MENGENAL PENYAKIT KARAT DAUN
1. Organisme Penyebab Penyakit
Penyakit karat daun pada kedelai disebabkan oleh jamur parasitik Phakopsora pachyrhizi Syd merupakan salah satu faktor pembatas produksi di Indonesia. Penyakit ini pertama kali ditemukan di Jawa oleh Boedjin tahun 1949. Kini telah diketahui tersebar di seluruh wilayah Indonesia, bahkan dilaporkan di beberapa negara penghasil kedelai di Asia, Australia dan Amerika (Boedjin, 1960).
Menurut Sinclair (1982) Phykopsora pachyrhizi Syd. mempunyai beberapa sinonim antara lain Phakopsora meibomiae (Arth) Trooter, P. Sojae Fujikuro, P. Sojae Sawada dan P. Vignae (Bres.) Arth.
-Klasifikasi Jamur Phakopsora pachyrhizi Syd. Menurut Alexopaulus dan Mims (1979) sebagai berikut; Divisio : Eumycota; Class : Basidiomycetes; Sub class : Heterobasidiomycetes; Ordo : Uredinales; Famili: Melapsoraceae; Genus : Phakopsora; Species : Pha-kopsora pachyrhizi Sydow. Pada siklus hidup lengkapnya jamur karat umu^nya terdiri dari lima bentuk spora yaitu :
a. Pikniospora (spermatia) yang dibentuk daiam tubuh buah piknia.
b. Aesiospora yang dibentuk dalam tubuh buah aeciun.
c. Uredospora yang dibentuk dalam tubuh buah uredia.
d. Teliospora yang dibentuk dalam tubuh buah telia.
e. Basidiospora di dalam tubuh buah basidium. 2. Kalau siklus hidup jamur ini
lengkap pada satu inang disebut monoesius dan ada pula siklus ini melewati beberapa inang yang berbeda disebut heteroesius.
Salah satu organ aseksual yang penting dari jamur ini adalah uredospora karena dia yang menginfeksi penyakit karat. Uredia jamur ini dapat tumbuh sebagai parasit pada permukaan atas daun, maupun permukaan bawah serta pada tangkai daun dan batang. Uredia berwarna coklat muda hingga coklat, berukuran 100 200 mikron, parfisisnya bersatu pada bagian dasar membentuk kubah yang menutupi seluruh uredium. Pafisisnya melengkung ke dalam, berbentuk tongkat berwarna bening sampai kuning jerami dengan rongga yang sempit. Uredospora juga berwarna bening sampai coklat kekuningkuningan, berbentuk bulat telur atau bulat panjang yang berukuran 15-34 mikron dengan dinding spora bening berduri dan tebalnya 1 1.5 mikron. Teliospora umumnya berbentuk bulat panjang yang terbentuk menjelang fase akhir perkembangan penyakit. Teliospora tumbuh pada permukaan bawah daun secara terpisah atau berkelompok yang terdiri dari 4 6 teliospora, bentuknya tidak beraturan, berdiameter 0.15 1.25 mikron
dan berwarna gelap atau coklat (Yang, 1977).
Menurut Sujadi dkk. (1985) Telia terlihat berupa kelompok bintik-bintik hitam terutama sepanjang pinggiran bercak karat dan jarang sekali terdapat di bagian tengah bercak. Telia terbentuk pada daun tua.
Gejala Penyakit
Gejala penyakit karat daun pada tanaman kedelai menurut Sudjono, Amir dan Martoatmodjo (1985) sudah terlihat pada daun pertama berupa bercak-bercak yang berisi uredia. Bercak ini berkembang ke bagian daun di atasnya dengan bertambahnya umur tanaman. Bercak terdiri dari 1 sampai 4 uredia. Warna bercak mula-mula khlorotik sampai coklat abu-abu atau coklat kemerahan pada daun. Bentuk bercak poligon mencapai luas 1 mm2. Bercak selain terdapat pada daun juga terdapat pada tangkai daun dan batang muda. Bila bercak meningkat jumlahnya berarti meningkat pula populasi uredia. Uredia menghasilkan uredospora yang rerinfektif, dihasilkan 5 sampai 8 kali siklus selama satu masa pertanaman kedelai. Kalau bercak banyak pada daun akan mengakibatkan keguguran daun, menurunkan daya hasil dan mutu benin. Pada varietas yang peka akan mengakibatkan biji tidak dihasilkan atau polong hampa.
Menurut Yang (1977) permulaan gejala tampak bercak kecil berwarna coklat kelabu (khlorosis), yang warnanya secara bertahap berubah menjadi coklat tua atau coklat tua kemerahan. Mula-mula bercak berupa bintik-bintik bundar yang terdiri dari spori (kumpulan spora), kemudian membentuk gelembung (uredia) yang berwarna coklat. Pada akhirnya uredia pecah dan menghamburkan uredospora ke udara (Yang, 1977 dan Darwis, 1979).
3. Perkembangan Penyakit
Penyakit ini hanya menular melalui spora yang diterbangkan oleh angin. Penyebab penyakit dapat menyebar luas dalam kedaan apa saja, tetapi yang terbaik adalah dalam kondisi panas, hal ini dikarenakan adanya uredospora yang diterbangkan oleh angin secara terus menerus.
Jamur karat daun pada kedelai dapat menyerang tanaman dalam berbagai umur, tetapi yang paling peka adalah tanaman yang berumur 4 6 minggu. Mulai infeksi sampai timbulnya gejala suhu optimal 25°C dan kelembaban relatif 80%. Pada suhu di bawah 19°C atau hujan yang terus menerus akan memperpanjang waktu yang dibutuhkan. Infeksi dapat terjadi dengan penetrasi langsung melalui kultikula (Yang, 1977). Sumber infeksi di lapangan umumnya berasal dari sisa-sisa pertanaman ke-delai atau pada tanaman inang lainnya.
Jamur karat dapat bertahan pada sia-sisa daun yang berpenyakit atau di dalam tanah dalam beberapa waktu yang singkat. Uredospora jamur Phakopsora pachyrhizi berkecambah 1 2 jam setelah diinokulasi pada daun kedelai yang diletakkan pada ruangan yang lembab, gelap pada suhu 20°C. Spora yang berkecambah itu membentuk tabung kecambah dengan panjang 320 mikron. Buluh kecambah membentuk apresuriufn pada dinding .epidermis sel 2 jam kemudian. Penembusan ke dalam sel epidermis terjadi langsung melalui kultikula. Proses ini dapat dicapai dalam waktu 7 jam setelah kedelai diletakkan dalam ruangan yang lembab. Selanjutnya terbentuk gelembung (versikula) yang berdiameter 3 mikron dan tumbuh menjadi bentuk silinder dengan diameter maksimal 8 mikron. Hifa primer terbentuk 22 jam kemudian dalam jaringan sel mesofil. Kemudian hifa ini bercabangcabang sampai mencapai panjang 400 mikron. Uredia terbentuk 9 20 hari kemudian (Sudjadi, 1979).
Menurut Sudjono, Amir dan Martoatmodjo (1985) inang pengganti cendawan karat ini diketahui cukup banyak, meliputi 87 jenis dalam 35 marga, diantaranya adalah : kacang asu (Colopogonium muconoides), kacang kapri (Phaseolus sativum), kacang polong (Phaseolus vulgaris) dan bengkuang (Pachyrhizus erosus). Faktor iklim yang menentukan intensitas penyakit karat terutama suhu, kelembaban, inten-sitas cahaya dan curah hujan. Intensitas penyakit akan meningkat pada saat banyak hujan dibcindingkan pada hari-hari kemarau. Ini tprbukti dari penelitian Sujadi* (1981), yang menyatakan bahwa pada hari vjnujan atau pada keadaan cuaca dengan kelembaban yang tinggi akan memperbesar tingkat serangan penyakit karat ini.
4. Pengendalian Penyakit
Adanya penyakit pada tanaman akibat dari interaksi antara tanaman inang (host), parasit (patogen) yang virulen dan faktor lingkungan yang mendukung berkembangnya’ penyakit. Usaha pengendalian” yang mendukung berkembangnya penyakit. Usaha pengendalian pada prinsipnya menghilangkan salah satu dari unsurunsur di atas.
Pengendalian karat kedelai dapat dilakukan dengan cara kultur teknis, pemuliaan tanaman, dan penggunaan bahan kimia (Darwis, 1979). Pengenda-lian penyakit secara kultur teknis diantaranya : melakukan rotasi tanaman kedelai dengan tanaman lain yang bukan inang jamur karat atau dengan mem-bentuk jarak tanam sedemikian rupa sehingga tajuk tanaman * yang satu tidak menutupi tanaman yang lain sehingga perkembangan jamur karat dapat dihambat dan dapat juga menanam varietas yang tahan terhadap penyakit karat seperti varietas orba, dempo, raung. Pengendalian dengan pemuliaan tanaman yaitu melakukan persilangan antara varietas sehingga didapat varietas yang unggul dan sangat tahan terhadap jamur karat. Sedangkan dengan kimiawi yaitu menggunakan fungisida.
Pengendalian secara kimiawi telah dilakukan penelitian oleh Balitan Malang di kebun percobaan Muneng pada MH 1991/1992 dengan menggu-nakan tujuh macam fungisida. Fungisidanya adalah : Benlate 50 WP, Dithane M-45, Daconil 75 WP, Topsin M-70 WP, Bayleton 250 EC, Derosal dan Derosal dicampur Dithane M-45 yang diberikan sebanyak tiga kali (6, 8, 10 mst) dengan volume semprot 500 600 1/ ha. Pengamatan penyakit karat dilakukan pada umur 5, 7, 9 dan 11 mst. Ternyata fungisida yang efektif adalah campuran Derosal dan Dithane M-45, selain itu dapat mematikan patogen lain seperti, Sclerospora rolfii dan Corynespora sp. (Sudaryono dkk, 1993).
Incoming search terms:
- karat daun