MENGENAL PANTAI PARANGTRITIS
Salah satu objek wisata alam di Daerah Istimewa Yogyakarta. Pantai ini terle tak 29 kilometer sebelah selatan kota Yogyakarta dan termasuk wilayah Kabupaten Bantul. Bagi sebagian masyarakat Yogyakarta, selain sebagai tempat wisata pantai ini merupakan tempat ziarah. Sebagai objek wisata, Parangtritis sudah dimanfa- atkan sejak tahun 1926. Tahun 1928 dibangun sebuah hotel, tetapi dibumihanguskan pada tahun 1943 Bekasnya, serta bekas pasanggrahan milik Sultan Hamengku Buwono VII, masih terlihat di kaki bukit di sebelah timur pantai. Pada tahun 1956 Parangtritis mulai dibangun.
Pantai ini mulai berkembang sejak tahun I960 Rumah penduduk semakin banyak bermunculan di pinggiran pantai. Karena pengunjungnya s nakinbanyak, lama kelamaan dibangun penginapan-peng. inapan. Pantai ini juga sering dimanfaatkan untuk latihan drama atau berkemah.
Panorama alamnya sangat indah. Bukit-bukit pasirnya berwarna kelabu, dan senantiasa berubah wajah dan bentuk karena angin yang bertiup dari laut. Pantai ini landai, namun ombaknya sangat besar dan berbahaya. Oleh karena itu pengunjung dianjurkan untuk tidak berenang. Berkuda di sepanjang pantai memberi suatu keasyikan tersendiri bagi pengunjung.
Menurut kepercayaan masyarakat Yogyakarta, Parangtritis merupakan “pintu gerbang” menuju istana Nyai Loro Kidul, penguasa Laut Selatan. Karena kekeramatannya, banyak larangan diberlakukan di sini, antara lain bahwa setiap pengunjung dilarang mengenakan pakaian serba hijau, karena itulah warna kegemaran Nyai Loro Kidul Setiap tahun, Keraton Yogyakarta mengadakan upacara Labuhan, yakni mengirimkan barang-barang sebagai persem- kepada Nyai Loro Kidul di tempat yang dikerahkan yang disebut Parangkusumo.
Upacara Labuhan diselenggarakan setiap tahun, biasanya ehari setelah peringatan hari lahir Sultan yang memerintah. Acara ini dilakukan di tiga tempat, vakni di Pantai Parangtritis, di Puncak Gunung Merapi, Kabupaten Sleman, dan di Puncak Gunung Lawu, Kabupaten Karanganyar. Barang-barang yang dilabuh di Parangtritis terdiri atas 23 jenis barang, di antaranya 14 barang penderak. Barang tersebut beru-pa kain/sinjang cangkring, semekan atau pinjung so- lok, gadung mlati, gadung jinggo, udorogo, bangun tulak masing-masing satu lembar, sela (batu), ratus, lisah (m nyak), yatra (uang) tindih sebesar Rp 8,33 (dalam satu amplop), dan masih banyak yang lain.
Barang-barang tersebut dilabuh (dihanyutkan) ke Samudera Hindia sebagai persembahan kepada Sang Ratu. Menurut kepercayaan barang-barang itu dapat memberikan berkah dan tuah serta dapat dijadikan penolak bala. Upacara ini biasanya mendapat perhatian besar dari warga masyarakat Yogya.
Incoming search terms:
- arti parangtritis
- definisi pantai parangtritis