MENGENAL FUNGSI KEBUDAYAAN
Kebudayaan manusia pada hakikatnya adalah kebudayaan sosial. Manusia bersama manusia lain menciptakan kebudayaan dengan suatu tujuan. Ciptaan tersebut diberi tugas atau fungsi. Dalam uraian berikut dibicarakan fungsi-fungsi kebudayaan.
- Membentuk Manusia yang Beradab
Kebudayaan sebagai kompleks pola-pola kelakuan diciptakan oleh manusia untuk memungkinkan potensi manusia yang lengkap dan sempurna:manusia yang tahu sopan santun, manusia
yang bermoral baik, dan berpengetahuan makin tinggi. Untuk mencapai tujuan tersebut perlu diciptakan suatu ruang hidup, yang disebut masyarakat , yaitu suatu susunan (struktur nilai-nilai manusiawi beserta seperangkat peraturan dan kaidah yang harus ditaati. Keseluruhan konstruksi dan jalinan tata hidup itu lazim disebut…. Sesungguhnya dapat dibenarkan ungkapan sementara ahli sosial yang mengatakan bahwa manusia dalam konteks ini adalah masyarakat dan sekaligus produk dari masyarakatnya. Kekhususan tiap-tiap orang dari tiap-tiap suku dan bangsa tidak dimusnahkan, melainkan dibina dan dikembangkan. Misalnya, kebudayaan atau masyarakat Indonesia membentuk manusia Indonesiayangkhas dan mewajibkan manusia bertingkah laku sebagai manusia Indonesia, tidak sebagai orang Belanda atau Amerika. Dari tingkah lakunya dapat dikenal dengan mudah siapa dia dan dari mana asalnya, juga derajat kemajuan masyarakat asal orang tersebut. Ungkapan lain yang dapat dibenarkan adalah: “masyarakat ialah apa yang dibuat oleh kebudayaan, dan kebudayaan adalah apa yang dibuat masyarakat”. Jadi jika kita menyinggung, cara bersopan santun seseorang, sesungguhnya kita juga menyinggung kepribadian bangsanya, begitu pula jika kita memujinya.
- Berfungsi sebagai Sistem Kesatuan Makna
Suatu perbuatan manusia dari satuan budaya tertentu dapat me-nyakiti perasaan orang lain dari satuan budaya lain, apabila orang yang disebut terakhir ini tidak memahami makna perbuatan tersebut dalam keseluruhan sistem makna dari satuan budaya tertentu. Jika dipan- danglepas dari keseluruhan sistem makna, suatu ungkapan verbal atau tingkah laku dapat menyinggung perasaan. Jika ungkapan atau tingkah laku itu ditempatkan dalam konteks sistem nilai budaya tertentu, rasa tersinggung akan lenyap, bahkan si tersinggung akan menghargai ungkapan atau tindakan itu, walaupun mungkin ia tidak menyetujuinya.
Contoh: Orang Belanda mencela bangsa Indonesia sebagai “bangsa pembohong”. Mereka mengatakan demikian karena orang Indonesia sering mengatakan “ya” walau hati kecilnya menyatakan “tidak”. Ternyata hal ini terjadi karena ada perbedaan besar antara sistem makna kebudayaan Belanda dan sistem makna kebudayaan Indonesia. Orang Belanda menganut pemikiran “Jangan sekali-kali berbohong” sedang orang Indonesia lebih berpedoman pada “jangan menyakiti hati orang lain”.
Bahkan sesungguhnya perbedaan tersebut sangat prinsip. Dalam kebudayaan Belanda dan kebudayaan lainnya kejujuran diterima dan diperjuangkan sebagai nilai atau makna yang terpuji bagi kepribadian seseorang yang integral. Dalam kebudayaan Indonesia keakraban (solidaritas) dipandang lebih penting daripada kejujuran.
Contoh lain dapat kita lihat dalam cara orang minum secangkir teh. Orang Indonesia biasanya tidak menghabiskan semua teh yang dihidangkan kepadanya, sedangkan orang Belanda akan menghabiskannya. Perbedaan ini terjadi karena orang Belanda dan orang Indonesia mempunyai latar belakangbudayayangberbeda. Orang Belanda menekankan prinsip ekonomi; orang Indonesia lebih menganut prinsip sopan santun, dapat menahan diri, tidak rakus. Dari kedua contoh tersebut jelas bahwa kita tidak dapat menyalahkan atau mengecam perbuatan orang lain tanpa lebih dahulu mengetahui sistem makna (nilai) yang menjadi pedoman perbuatannya Dengan kata lain, kebudayaan adalah kunci untuk memahami dengan tepat berbagai perbuatan orang yang berbeda-beda. Penilaian terhadap setiap kelakuan hendaknya dilihat dari kesatuan makna yang diterima dan dibina dalam suatu sistem budaya tertentu.
- Berfungsi sebagai Pola Dasar Kehidupan Bersama
Di muka dikatakan bahwa seseorang yang masuk ke dalam suatu masyarakat menemukan masyarakat itu telah memiliki suatu sistem nilai budaya. Sebagai orang “baru” ia tidak perlu bertanya-tanya bagaimana ia harus menciptakan cara-cara yang umum untuk menghayati hidupnya di lingkungan itu. Di situ sudah tersedia pola dasar tingkah laku bagi semua warganya, seperti cara membangun rumah, berpakaian jenis, mandi di tempat umum, dan sebagainya. Ia hanya perlu mengenal pola dasar dan pola-pola lain serta menyesuaikan tingkah lakunya dengan pola-pola tersebut.
- Mengemban Tugas Edukatif
Kebudayaan berfungsi sebagai pola dasar kehidupan masyarakat. Ini berarti pula bahwa kebudayaan mengemban tugas pendidikan. Tersedianya pola kebudayaan tidak berarti dengan sendirinya para anggota masyarakat menj adi manusia yang berbudaya. Untuk itu masih diperlukan adanya suatu proses memahirkan anggota-anggota masyarakat baru dalam menghayati pola kehidupan bersama itu. Proses tersebut merupakan suatu tugas yang melekat pada kebudayaan itu sendiri, yaitu tugas mendidik. Secara konkret tugas edukatif itu diserahkan kepada tiga instansi: keluarga sekolah, dan masyarakat sendiri. Ketiga- tiganyahanya merupakan personifikasi dari fungsi edukatifkebudayaan yang disebut sosialisasi. Dari ketiga instansi tersebut, keluarga merupakan instansi utama yang memegang peranan penting dalam proses pembentukan pribadi seseorang baik yang menyangkut kehidupan batin maupun lahir. Tetapi ternyata keluarga tidak selalu sanggup menjalankan semua tuntutan zaman modern dan terpaksa menyerahkan pendidikan selebihnya kepada instansi pendidikan formal (sekolah). Dalam negara kita fungsi itu ditangani secara resmi oleh instansi pemerintah, yakni Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Incoming search terms:
- fungsi kebudayaan
- fungsi budaya