PENGERTIAN BUDI LUHUR/KEBAJIKAN (VIRTUE)

By On Wednesday, April 29th, 2015 Categories : Bikers Pintar

Dalam mencari kebenaran, ilmuwan harus senantiasa berusaha melengkapi dirinya dengan budi luhur/kebajikan kalau ia ingin mempunyai peiuang, betapa pun tipisnya, untuk menerobos tabir rahasia keilmuan. Budi luhur/kebajikan ini misalnya kapasitas kerja keras, ketabahan atau kegigihan, ketekunan, kesetiaan pada tugas, keterbukaan untuk bekerja sama, saling menghargai rekan-rekannya sesama ilmuwan serta usaha dan hasil-hasil baik mereka. Namun ini semua juga budi luhur/kebajikan yang akan meningkatkan kebolehan manusia untuk berkomunikasi dengan sesamanya dan untuk secara wajar cenderung menunjukkan sikap-sikap dan perilaku moral terhadap sesamanya dan terhadap dunia alam.

Dalam abad ke-19 mekanika klasik mengalami kejayaan dan mencapai hasil-hasil yang menakjubkan. Hal ini membuat para cerdik pandai yang berpendidikan di bidang ihnu menjadi mabuk dengan sikap yang sombong, sikap “sok tahu segalanya”, seolah-olah mereka memegang kunci khazanah seluruh rahasia alam. Rasanya tak seorang pun akan menyangkal Robinowitch yang mengatakan bahwa “hal itu merupakan kesan kcliru tentang kemegahan yang segera lenyap” (Robinowitch, 1971), sebab sejak 1900 tonggak-tonggak keilmuan seperti teori kenisbian, teori kuanlum, kementahan (probabilitas) statistis yang menggusurkausalitas, asas ketakpastian, elektrodinamika kuantum, penemuan zarah-zarah keunsuran serta zarahnya, penemuan kuasar, dan sebagainya, telah mengajari para ilmuwan untuk bersikap rendah hati, terbuka, kritis, dan toleran.

Michael Polangi dengan optimis melihat harapan yang mekar dengansubur karena para ilmuwan belajar saling mempercayai dan mencampakkan sinisme yang tercipta dari kesyakwasangkaan satu sama lain. Katanya: ” .. masing-masing ilmuwan memutuskan sendiri apakah ia meyakini pernyataan-pernyataan tertentu di bidang ilmu dan masingmasing bertanggung jawab untuk menemukan persoalan dan berusaha memecahkannya dengan caranya sendiri,… masing-masing menguji dan mengajukan hasil-hasilnya menurut pertimbangannya sendiri-sendiri… namun, walaupun ada sebegitu besar individualisme yang ekstrem bekerja di sedemikian banyak cabang yang berbeda,… kita melihat bahwa para ilmuwan terus-menerus saling sependapat tentang sebagian besar hal-hal dalam ilmu.”

Kesediaan para ilmuwan untuk belajar saling mempercayai dan harga-menghargai menimbulkan harapan bahwa dengan bekerja bahumembahu, memadukan bakat, dana dan sumber daya untuk menangani tantangan masalah-masalah pokok yang bersifat mondial, kita dapat menggenapkan visi Yesaya yang indah, yakni suatu dunia tanpa kelaparan (Yesaya : 35 : 1,7). Kesanggupan untuk bekerja sama ini sulit sekali dicapai. Namun, seperti diamati oleh Orville Freeman di Pugwash (dan seperti pada beberapa peristiwa lain), mereka telah membuktikan bahwa mereka dapat berhasil setidak-tidaknya pada taraf pertama: berkomunikasi (Freeman, 1971). Dan berkomunikasi (dengan Ailah Alkhalik, dengan sesama manusia dan dengan alam) pada hakikatnya adalah tujuan humaniora.

PENGERTIAN BUDI LUHUR/KEBAJIKAN (VIRTUE) | ADP | 4.5