PENGERTIAN EVOLUSIONISME

By On Friday, March 7th, 2014 Categories : Bikers Pintar

Paham yang menyatakan bah­wa prinsip dasar proses alam adalah perubahan dan perkembangan bentuk yang lebih rendah dan seder­hana menuju bentuk yang lebih tinggi dan mendekati kesempurnaan. Dalam pandangan ini, alam semesta dan kehidupan manusia dalam segala perwujudan dan aspeknya merupakan hasil perkembangan dan masih berkembang terus. Maka, evolusionisme memasuki berbagai bidang ilmu dan filsafat, seperti biologi, antropologi, psikologi, kosmologi, budaya, metafisi­ka, etika, dan agama.

Evolusionisme mempunyai banyak bentuk, tergan­tung pada penerapan dan pengandaian dasarnya. Ma­ka ada berbagai evolusionisme, yaitu evolusionisme mekanistik, naturalistik, vitalistik atau organismik, idealistik, pragmatik. Evolusionisme juga bersifat ateistik, panteistik maupun teistik, tergantung pada . penempatan Pencipta dalam proses evolusi yang ber­sangkutan.

Sering kali evolusionisme dianggap hasil pemikiran modern, padahal dalam kenyataannya, evolusionisme .. berakar jauh di masa lampau, yaitu pada pemikiran Yunani. Anaximander (611-546 SM) mengembangkan suatu pandangan lengkap tentang evolusi kosmos yang berasal dari apeiron yang juga menjadi tujuan kem­bali segala hal, termasuk manusia. Herakleitos (533- – 475 SM) mengajarkan bahwa segala sesuatu mengalir dan tak satu hal pun bisa menghalangi proses itu. Wa­lau ada logos rasional yang menjaga tertib segala se­suatu, prinsip utama realitas adalah perubahan. Pan­dangan evolusionistis juga dijumpai pada pemikiran Empedokles, Anaxagoras, Demokritus, Leucippus, Epikurus, dan beberapa filsuf lainnya. Aristoteles juga mengembangkan pandangan evolusi.

Ia berpendapat bahwa bentuk makhluk mengalami pergantian berkesinambungan. Selama pergantian itu, wujud yang lama yang kurang sempurna secara ber­tahap memberi kesempatan untuk muncul pada wil- . iud lebih muda dan lebih baik. Menurut Aristoteles, hidup sendiri muncul melalui metamorfosis langsung dari zat anorganik. Dalam pergantian itu, yang per- ta: a adalah tumbuhan, lalu hewan tetumbuhan, dan kemudian binatang yang dianugerahi penginderaan dan kekuatan berpikir sampai batas tertentu. Ting­kat tertinggi adalah manusia yang dapat menggapai pemikiran abstrak. Aristoteles berpendapat bahwa proses alam adalah perjuangan menuju kesempurnaan sebagai ungkapan atau perwujudan dari prinsip me­nyempurnakan yang inheren dalam alam semesta. Ha­silnya adalah evolusi dari yang rendah ke yang tinggi.

Pelopor evolusionisme modern berutang besar pa­da -emikiran evolusionisme Yunani, misalnya filsuf G. Cardano (1501-1576) mengadaptasikan evolusio­nisme Empedokles dan jiwa dunia dari Zeno menjadi gagasan Kristiani tentang jiwa abadi yang tak dapat mati. Pada awal abad ke-18, benih evolusionisme mo­dern telah tertanam dalam ilmu pengetahuan dan fil­safat. Dalam ilmu alam, Francis Bacon (1561-1626), John Ray (1627-1705), C. Linnaeus (1707-1778), G.L. Leclerc de Buffon (1707-1788), dan J.W. von Goethe (1749-1832) mengembangkan metode untuk ilmu ke­hidupan yang terbuka bagi pandangan evolusioner ten­tang alam. Dalam bidang filsafat, Immanuel Kant (1724-1804) mempersiapkan evolusionisme idealistik. Ia berpendapat bahwa walau manusia tidak dapat mengenal jiwa, alam semesta, dan Tuhan kecuali se­bagai gagasan regulatif dan pemersatu, ruang dan waktu adalah bentuk apriori pengalaman. Segala se­suatu berkembang dan harus dikenal dalam konteks ini. Schelling (1775-1854) memberi tekanan evolusio- nistik pada idealisme Kant, sedangkan Hcgel mengem­bangkan gagasan Kant dan Schelling dalam gagasan sejarah perkembangan.

Dasar evolusionisme ilmiah kontemporer diletak­kan di Inggris, terutama oleh Charles Darwin (1809- 1882), dan A.R. Wallace (1823-1913). Sebelum karya keduanya terbit, dalam bidang kosmogoni, astronomi, fisika, dan ilmu bumi sudah terdapat paham evolu­sionistis. Tetapi ketika The Origin of Species (1859) dan The Descent of Man (1871) muncul, kehidupan dan manusia juga diletakkan dalam evolusionisme ilmiah, sedangkan yang mengembangkan evolusionis­me agnostik dan mekanistik secara total adalah Her­bert Spencer (1820-1903), dan T. Huxley (1825-1895). Di Jerman, Ernst Haeckel (1834-1919) dan August Weismann (1834-1914) mengembangkan metafisika hylozoistik evolusioner. Sebelum Darwin menerbitkan bukunya, J.B. de Monet de Lamarck (1744-1829) su­dah mengetengahkan suatu teori sistematik ilmiah, na­mun di Perancis evolusionisme disambut dingin.

Incoming search terms:

  • evolusionisme
  • pengertian evolusionisme
  • teori evolusionisme
  • Pengertian revolusionisme
  • evolusionisme adalah
  • evolusionis
  • pengertian teori evolusionisme
  • pengertian evolusionis
  • Revolusionisme
  • pengertian evolusionistis
PENGERTIAN EVOLUSIONISME | ADP | 4.5