OMNISIENSI
OMNISIENSI
Inggris: omniscience. Dari Latin omnis + scire (mengetahui segal sesuatu). Secara tradisional omnisiensi (kemahatahuan) merupaka satu dari atribut-atribut pokok Allah.
Omnisiensi berarti bahwa pengetahuan Allah tidak terbatas dan karenanya merangkum segala sesuatu yang dapat diketahui, secara sempurna. Sebagai Ada Rohani Murni tanpa potensi apa pun Allah selalu tahu. Dalam pengetahuan ilahi ini, subjek yang mengetahui, objek yang diketahui dan tindakan mengetahui, semuanya merupakan hal yang sama. Dengan demikian Allah selalu hadir secara sadar pada Diri-Nya sendiri dan dengan kejelasan yang tidak terbatas, Allah memahami seluruh eksistensi-Nya dalam suatu tindakan yang satu dan tidak berubah (pengetahuan kom¬prehensif). Namun, karena hakikat Allah yang tidak terbatas adalah dasar eksistensial bagi kemungkinan intrinsik dari semua hakikat yang terbatas, dalam hakikat-Nya Allah juga mengetahui semua hal dan kebenaran yang mungkin (pengetahuan inteligensi tunggal). Akan tetapi Allah mengetahui realitas hal-hal maupun (sejauh menyangkut kita) semua peristiwa masa lampau, masa sekarang dan masa depan dalam ketetapan-Nya untuk menciptakan atau mempengaruhi semuanya itu (pengetahuan visi) Namun demikian, menurut Molinisme ketetapan ini mengandaikan apa yang disebut pengetahuan langsung Allah sehubungan dengan kegiatan bebas yang dilakukan oleh ciptaan. Dengan pengetahuan ini Allah sebetulnya mengetahui di dalam hakikat-Nya sejak awal mula sampai kekal kegiatan-kegiatan bebas ciptaan yang akan terjadi di masa mendatang.
Dengan demikian, pengetahuan Allah sama sekali tidak pasif. Allah tidak ditentukan untuk tahu, sebagaimana kita, oleh pengaruh atau kegiatan fisik hal-hal. Sebaliknya, Allah mengetahui hal- hal itu di dalam seluruh kekhususannya dan eksistensinya dengan pengetahuan sempurna akan hakikat-Nya sendiri dan pengetahuan akan ketetapan kehendak-Nya.
Pandangan Beberapa Filsuf
1. Dalam teologi tradisional, atribut omnisiensi meliputi pengetahuan sangat terinci tentang masa depan, masa lampau dan sekarang.
2. Bagi Lequier dan Charles Hartshorne omnisiensi meliputi pengetahuan terinci tentang masa lalu dan sekarang, tetapi bukan pengetahuan tentang masa depan. Alasannya, masa depai belum bereksistensi, belum dijadikan, dan karenanya belur ada untuk diketahui.