MENGENAL SLAMET RAHARDJO DJAROT
Sutradara dan aktor film Indonesia pemegang lima piala Citra. Sebagai sutradara, ia tidak menyukai penyajian yang berlebihan. Ia tidak pernah berkeinginan mengikuti permintaan pasar. Segala gagasan yang tercetus dalam benaknya harus dapat terjelma dalam film yang ditanganinya, tak peduli masyarakat menyukainya atau tidak. Inilah penyebab kesulitan Slamet dan awak film, ketika ia pertama kali terjun ke lingkungan ini. Film-filmnya sering dianggap berbau fenomenal atau metafisis. Rembulan dan Matahari (1980) serta Kodrat (1987) adalah dua filmnya yang dianggap demikian. Dalam menangani Kasmaran, yang alur ceritanya dianggap lebih mudah dimengerti penonton, Slamet justru mengaku mengalami kerepotan. Nama Slamet mulai dikenal lewat Teater Populer. Di teater ini ia menjadi pemeran utama beberapa lakon, antara lain Inspektur Jendral (Nikolai Gogol) dan Dag Dig Dug ( Putu Wijaya). Antara tahun 1970 dan 1987 ia membintangi sembilan film dan menyutradarai enam film. Piala Citra sebagai pemeran utama pria terbaik diraihnya dalam Festival Film Indonesia 1974 dalam Ranjang Pengantin, tahun 1984 dalam Di Balik Kelambu sebagai sutradara terbaik dalam Rembulan dan Matahari (1981), Kembang Kertas (1985), dan Kodrat (1987). Slamet lahir di Serang sebagai putra sulung dari tujuh bersaudara. Ayah dan ibunya berpisah ketika ia masih kecil. Sejak itu, ia dan adik-adiknya, termasuk Eros Djarot, diasuh oleh kakeknya di Yogyakarta. Dalam bimbingan sang kakek inilah Slamet Rahardjo secara tidak langsung menelan banyak falsafah dan simbol-simbol kehidupan orang Jawa. Pengalaman ini kelak menjadi napas dari setiap film yang disutradarainya.