PENGERTIAN ETIOLOGI DEPRESI PADA MASA KANAK-KANAK DAN REMAJA
ETIOLOGI DEPRESI PADA MASA KANAK-KANAK DAN REMAJA – Apa yang menyebabkan anak-anak dan remaja menjadi depresi? Seperti halnya pada orang dewasa, bukti-bukti menunjukkan bahwa faktor-faktor genetik memegang suatu peranan. Memang, data genetik pada orang dewasa yang dikaii sebelumnya pada bab ini secara alami dapat diterapkan pada anak-anak dan remaja karena pengaruh genetik telah ada sejak lahir. Hanya saja pengaruh genetik tersebut dapat tidak segera tampak. Berbagai studi mengenai depresi pada anak-anak juga telah memfokuskan pada keluarga dan hubungan kekerabatan lain sebagai sumber-sumber stres yang dapai berinteraksi dengan suatu diathesis biologis. Memiliki seorang ibu yang mengalami depresi meningkatkan kemungkinan untuk mengalami depresi semasa masih anak-anak atau setelah remaja, namun lebih sedikit yang diketahui mengenai pengaruh dari sisi ayah atau penyebab keterkaitan tersebut Kita tahu bahwa depresi yang dialami salah satu pasangan atau keduanya sering kah berhubungan dengan konflik perkawinan; dengan demikian kita dapat memperktrakan bahwa depresi akan menimbulkan efek negatif bagi anak-anak dalam rumah tangga tersebut, dan memang demikian.
Ditemukan bahwa anak-anak yang mengalami depresi dan orang tua mereka saling berinteraksi secara negatif, contohnya, menunjukkan kurangnya ,keharfgatan dan lebih hostilitas satu sama lain dibanding antara anak-anak yang tidak mengalami depresi dan orang tua mereka. Anak-anak dan remaja yang mengalami depresi mayor juga memilikt keterampilan sosial rendah dan hubungan yang tidak baik dengan saudara-saudara kandung serta teman-teman mereka . Pola perilaku tersebut mungkin merupakan penyebab dan sekaligus konsekuens. depresi. Anak-anak dan remaja yang mengalami depresi memiliki kontak yang lebth sedikit dan kurang memuaskan dengan teman-teman sebaya yang sering kali menolak mereka karena tidak menyenangkan bila bersama mereka. Interaksi negatif tersebut pada akhirnya memperburuk citra diri dan rasa bermakna negatif yang telah ada pada diri anak-anak dan remaja tersebut. Kritisisme yang sering disampaikan orang tua mereka dapat sangat merusak rasa kompetensi dan makna diri si anak.
Konsisten dengan teori Beck (1967) dan teori ketidakberdayaan yang dipelajan mengenai depresi, berbagai distorsi kognitif dan gaya atribusional negatif memiliki keterkaitan dengan depresi pada anak-anak da remaja dengan cara yang sama seperti yang ditemukan pada orang dewasa . Bahwa cara pandang mereka (skemata) lebih negatif dibanding cara pandang anak-anak yang tidak mengalami depresi dan mirip dengan cara pandang orang-orang dewasa yang mengalami depresi. Berbagai temuan semacam itu memberikan kemungkinan keterkaitan yang berguna antara depresi masa kanak-kanak dan teori Beck serta penelitian terhadap orang-orang dewasa vang mengalami depresi. Bukti-bukti yang terkumpul mengindikasikan bahwa pengalaman di lingkungan rumah, terutama cara orang tua menghadapi anak-anaknya, menimbulkan kognisi dan pemikiran yang dapat memicu depresi. Meskipun demikian, beberapa penelitian mengindikasikan bahwa distorsi kognitif pada anak-anak dapat merupakan refleksi depresi dan bukan merupakan penyebab. Penelitian lain yang melibatkan pengetahuan tentang perkembangan kognitif normal pada anak-anak akan terbukti bermanfaat untuk memperjelas peran faktor-faktor kognitif dalam depresi pada anak-anak. Contohnya, akan menjadi penting untuk meneliti lebih jauh bagaimana skemata, sikap, dan makna diri berkembang selama masa kanak-kanak dan remaja.