PENGERTIAN BAHASA SUNDA
Adalah bahasa daerah yang dipakai di Jawa Barat, sebagian Jawa Tengah sebelah barat, dan sebagian Daerah Khusus Ibu Kota Jakarta. Bahasa Sunda termasuk keluarga bahasa Hes- peronesia, cabang bahasa Indonesia Barat. Terdapat dua dialek bahasa Sunda yang lazim dipergunakan, yaitu dialek Banten dan dialek Cirebon.
Bahasa Sunda memiliki enam variasi bahasa, atau undah-usuk, yang terbentuk karena hubungan antara pembicara dan lawan bicara. Pertama adalah basa cohag, yaitu ragam bahasa sangat kasar yang biasa dipakai untuk berbicara kepada binatang atau manusia apabila sedang marah; kedua, basa kasar, wajar atau loma, yaitu ragam bahasa apg biasa digunakan berbicara kepada orang-orang yang sudah dianggap akrab, untuk berbicara di depan khalayak ramai, atau dalam lingkungan ilmiah; ketiga, basa panengah, adalah ragam bahasa pertengahan yang biasa diterapkan kepada orang yang dianggap lebih rendah tetapi dihargai; keempat, basa sedeng, adalah ragam bahasa halus untuk diri sendiri atau orang lain yang dianggap setingkat; kelima, basa lemes, adalah ragam bahasa halus yang diterapkan kepada orang lain yang belum akrab atau yang dianggap memiliki status lebih tinggi; keenam, basa luhur, adalah ragam bahasa sangat halus yang dipakai berbicara kepada orang yang dihormati.
Jumlah penutur bahasa Sunda yang merupakan bahasa daerah kedua di Indonesia setelah bahasa Jawa mencapai 22 juta orang. Bahasa yang digunakan oleh semua kelompok masyarakat Sunda ini berkedudukan sebagai bahasa daerah utama. Di Jawa Barat, bahasa daerah ini juga dipergunakan sebagai bahasa pengantar di sekolah-sekolah, terutama sekolah dasar.
Dalam sistem morfologisnya bahasa Sunda memiliki enam bentuk kata, yaitu kecap asal atau kata dasar, kata-kata yang tidak dihasilkan melalui suatu proses morfologis; kecap rajekan atau kata berulang, kata-kata yang dihasilkan melalui proses pengulangan (reduplikasi); kecap kantetan atau kata majemuk, kata-kata yang dihasilkan melalui proses gabungan kata; kecap memet atau kata akronim, kata-kata hasil penggabungan beberapa kata yang terjadi bersamaan dengan proses penyingkatan sehingga merupakan akronim; kecap wancahan atau kata singkatan, kata-kata yang dihasilkan dengan jalan penyingkatan; dan kecap runclayan atau kata turunan, kata-kata yang dihasilkan dari penggabungan antara bentuk dasar dan imbuhan.
Bentuk kalimat dalam bahasa Sunda menurut sis-tem sintaksisnya dapat dibedakan menjadi kalimah selancar dan kalimah ngantet. Kalimah selancar atau kalimat tunggal, terdiri atas dua golongan, yaitu kalimat basajan atau kalimat sederhana dan kalimat ruwed {jembay) atau kalimat kompleks. Kalimah ngantet atau kalimat majemuk juga terdiri atas dua golongan, yaitu kalimat ngantet sadarajat atau kalimat majemuk setara dan kalimat ngantet seler sumeler atau kalimat majemuk bertingkat.
Bahasa Sunda memiliki 13 pola kalimat sederhana dengan struktur S + P +- O +- Pel. +- Ket.
S = subjek
P = predikat
O = objek
Pel = Pelengkap
Ket = Keterangan
+ = disertai
+- = bisa disertai, bisa tidak disertai
Incoming search terms:
- pengertian bahasa sunda
- pengertian sunda
- pengertian basa sunda
- mareuhmeuh
- aksara ngantet
- bahasa sunda adalah
- arti mareuhmeuh
- kalimat bahasa sunda dan artinya
- definisi bahasa sunda
- arti bahasa sunda