PENGERTIAN – ARTI IDE

By On Friday, July 26th, 2013 Categories : Bikers Pintar

IDE

Dari Yunani idea yang awalnya berarti visi atau kontemplasi. Kata Yunani eidos dan idea mempunyai akar kata, clan umumnya arti yang sama.

1. Atomisme Leukippos dan Demokritos menemukan asal-usul engidean dalam eidola (gambaran-indrawi). Cara melihat demikian dilanjutkan oleh Epikuros. Tekanan seperti ini, kalau bukan istilahnya, berlanjut sepanjang tradisi empiris filsafat Barat.

2. Bagi Plato, di pihak lain, ide-ide bukanlah apa-apa yang tampak, melainkan unsur-unsur struktural dari hal-hal. Penginderaan (sensasi) mungkin memberikan petunjuk awal bagi ideasi (pengidean), tetapi ide-ide dipikirkan, bukan diinderai.

3. Aristoteles dan Thomas Aquinas menggunakan kedua pendekatan di atas. Pikiran berawal dari data-inderawi atau fantasma (dari Yunani phantama = gambaran, citra). Dan dengan abstraksi unsur formalnya dipisahkan darinya.

4. Pada Philo dan Agustinus, forma-forma (ide) kekal dikaitkan dengan pikiran Allah, dan dibandingkan dengan kehadiran detain dalam pikiran sang seniman.

5. Hobbes mengaitkan secara erat sekali ide-ide dengan data-inderawi atau fantasma. Dengan ide rupanya ia maksud suatu fantasma atau tampakan dalam otak, hasil kesan (impresi) sebuah benda luar pada alat indera.

6. Kaum rasionalis abad ke-17 mengikuti Plato dalam menjadikan tradisi ideasi keputusan mengenai data inderawi dan bukan cara lain. Akibatnya, doktrin Platonis mengenai ide- ide bawaan menjadi landasan pandangan mereka. Descartes membagi ide-ide menjadi tiga tipe. intrinsik, ekstrinsik, dan artifisial. Oleh karena itu, muncul pula kriteria Descartes mengenai kebenaran dalam kerangka ide yang jelas dan terpilah-pilah.

7. Locke menggunakan istilah ide secara amat luas. Menurutnya, ide menggantikan apa saja yang merupakan obyek pengertian sewaktu orang berpikir. Ke dalam istilah itu ia masukkan fantasma, paham, spesies, atau apa saja yang dapat dipakai oleh pikiran dalam berpikir. Dengan begitu, data inderawi dimasukkan di antara ide-ide. Locke, yang membedakan antara ide- ide simple dan kompleks, membicarakan tiga jenis ide kompleks: modus, substansi, dan relasi. Karena ide kompleks mana pun dapat dihasilkan dengan menjalankan data inderawi, doktrin tentang ide bawaan ditolak.

8. Berkeley memodifikasi tetapi tidak menambahkan apa-apa yang bernilai positif kepada konsep tersebut, kendati kritiknya terhadap doktrin Locke mengenai abstraksi ada gunanya.

9. Hume membedakan antara kesan-kesan dan ide-ide sambil mengembalikan yang tersebut belakangan kepada kesan-kesannya yang terkait.

10. Banyak pemikir yang disebutkan di atas, dan lebih-lebih kaum empiris Inggris, dianggap sebagai yang mengembangkan prinsip-prinsip asosiasi untuk menjelaskan cara muncul dan berkembangnya ide-ide dari penginderaan. Para filsuf Perancis abad ke-18 cenderung mengikuti jejak kaum empiris Inggris.

11. Kant mensinyalir kehadiran unsur-unsur dalam pengalaman. yang dikontribusi oleh pikiran. Unsur-unsur ini, yang berguna untuk membentuk dunia obyektif, disebutnya kategori-kategori Kant menggunakan istilah ide-ide akal murni untuk menunjuk kepada ide-ide yang melampaui pengalaman yang mungkin Ada tiga ide seperti ini:

(a) kesatuan mutlak subyek (jiwa)

(b) sistematisasi lengkap fenomen-fenomen (dunia),

(c) kesatuan seluruh eksistensi (Allah). Ada juga tiga ide akal praktis Allah, Kebebasan, dan imortalitas: melampaui batas-bata: pengalaman.

12. Hegel mengikuti pembedaan Kant antara ide-ide pengertian dan ide-ide akal. Pusat perhatiannya pada Sang Ide Mutlak, kesatuan yang rasional dan yang real dalam proses perkembangan dialektis.

13. Para pragmatis Amerika memandang ide-ide dalam konteks konsekuensi-konsekuensinya. Menurut Peirce, makna sebuah ide adalah jumlah konsekuensi-konsekuensinya. Bagi James, tidak saja jumlah tetapi juga apa yang disumbangkan oleh konsekuensi-konsekuensi bila menganut ide itu bagi maknanya. John Dewey memandang ide-ide sebagai instrumen dan rencana tindakan.

14. Husserl menggabungkan empirisme dan rasionalisme atas cara yang menarik. Dia menganjurkan inluist (penglihatan langsung) terhadap esensi suatu ide.

15. Teori verifikasi mengenai makna dari positivisme logis menggabungkan pandangan pragmatis dengan empirisme Inggris.

16. Ortega y Gasset membedakan antara ide-ide dan kepercayaan. Yang tersebut pertama abstrak dan tanpa daya, muncul sewaktu kepercayaan muiai gagal. Sedangkan yang tersebut belakangan merupakan ide-ide yang penuh daya.

PENGERTIAN – ARTI IDE | ADP | 4.5