MENGENAL CIRI KHAS KEPEMIMPINAN INDONESIA

By On Tuesday, August 18th, 2015 Categories : Bikers Pintar

Karakteristik Kepemimpinan pada umumnya, dimanapun, kapanpun tingkatannya adalah jelas harus mempunyai kewibawaan dan kelebihan untuk mempengaruhi dan mengajak orang-crang lainnya guna bersama-sama berjuang, bekerja untuk mencapai tujuan bersama. Adapun sifat-sifat unggul kepemimpinan yang efektif secara ringkas dapat dituliskan sebagai berikut : Berani dan kaya akan inisiatif, luas pengetahuan dan pengalaman, peka terhadap lingkungan, dan bawahan, mampu menjalin komunikasi yang akrab, berani mengambil keputusan dan risiko, rela berkorban, mau bermusyawarah untuk mufakat, bertanggung jawab dan konsekwen, terbuka, jujur dan mempunyai prinsip-prinsip yang teguh, karena kepemimpinan itu mempunyai daya seni untuk menggerakkan orang-orang lain, (Moekijat, 1980).

Presiden Soeharto berpendapat, ke-pemimpinan yang sebaiknya dikembangkan di Indonesia adalah kepemimpinan Pancasila, yang berazaskan hal-hal sebagai berikut:

  1. Taqwa Kepada Tuhan Y.M.E.

Pemimpin Indonesia harus memiliki kepercayaan beragama, sehingga sadar bahwa manusia dimata Tuhan adalah sama. Dari sini pemimpin akan disadarkan bahwa dia bukan orang yang super, bukan sumber kewenangan mutlak dalam memberikan keputusan. Kesadaran ber-agama dan keimanan akan menjadikan seseorang untuk selalu berbuat adil, benar, jujur, sabar, tekun, rendah hati, heneng, hening, heling dan awas waspada.

Heneng berarti : diam, teguh dan tenang. Di mana pemimpin harus tetap tenang, imbang dan tak pernah gentar walaupun dalam keadaan bahaya. Hening berarti : bening, bersih, suci, sejati, ceria dan jernih. Pemimpin harus mempunyai keheningan bathin yaitu ketulusan, kelurusan, dan keikhlasan. Dalam keheningan rasa dan ciptanya pemimpin selalu kreatif memikirkan kemajuan organisasinya dan kesejahteraan para anggota. Heling berarti : ingat, sadar dan insyaf yakni menyadari hakekat alam dan hukum-hukumnya. Awas dan waspada berarti : memiliki wawasan ke depan, dan’ mampu mengantisipasi keadaan dengan penuh bijaksana.

  1. Ing Ngarsa Asung Tulodo.

Pemimpin yang baik dan bijaksana harus selalu di depan, guna memberikan semangat dan ketauladanan yang baik. Tidak luntur karena kekayaan, mampu menjadi perintis, pembimbing sekaligus sebagai pengayom.

  1. Ing Madyo Mangun Karso.

Di tengah mampu memotivasi anak buah atau anggota, mempunyai ide-ide baru dan merasa senasib dan sepenanggungan dengan anggota, selalu berada di tengah para anggota dalam keadaan apapun, selalu tanggap pada situasi dan kondisi dan mampu berpikir bertindak cepat dan tepat.

  1. Tut Wuri Handayani.

Pemimpin mau memberikan dorongan dan kebebasan, agar bawahan mau berprakarsa, berinisiatif dan memiliki kepercayaan diri guna berkarya tidak selalu tergantung kepada atasan, meskipun ada di belakang, mampu memberikan sema-ngat, dorongan, dengan demikian pengawasan tetap dilakukan.

  1. Waspada Purbawasesa.

Pemimpin harus selalu waspada dan menguasai keadaan. Waspada mampu melihat ke depan dan sekaligus mengantisipasi. Purba artinya : mampu menguasai keadaan, sedang Wasesa berarti : Keunggulan, kelebihan. Jadi kekuasaan berdasarkan kewibawaan atau kewibawaan yang disertai kekuasaan. Dengan demikian Purba Wasesa berarti : mampu menciptakan dan mengendalikan semua kelebihan atau keunggulan dan kekuasaan.

  1. Ambeg Parama Arta.

Ambeg mempunyai sifat-sifat, sedang Parama arta berarti yang benar, hakiki; Jadi Ambeg Parama arta berarti : murah, dermawan, mulia, murni dan baik hati. Pandai menempatkan yang terpenting dan mampu menciptakan iklim kerja yang harmonis, tidak pilih kasih dan tepa selira.

  1. Prasaja

Pemimpin harus bersikap sederhana, tidak munafik, jujur, terbuka, tidak plin plan dan tidak tamak.

  1. Satya.

Bersikap setia, selalu menepati janji, dapat dipercaya, loyal pada atasan, bawahan dan pada sesama.

  1. Hemat.

Harus cermat dan hati-hati, mampu menyelesaikan pekerjaan dengan efektif dan efisien.

  1. Terbuka.

Bersifat komunikatip, tidak picik pandangan, mendengar pendapat orang lain, memberi kesempatan pada bawahan untuk mengajukan usul, pendapat, kritik yang konstruktif dan korektif mau melakukan kadernisasi.

  1. Legowo.

Bersikap rela dan tulus ikhlas, setiap saat bersedia untuk berkorban bagi orang lain atau bawahan sekalipun. Dan mampu menghadapi fitnah dengan penuh kesabaran.

  1. Bersifat kesatriya.

Berarti beruudi luhurdan terpuji, mampu mengendalikan diri dan mongutamakan kepentingan umum, (Soeharto, 1987). Pemimpin yang memiliki sifat satria adalah pemimpin yang sudah mampu memimpin atau mengalahkan dirinya sendiri, mau mengakui keunggulan orang lain dan tidak menyombongkan diri, walaupun memiliki banyak kelebihan, ibarat ilmu padi semakin berisi semakin menunduk.

Pada umumnya dua beias sifat dasar kepemimpinan Pancasila itu sangat berkaitan dengan sifat manusia yang paling mendasar, yaitu sifat baik dan buruk. Pertempuran hebat selalu terjadi pada diri manusia setiap hari de-ngan topik permasaiahan yang tidak jauh dari kedua belas sifat tersebut di atas, dan hanya ada jawaban memilih yang baik atau yang bu-ruk. Bila keluar sebagai pemenang seorang akan menentukan pilihan “mengambil yang baik”. Seperti halnya Idiologi Pancasila, yang digali dari nilai-nilai yang ada tumbuh berkembang di bumi Indonesia, maka nilai kepemimpinan pancasila juga digali dari bumi In. donesia sendiri. Kepemimpinan Pancasila walaupun dilandasi oleh nilai-nilai budaya bangsa yang ada tumbuh sejak jaman dahulu, namun Kepemimpinan Pancasila tetap relevan sebagai kepemimpinan modern, bahkan dapat dikatakan sebagai kepemimpinan modern yang dijiwai oleh pola pikir Pancasila.

MENGENAL CIRI KHAS KEPEMIMPINAN INDONESIA | ADP | 4.5