PENGARUH FAKTOR LINGKUNGAN TERHADAP JAMUR R. OLIGOSPORUS
Kehidupan jamur R. oligosporus sangat dipengaruhi oleh kondisi lingkungan dimana dia tumbuh. karena jamur tidak mempunyai klorofil sehingga tidak dapat membuat makanannya sendiri, rrteka untuk memenuhi kebutuhan makanannya dapat diperoleh dari lingkungannya.
Selain faktur nutrisi, untuk kelangsungan metabolismenya juga dipengaruhi oleh faktorfaktor abiotik, yaitu : suhu, oksigen, derajat keasaman (pH) media serta kelembaban udara.
Sumber karbon yang biasanya diperoleh dari senyawa dalam bentuk oligosakharida dan polisakharida (dalam tanamana berupa tepung atau karbohidrat) dapat mempengaruhi terjadinya perkecambahan. Kadar karbohidrat yang tinggi sangat bermanfaat dalam fase reproduksi. Sumber nitrogen sangat penting di dalam proses pembentukan tubuh buah, tetapi kadar nitrogen yang terlalu tinggi akan menghambat proses sporulasi. (COCHRANE, 1958).
Suhu merupakan salah satu faktor penting untuk kelangsungan hidup mikroorganisme. Kenaikan suhu sampai batas-batas tertentu akan menambah kecepatan reaksi metabolismenya. Beberapa jenis Rhizopus mempunyai suhu optimum bagi pertumbuhannya antara 37° 40Oc. Di dalam pembuatan tempe, pada suhu 37°C. Dengan kelembaban serta faktor nutrisi tertentu, jamur R. oligosporus mampu menghasilkan enzim amilase, peptidase serta lipase secara normal. Kenaikan suhu di atas maksimal akan menghambat pertumbuhan selanjutnya, sehingga akan mematikan jamur itu sendiri. (HESSELTINE, 1965).
Oksigen merupakan faktor yang penting bagi pertumbuhan Rhizopus. Pada umumnya semua jenis Rhizopus bersifat aerobik, artihya sangat membutuhkan udara, terutama dalam proses pembuatan tempe. Selama fermentasi perlu pengaturan dalam aerasinya, karena bila oksigen terlalu banyak dapat menyebabkan pertumbuhan sangat pesat. Hal ini akan menimbulkan panas sehingga dapat meningkatkan suhu fermentasi. Keadaan kemudiaan akan menghambat kehidupan jamur, karena kenaikan suhu yang terjadi dapat mencapai 10° C. (STEINKRAUS, 1961).
Derajat keasaman atau pH merupakan salah satu faktor lingkungan yang mempengaruhi pertumbuhan mikroorganisme. Untuk pertumbuhan jamur, pH yang optimum biasan adalah sekitar 3,8 sampai 5,6. Dalam proses fermentasi dengan menggunakan jamur R. oligosporus dilakukan dalam lingkungan pH yang rendah. Pada pH 3 6, R. oligosporus dapat menghasilkan enzim proteolitik secara stabil. Namun demikian » produksi protease secara terus-menerus dapat meningkatkan pH media sampai mencapai pH 6 7, sehingga keikutsertaan mikroorganisme yang lain yang tidak diinginkan tidak dapat dicegah. (ILJAS dkk., 1973).
Kelembaban udara relatif yang tinggi (95%) dapat mempengaruhi proses per-kecambahan. Tahap pertama dari masa perkecambahan spora adalah tahap penyerapan air, yang akan menimbulkan pdrtambahan ukuran pada besar spora. Kemudian tumbuh hifa dari salah satu bagian permukaan, dan selanjutnya akan memanjang. (ROSE, 1982).
- Rhizopus oligosporus merupakan salah satu jamur yang paling baik digunakan dalam fermentasi pada pembuatan tempe, karena dapat menghasilkan tempe yang bermutu baik.
- Selama proses fermentasi jamur R. oligosporus pada pembuatan tempe akan dihasilkan zat antibakteri yang dapat menghambat pertumbuhan beberapa bakteri penyakit, dan zat tersebut tahan panas. Selain itu tempe ini terhindar dari pencemaran aflatoxin yang dihasilkan oleh jenis jamur tertentu.
- Tubuh jamur R. oligosporus, yang biasa disebut thallus berbentuk filamen yang tidak bersepta dan dindingnya terdiri dari chitin. Thallus ini merupakan heterotnallus.
- Pertumbuhan jamur ini dipengaruhi oleh nutrisi, suhu (37° 40°C, oksigen, pH (3,8 5,6) dan kelembaban udara (95%).