PENGERTIAN FRANKFURTER SCHULE
Suatu kelompok cendekiawan berhaluan kiri yang tergabung dalam Institut fuer Sozialforschung (Institut untuk Penelitian Sosial). Institut ini didirikan tahun 1923 di Frankfurt am Main, dipelopori dan disponsori oleh Felix J. Weil, sarjana ilmu politik yang menginginkan agar lembaga ini tidak bergantung pada lembaga dan kepartaian mana pun. Beberapa tokohnya adalah Friedrich Pollock (ahli ekonomi), Theodor W. Adorno (musikus, sastrawan, psikolog, dan filsuf), Herbert Mar- cuse (filsuf), Erich Fromm (ahli psikoanalisis), dan Max Horkheimer (filsuf). Ada juga tokoh generasi kedua seperti Juergen Habermas dan Alfred Schmidt. Direktur pertamanya Cari Gruenberg, seorang Mar- xis ortodoks. Pada tahun 1931, pimpinan dipegang oleh Max Horkheimer yang menjadikan kelompok ini terkenal dan cukup berpengaruh di kalangan para pemikir dan masyarakat sejaman. Mulai tahun 1932, institut ini menerbitkan majalah ilmiah Zeitschrift fuer Sozialforschung (jurnal untuk penelitian sosial). Pada masa pemerintahan Nazi tahun 1933, sekolah Frankfurt mendapat tekanan berat dan kemudian ditutup sehingga anggotanya hijrah ke berbagai negara seperti Amerika dan Swis, karena anggotanya kebanyakan orang Yahudi yang dibenci Nazi. Mereka tetap meneruskan penelitian ilmiah di tempat masing- masing.
Kelompok ini berlatar belakang idealisme Jerman (Kant dan Hegel), Marxisme, dan psikoanalisis Freud. Pemikiran mereka telah diilhami oleh semangat Auf- klaerung (Jaman Pencerahan) dalam arti luas, yaitu usaha manusia mencapai pengertian rasional yang emansipatoris. Mereka berpendapat bahwa ajaran Marx mengalami kelesuan, penyelewengan, dan kehilangan semangat revolusioner, karena itu mereka berusaha untuk mengadakan renovasi ajaran Marx. Menurut mereka perkembangan industri, pemerintahan, politik, sikap acuh tak acuh kaum muda, adanya perbedaan kelas dalam masyarakat adalah sama saja. Di lain pihak, di negara Eropa Timur yang mengaku penganut Marxisme dituduh sebagai borjuis, ketinggalan jaman, dan mudah menyerah pada keadaan. Kelompok ini tertarik untuk mengadakan penelitian terhadap struktur dan keadaan masyarakat. Menurut mereka kekurangan masyarakat yang mencolok adalah akibat ketidakmampuan bidang kritik masyarakat. Masyarakat kurang memperhatikan dampak kemajuan ilmu pengetahuan, teknik, dan industri modern yang mengakibatkan mundurnya kesejahteraan bangsa karena kekurangan atau ketidakmampuan kritik masyarakat terhadap perencanaan dan akibatnya.
Tidak mengherankan jika pandangan filsuf kelompok Frankfurt dikenal sebagai “teori kritis”. Untuk menjelaskan makna teori kritis, teori ini dibandingkan dengan teori tradisional. Teori tradisional adalah anggapan umum yang dianut ilmu pengetahuan; keseluruhan ucapan tentang bidang keahlian tertentu yang disusun sedemikian rupa sehingga semua ucapan dapat diturunkan dari sejumlah ucapan dasar. Anggapan ini memisahkan pemikiran dari aksi. Teori kritis beranggapan bahwa pengenalan manusia tidak pernah merupakan usaha yang terlepas dari atau terangkat di atas aksi. Tujuan teori kritis adalah emansipasi manusia dari relasi kemasyarakatan yang memperbudak.