdarahan kronis seperti perdarahan haid, perdarahan hemoroid, perdarahan pada lesi maligna atau ulser pada saluran pencernaan. Pada wanita yang kehilangan darah dalam jumlah besar selama masa haid dan penggantian besi dalam makanan tidak cukup, dapat merupakan hal yang umum ditemui sebagai penyebab anemia defisiensi besi terutama karena perdarahan pada saluran pencernaan, yang umumnya sebagai akibat ulkus peptikum, gastritis, hiatus hernia, hemoroid atau keganasan. Gastritis karena obat, terutama salisilat yang merupakan penyebab paling sering walaupun sebelumnya tidak terdapat ulkus peptikum. Kortikosteroid dan obat rematik juga sering menyebabkan perdarahan karena dapat merangsang terjadinya tukak lambung atau tukak duodenum. Demikian pula perdarahan kronik lainnya dari varises esofagus atau lambung, serta perdarahan kronik dari artritis (mungkin karena salisilat atau kortikosteroid), kilitis ulseratif, enteritis regional, perdarahan hemoroid, adanya parasit di dalam usus terutama cacing tambang yang merupakan penyebab utama perdarahan pada saluran pencernaan, serta minum alkohol juga dapat menyebabkan perdarahan.
  2. Kebutuhan yang meningkat.

Jumlah ,besi yang dibutuhkan setiap hari tergantung umur, seks, berat badan. Laki-laki dewasa normal membutuhkan 1-2 mg besi/hari. Anak dalam masa pertumbuhan dan wanita dalam masa haid membutuhkan 1-2 m§| + 0,5 -1 mg besi/hari. Wanita hamil dan wanita menyusui membutuhkan 3-4 mb besi/ hati.

  1. Penyakit kronis, misal penyakit gagal ginjal kronis, penyakit hati kronis terutama sirosis hati.

Gejala klinis Anemia Defisiensi Besi :

Cepat lelah, letih,lesu, sakit kepala, mata berkunang-kunang, sulit berkonsentrasi, jantung berdebar-debar.

Pemeriksaan fisik :

Pucat : pada kulit, kuku, telapak tangan, conjunctiva mata : sesak napas; edema; takikardia pada waktu istirahat; tekanan darah ortostatik menurun.

Kelainan dj daiam mulut:

Dapat terlihat pada stadium defisiensi besi laten dan pada stadium lebih lanjut yaitu anemia defisiensi besi, berupa :

Mukosa era! pucat, terutama palatum lunak dan lidah.

Glossitis atrofik pada lidah : lidah tampak licin, merah, tanpa papil, terdapat sensasi seperti rasa terbakar pada lidah. Kelainan atrofi biasanya dimulai pada ujung lidah kemudian menyebar ke arah distal, meliputi papila filiformis dan fungiformis.

Stomatitis.

Keilitis angular.

Penyembuhan luka lambat, biasanya setelah prosedur bedah di dalam mulut. Kepekaan terhadap trauma meningkat sehingga terjadi ulserasi yang dapat bertahan lebih lama daripada biasa sebagai akibat penyembuhan luka yang lambat.

Pada anemia defisiensi besi kronis yang sering disebut sinfrom plummer vinsom, karena pertama kali ditemukan oleh Plummer dan Vinson, terdapat gejala tambahan yang khas selain gejala anemia lainnya, yang

disebut gejala Plummer Vinson yaitu sukar menelah (disfagia).

Kelainan di dalam mulut sindrom Plummer Vinson :

Xerostomia dan nyeri pada mukosa mulut. Atrofi mukosa mulut, fering, esofagus bagian atas, vulva, sehingga jaringan menjadi kering, tidak elastis dan tampak mengkilap.

Lidah licin dan nyeri. Terdapat atrofi papil lidah tapi tidak sehebat seperti pada anemia pernisiosa. Stomatitis angularis. Spasme di tenggorokan.

 

MENGENAL ANEMIA DEFISIENSI BESI | ADP | 4.5