PENGERTIAN – ARTI FIDEISME
FIDEISME
Dalam pemikiran Katolik, Abbe Louis Bautain berpendapat bahwa mengenai pengetahuan tentang Allah, iman mendahului akal. Dan dalam hubungan ini akal tidak kompeten secara metafisis. Ajaran ini dikutuk dalam dekrit tahun 1855.
1. Ajaran bahwa kebenaran keagamaan didasarkan atas iman dan bukan atas akal budi atau evidensi (fakta-fakta) empiris.
2. Iman unggul atas akal budi atau ilmu pengetahuan sebagai sumber pengetahuan.
3. Semua sumber pengetahuan lainnya a) harus sesuai dengan, dan mendukung pengetahuan yang dicapai oleh iman, atau b) didasarkan atas iman dengan menggunakan presuposisi yang tidak dapat dibenarkan oleh akal budi atau evidensi.
4. Fideisme menunjukkan ajaran bahwa kebenaran metafisik, moral dan religius tidak dapat dimasuki rasio manusia dan hanya dapat ditangkap oleh iman. Lalu, kalau iman ini dipahami sebagai muncul dari suatu otoritas, itu sama halnya dengan tradisionalisme.
5. Fideisme biasanya mengacu pada berbagai teori yang menyatakan bahwa hal yang mengatasi indera dipahami oleh perasaan atau iman. Aliran Skotlandia (Thomas Reid: 1710 — 1796) tertarik kepada akal sehat (common sense) sebagai basis filosofis dari kebenaran. F.H. Jacobi (1743 — 1819) mendalilkan suatu sense of reality yang istimewa. Berdasarkan sense of reality ini kita menyetujui dalam iman kebenaran religius dan moral. F.D.E. Schleiermacher (1768— 1834) mendasarkan semua agama pada perasaan ketergantungan mutlak.
6. Yang sangat dekat dengan fideisme ialah para pemikir yang mengatakan bahwa prinsip-prinsip pertama dari pemikiran diterima oleh pikiran hanya sebagai hasil dari suatu tindakan iman.