Pengertian Association (“assosiasi”)
Terminologi association, juga merupakan sinonim dari formal organization atau secara gampangnya disebut saja dengan organisasi. Dengan demikian, association atau lebih baik ditulis dengan assosiasi, merupakan badan organisatoris yang khusus diadakan oleh manusia dalam usaha untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Apabila demikian halnya, maka badan organisatoris ini akan ditemukan dalam semua lapangan kehidupan manusia. Misalnya, dalam usaha manusia untuk mencapai tingkat hidup yang lebih baik (dalam memenuhi kebutuhan ekonomi), orang membentuk assosiasi, seperti firma, perseroan terbatas (p.t.), serikat buruh dan sebagainya. Di dalam usaha untuk meneruskan warisan dari generasi yang lampau (kebutuhan akan pengetahuan) orang mendirikan assosiasi seperti sekolah-sekolah, perguruan tinggi dan sebagainya. Untuk maksud mengatur kehidupan bernegara (memenuhi kebutuhan hidup berkelompok) orang mengadakan badan pemerintahan, partai politik dan sebagainya. Untuk memenuhi kebutuhan akan rekreasi, orang mengadakan club-club dan kelompok-kelompok lain dengan tujuan untuk itu. Kesemuanya ini oleh para ahli sosiologi disebut dengan assosiasi (association).
Berdasarkan atas jabaran tersebut di atas, maka assosiasi cenderung merupakan kelompok yang for-mal sifatnya (“formal group”), oleh karena tekanan-nya adalah pada kelompok yang mempunyai sasaran yang tegas dan susunan yang resmi. Oleh karena as-sosiasi mempunyai tujuan tertentu, maka setiap assosiasi akan dijumpai susunan koordinasi dari ak-tivitas hubungan manusia, artinya telah diformulasikan prosedur yang menentukan hubungan di antara para warga assosiasi tersebut. Kemungkinan besar di dalam assosiasi ini akan didapati aktivitas-aktivitas yang dibatasi dengan tegas dan telah dijabarkan dalam peraturan-peraturan. Ketentuan-ketentuan hukum, jabatan-jabatan formal, prosedur-prosedur kerja yang telah distandardisasikan dan yang harus dilakukan oleh perlengkapan-perlengkapannya akan ditemui di dalam assosiasi. Blau, mengemukakan bahwa pada umumnya organisasi (assosiasi) akan memiliki suatu perlengkapan administrasi, suatu staf administrasi yang responsible untuk memelihara dan menjalankan organisasi (assosiasi). Sebuah pabrik yang besar misalnya, tidak saja hanya bekerja untuk membangun industri dan produksi, akan tetapi juga terdapat suatu susunan administrasi dari pelaksana, pengawas dan staf perso-nal lainnya. 12- Tegasnya, suatu assosiasi itu mem-punyai struktur yang formal. Struktur formal dari suatu organisasi (assosiasi) pada umumnya sangat tergantung pada kompleksitas atau keragaman dari fungsi asosiasi dalam rangka mencapai tujuannya. Broom dan Selznick menyuguhkan suatu chart dari struktur formal dari suatu perusahaan minyak yang besar. Di dalam chart itu dapat kita lihat bahwa pada perusahaan itu terdapat Dewan Direktur (“Board of Directors), Ketua Dewan Direktur – Presiden (Chair-man of the Board — President), Wakil Presiden dan oflser lainnya (Vice President and other officers); Pengawas keuangan (Comptroller); Personalia (Per-sonnel), Produksi (Production); Pengilangan/penyu-lingan minyak (Refinning); Transportasi (Transpor-tation); Pemasaran (marketing). Skema dari struktur formal tersebut dapat dilihat pada halaman 58.
Dari penjabaran tersebut di atas dan dengan mengamati skema tersebut, maka kita dapat memahami apabila Broom dan Selznick menyatakan bahwa elemen dari struktur formal itu adalah:
- Pembagian pekerjaan (devision of labor)
- Pendelegasian wewenang (delegation of authority)
- Saluran komunikasi (channeled communication)
- Koordinasi (coordination).
Selanjutnya dinyatakan oleh Broom dan Sel-znick bahwa struktur formal (Formal structure) se-ringkah menunjuk pada struktur birokrasi (bureauc-racy). Hal ini sudah sewajarnya, oleh karena di dalam struktur (yang) formal ini terdapatnya prinsip per- tingkatan atau hierarchy (prinsip pertanggan) dari suatu struktur. Oleh karena itu pengertian birokrasi (bureaucracy) yang digunakan dalam ilmu sosial menunjuk pada organisasi formal dari pejabat-pejabat administratif (administrative officials). Kita mengetahui bahwa pada dasarnya setiap orang itu lahir dalam suatu keluarga, dan pada mulanya dia tidak mengetahui bahwa ia merupakan anggota dari suatu ketetanggaan. Akan tetapi, apabila dia mulai dapat berjalan serta dapat bermain, maka dia akan bermain dengan anak-anak tetangga atau beberapa dari antara mereka. Pada tahap ini dia mulai mengetahui beberapa dari anak tetangga yang tinggal berdekatan. Selain itu, dia akan mulai mengetahui dan berkenalan dengan orang-orang dewasa yang menjadi tetangga tersebut. Dengan demikian, ia mulai mengetahui siapa yang tinggal disebelah sebagai tetangga. Dalam perkembangan selanjutnya, dia akan me-ngetahui bahwa ia tinggal dalam suatu kampung atau suatu desa atau juga dalam suatu kota. Kemudian, dia akan mengetahui pula bahwa dia berkediaman di dalam suatu daerah dan pada tahap selanjutnya dia akan mengetahui bahwa dia juga merupakan anggota suatu bangsa atau suatu negara. Deskripsi tersebut di atas menunjukkan bahwa seseorang itu dapat merupakan anggota dari beberapa kelompok; dan kecuali keluarga (sebagai primary group) kesemuanya mungkin dapat dikategorikan sebagai community atau komunitas. Osborn dan Neumeyer, menyatakan bahwa “community” merupakan “a group of people having in a contiguous geographic area, having common centers interests and activities, and functioning together in the chief concern of life.14 Dengan demikian suatu komunitas (community) merupakan suatu kelompok sosial yang dapat di-nyatakan sebagai “masyarakat setempat”, suatu kelompok yang bertempat tinggal dalam suatu wilayah tertentu dengan batas-batas tertentu pula, di mana kelompok itu dapat memenuhi kebutuhan hidup dan dilingkupi oleh perasaan kelompok serta interaksi yang lebih besar di antara para anggotanya. Selanjutnya, jabaran terdahulu juga menunjuk pada berbagai bentuk dari komunitas (comunity). Kita melihat di sana ada komunitas kecil dan ada pula komunitas besar. Ukuran tentang besar atau kecilnya suatu komunitas pada hakekatnya dapat ditentukan atas dasar wilayah maupun atas dasar kuantitas anggotanya. Suatu komunitas besar misalnya, mempunyai jumlah anggota yang lebih besar (banyak) dengan wilayah cukup luas. Sedangkan komunitas kecil terdiri dari anggota di mana jumlahnya tidak demikian besar dengan luas wilayah yang relatif kecil. Ukuran pasti mengenai besaran jumlah anggota dan luas wilayah tidak dapat ditentukan. Komunitas besar misalnya saja; suatu kota, negara bagian, negara atau mungkin juga suatu propinsi. Komunitas kecil misalnya; suatu desa, kampung, tiyuh, dusun, anek, rukun warga,- rukun tetangga (ketetanggaan), dan lain sebagainya.
Koentjaraningrat berpendapat bahwa suatu komunitas kecil apabila:
- Komunitas kecil adalah kelompok-kelompok di mana warga-warganya masih saling kenal-mengenal dan saling bergaul dalam frekuensi kurang atau lebih besar.
- Karena sifatnya kecil itu juga, maka antara bagian- bagian dan kelompok-kelompok khusus di dalamnya tidak ada aneka warna yang besar.
- Komunitas kecil adalah pula kelompok di mana
Apabila kriteria tentang ukuran komunitas kecil yang diungkapkan oleh Koentjaraningrat tersebut di atas digunakan sebagai patokan, maka hal yang sebaliknya tentulah yang berlaku untuk komunitas besar, dalam arti bahwa di dalam komunitas besar justeru terdapat kelompok-kelompok khusus dalam aneka warna yang besar dan frekuensi bergaul tidak demikian besar malahan mungkin para anggota-anggotanya tidak saling kenal mengenal dan penghayatan terhadap lapangan kehidupan dalam komunitas besar itu tidak dapat dilakukan secara utuh. Hal ini dengan jelas dapat tergambar dalam komunitas seperti kota, apalagi dalam suatu negara.
Incoming search terms:
- pengertian association
- arti association
- association adalah
- association artinya
- arti dari association
- pengertian associate staff
- pengertian assoc